Apakah Parents pernah menemukan gigi si kecil, biasanya di bagian depan mulai tampak menghitam? Kondisi tersebut disebut juga gigi gigis pada anak. Biasanya, ini seringkali dialami oleh balita.
Simak ulasan lengkapnya di artikel ini yuk, Parents.
Apa Itu Gigi Gigis?
Kerusakan gigi pada anak akibat tidak terjaganya kebersihan gigi sebelum tidur
Gigi gigis adalah salah satu kondisi yang kerap dialami balita dan anak-anak. Gigi gigis adalah kondisi di mana gigi si kecil mulai terlihat menghitam karena mengalami kerusakan atau gigi berlubang.
Banyak orang menyebut bahwa kondisi ini disebabkan karena anak terlalu sering mengonsumsi makanan dan minuman manis, kebiasaan menggosok gigi yang kurang rajin, atau penggunaan botol susu yang kurang tepat hingga anak tertidur. Itulah sebabnya, gigi gigis sering disebut juga dengan ‘karies botol’.
Pada tahap awal, bagian gigi dapat muncul area berkapur putih. Pada tahap selanjutnya, gigi akan terlihat berwarna coklat atau hitam. Biasanya, kondisi ini paling sering dialami di empat gigi anak bagian depan atas.
Ciri Gigi Gigis pada Anak
Ada beberapa gejala paling khas dari kondisi ini, yaitu:
- Munculnya bintik kecoklatan atau kehitaman pada gigi anak. Jika tidak ditangani, lama kelamaan bintik conklat bisa semakin meluas dan berlubang.
- Merasakan sakit atau nyeri pada gigi yang berlubang.
- Biasanya terletak pada gigi depan bagian atas.
Selain 3 tanda di atas, ada beberapa gejala lainnya yang bisa dialami masing-masing anak. Selalu perhatikan keluhan yang dialami si kecil.
Artikel terkait: Jangan salah kaprah! Gigi susu berlubang bisa berbahaya bagi anak
Penyebab Gigi Gigis pada Anak
Beberapa penyebab gigi gigis pada anak, diantaranya:
1. Kebiasaan Menyusu dengan Botol sambil Tertidur
Membiarkan anak minum susu atau cairan mengandung gula lainnya dari botol saat tidur bisa menyebabkan gigi anak menghitam atau gigi gigis. Kebiasaan ini menyebabkan gula yang terkandung dalam susu menempel pada permukaan gigi anak dalam waktu lama, sehingga kemudian memicu pertumbuhan bakteri jahat di dalam mulut.
Perpaduan antara bakteri, asam, dan air liur membentuk zat bernama plak yang menempel di gigi. Seiring waktu, asam yang dibuat oleh bakteri menggerogoti email gigi, hingga menyebabkan gigi berlubang dan membusuk.
2. Kebiasaan Menggunakan Dot
Penggunaan dot saat minum susu dapat menyebabkan gigi anak menghitam jika dot tersebut digunakan terlalu lama atau terlalu sering.
3. Tidak Menjaga Kebersihan Gigi dengan Baik
Selain susu, kerusakan gigi ini bisa disebabkan oleh sisa jenis makanan lain di dalam mulut, terutama yang mengandung karbohidrat (gula dan pati) yang tertinggal di gigi. Makanan tersebut termasuk kismis, permen, kue, jus buah, sereal, dan roti.
Karena itu, penting untuk membiasakan si kecil menjaga kebersihan gigi dengan baik, seperti rajin menyikat gigi dengan benar. Jarang menyikat gigi dapat memungkinkan plak dan bakteri merusak enamel gigi.
Faktor Risiko
Dilansi dari laman The John Hopkins Medicine, Semua anak memiliki bakteri di mulutnya. Jadi, semua anak berisiko mengalami kerusakan gigi. Tetapi, hal-hal berikut dapat meningkatkan risiko anak mengalami gigi gigis, yaitu:
- Tingginya kadar bakteri penyebab gigi berlubang.
- Diet tinggi gula dan pati.
- Pasokan air yang memiliki fluoride terbatas atau tidak ada di dalamnya.
- Kebersihan mulut yang buruk.
- Aliran air liur lebih sedikit dari biasanya.
- Faktor genetik juga dapat memengaruhi kesehatan gigi anak.
Diagnosis
Diagnosis biasanya dilakukan oleh dokter gigi atau spesialis dokter gigi anak. Proses diagnosis melibatkan langkah-langkah berikut:
-
Pemeriksaan Klinis: Dokter gigi akan melakukan pemeriksaan fisik pada gigi dan mulut si kecil. Mereka akan mencari tanda-tanda karies gigi, seperti noda hitam atau coklat pada gigi, lubang gigi, atau gigi yang terasa kasar.
-
Radiografi (X-ray): Untuk mendapatkan gambaran yang lebih mendalam tentang kondisi gigi, dokter gigi dapat melakukan foto gigi menggunakan sinar-X. Tindakan ini biasanya dilakukan pada posisi yang tidak terlihat.
-
Pengukuran Kedalaman Lubang Gigi: Dokter gigi akan menggunakan instrumen khusus untuk mengukur kedalaman lubang gigi. Hal ini membantu menentukan sejauh mana kerusakan gigi telah terjadi.
Setelah diagnosis dilakukan, dokter gigi akan memberikan rekomendasi perawatan yang sesuai dan diperlukan.
Artikel terkait: Ngeri! Ini efek bila Anda tunda menambal gigi berlubang
Cara Merawat Gigi Anak yang Terlanjur Gigis
Perawatan gigi anak akan tergantung pada gejala, usia, dan kesehatan umum anak. Itu juga akan tergantung pada seberapa parah kondisinya.
Gigi berlubang kecil pada gigi anak dapat diobati dengan tambalan gigi sederhana, sedangkan gigi berlubang yang dalam mungkin memerlukan terapi pulpa pediatrik atau bahkan pencabutan gigi bayi. Ada beberapa jenis tambalan, yaitu:
- Restorasi langsung. Ini memerlukan satu kunjungan untuk menempatkan isian langsung ke dalam lubang yang telah disiapkan. Tambalan ini dapat terbuat dari perak, bubuk kaca halus, asam akrilik, atau resin. Mereka sering berwarna gigi.
- Restorasi tidak langsung. Ini membutuhkan 2 kunjungan atau lebih. Mereka termasuk inlay, onlay, veneer, mahkota, dan jembatan. Ini dibangun dengan emas, paduan logam dasar, keramik, atau komposit. Banyak dari bahan ini dapat terlihat seperti enamel gigi alami.
Jika Parents mendapati gigi anak masih dalam tahap awal pembusukan dan belum berlubang (yaitu belum berkembang ke titik rongga yang sebenarnya), terkadang pembusukan dapat diobati tanpa menggunakan prosedur invasif. Jika demikian, dokter gigi anak akan bekerja sama dengan Parents dan anak untuk mengembangkan rencana perawatan kerusakan gigi yang sesuai, yang mungkin mencakup tindakan pencegahan. Misalnya melakukan perawatan pernis fluoride, memodifikasi pola makan, dan menjaga kebersihan mulut yang lebih baik.
Jika prosedur invasif diperlukan, mungkin sulit atau tidak mungkin untuk melakukan perawatan gigi berlubang dengan aman pada bayi dan balita tanpa menggunakan sedasi gigi anak. Dalam keadaan tertentu, silver diamine fluoride dapat digunakan untuk mengobati kerusakan gigi sementara sampai anak lebih besar dan lebih mampu mentolerir pilihan pengobatan invasif tanpa sedasi.
Kapan Harus ke Dokter Gigi?
Banyak yang menyarankan agar anak mulai mengenal dokter gigi sejak awal pertumbuhan gigi. Namun, sebagian ahli menganjurkan agar anak-anak memeriksakan giginya pada saat mereka berusia 2 tahun. Ini dapat dilakukan oleh dokter gigi atau ahli gigi lainnya, atau ahli kesehatan, seperti perawat atau dokter kesehatan ibu dan anak.
Pastikan anak yang lebih tua terus melakukan pemeriksaan. Tanyakan kepada dokter gigi atau ahli kesehatan mulut lainnya seberapa sering anak perlu melakukan pemeriksaan gigi.
Tips Mencegah dan Mengatasi Gigi Gigis pada Anak
Humairah Shah, dokter gigi dan penulis buku anak-anak, menyarankan agar frekuensi pemberian makanan manis di malam hari dikurangi. Dia juga menyarankan agar kita membiasakan untuk membersihkan mulut dan menyikat gigi anak.
Lap gigi bayi dengan kain kasa basah. Atau bila ia sudah berusia 1 tahun lebih, berikan air putih setelah menyusu untuk menghilangkan sisa gula yang menempel pada gigi anak.
Humairah Shah juga menyarankan 7 tips berikut untuk mencegah gigi gigis pada anak berikut ini:
- Sapih anak dari botol, begitu usianya memasuki 12-14 bulan.
- Jangan biasakan si kecil minum susu dari botol lebih dari 20 menit.
- Mulailah untuk menyikat gigi anak begitu gigi pertama mereka tumbuh; paling tidak, biasakan bersihkan gigi anak dengan kain kasa basah.
- Pemeriksaan gigi harus dimulai ketika anak berumur 1 tahun atau sebelumnya bila terlihat adanya masalah gigi.
- Jus dan soda bisa menyebabkan korosi gigi dan harus dihindari. Jumlah maksimum jus yang bisa dikonsumsi anak dalam sehari adalah 118ml. Untuk info lebih lengkap, baca: Hati-Hati, Jus Buah Bisa Tidak Baik Bagi Bayi
- Berilah si kecil makan setidaknya setiap 2-3 jam. Misalkan dengan menggunakan jadwal sarapan jam 8, cemilan ringan jam 10, makan siang jam 12 dan seterusnya. Sebaiknya di antara jadwal-jadwal di atas, air putih lah satu-satunya minuman yang ia konsumsi.
Untuk mencegah gigi gigis yang menghitam pada anak, sangat penting untuk menjaga perawatan gigi yang baik, seperti menyikat gigi secara teratur, mengontrol konsumsi gula, dan menghindari kebiasaan buruk yang dapat merusak gigi.
Pengalaman Bunda yang Gigi Anaknya Gigis
Permasalahan gigi gigis ini pun pernah dialami oleh beberapa ibu di kolom komunitas theAsianparent. Seorang ibu dengan akun anonim menceritakan bahwa kondisi gigi anaknya mengalami perubahan warna menjadi agak kekuningan. Bunda tersebut akhirnya disarankan untuk membawa sang anak ke dokter gigi anak.
Sementara itu, ibu dengan akun Thv memberi tanggapan bahwa karies atau gigi gigis bisa dipengaruhi sejak kehamilan.
“Katanya karena pas hamil jarang minum vitamin kalau enggak salah,” tulisnya.
Pertanyaan Populer Terkait Gigi Gigis
Ada banyak sekali pertanyaan mengenai gigi gigis, dua di antaranya adalah:
Apakah gigi gigis bisa tumbuh lagi?
Gigi gigis pada balita tidak bisa dibalik. Namun jangan khawatir, gigi bisa tumbuh lagi selagi gigi tersebut adalah gigi susu. Nantiya, gigi susu yang gigis akan digantikan dengan gigi permanen.
Gigi gigis apa harus dicabut?
Jika gigi gigis pada anak-anak yang tidak diobati dapat menyebabkan masalah kesehatan yang lebih serius. Karies gigi yang tidak diobati dapat menyebabkan infeksi mulut tingkat lanjut, sakit gigi, penyakit gusi. Dapat menyebabkan gigi permanen rusak karena mencegah gigi permanen tumbuh lurus dan sehat. Untuk itu, ada baiknya konsultasikan dengan dokter gigi anak terlebih dahulu untuk melihat apakah harus dicabut atau tidak.
Itulah beberapa informasi mengenai gigi gigis pada anak yang kerap terjadi di usia balita. Semoga dapat memberikan pencerahan bagi Parents untuk merawatnya atau mencegah sebelum terjadi.
***
Artikel telah diupdate oleh: Nikita Ferdiaz & Aulia Trisna
Baca juga:
Panduan Lengkap Untuk Ajari Anak Sikat Gigi Sejak Dini
Merawat Gigi Anak Sejak Dini
Anak Terlambat Tumbuh Gigi? Jangan Panik, Ini Penjelasan Dokter Gigi
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.