Setiap ibu hamil, pastinya menginginkan kehamilan yang sehat tanpa adanya gangguan ya, Bun. Meskipun begitu, tentu saja kondisi kehamilan masing-masing bumil bisa berbeda antara satu dengan yang lainnya. Beberapa bumil juga mungkin ada yang perlu melakukan beberapa tes, salah satunya fetal fibronectin test. Apa itu?
Untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan janin yang baik selama masa kehamilan, tubuh Bunda akan melakukan adaptasi dan bisa mengalami banyak perubahan. Salah satunya adalah adanya suatu jenis protein yang dihasilkan tubuh. Protein ini bernama fetal fibronectin.
Fetal fibronectin berfungsi sebagai lem biologis yang membuat kantung ketuban tetap melekat pada lapisan rahim. Nah Bunda, protein ini sangat berhubungan dengan kondisi persalinan prematur.
Apabila Bunda berisiko mengalami persalinan prematur, sebaiknya Bunda melakukan fetal fibronectin test (tes fetal fibronectin). Ini berguna untuk mendeteksi risiko persalinan prematur pada Bunda.
Lantas, seperti apa itu tes fetal fibronectin? Bunda harus menyimak penjelasannya berikut ini.
Mengenal Tentang Fetal Fibronectin Test
Seperti yang sudah disebutkan di atas, fetal fibronectin (fFN) adalah protein yang hanya diproduksi oleh sel kantung ketuban selama kehamilan Bunda. Protein ini merupakan lem biologis yang menempelkan kantung ketuban ke lapisan rahim Bunda.
Fetal fibronectin sendiri diproduksi secara alami dalam sekresi servikovaginal hingga kehamilan mencapai usia 22 minggu pertamanya. Kemudian, fFN akan diproduksi lagi pada akhir trimester ketiga.
Jika dalam rentang waktu antara minggu ke-22 dan ke-34 masa kehamilan protein tersebut terdeteksi, maka ini bisa menunjukkan kemungkinan Bunda akan mengalami persalinan prematur.
Untuk memastikan lebih lanjut apakah Bunda benar-benar berisiko mengalami persalinan prematur, maka Bunda dapat melakukan tes fetal fibronectin.
Dokter akan melakukan tes dengan cara menyeka sekresi di dekat serviks untuk mengetahui keberadaan protein fetal fibronectin pada kehamilan minggu ke-22 dan ke-34. Apabila hasil tes menunjukkan positif, itu bisa menjadi pertanda kalau “lem biologis” fFN telah rusak dan Bunda berisiko menjalani persalinan prematur.
Siapa saja yang harus melakukan fetal fibronectin test?
Perlu diperhatikan Bun, bumil disarankan melakukan tes fetal fibronectin jika mengalami kondisi di bawah ini:
- Berisiko tinggi mengalami persalinan prematur karena faktor-faktor seperti leher rahim pendek, faktor gaya hidup yang tidak sehat, riwayat kelahiran prematur, atau jika kehamilan saat ini terjadi dalam durasi singkat setelah persalinan sebelumnya.
- Menunjukkan tanda-tanda seperti sakit punggung terus-menerus, kram perut, tekanan atau pengetatan panggul atau perut bagian bawah, pendarahan atau bercak pada vagina, peningkatan keputihan, atau keputihan berair.
Kapan tes fetal fibronectin dilakukan?
Pada umunya, dokter obgyn akan menyarankan pelaksanaan tes fFN pada Bunda jika dicurigai adanya persalinan prematur.
Beberapa kemungkinan mengenai kapan Bunda harus melakukan tes ini, antara lain:
- Tes fetal fibronectin dapat dilakukan di antara minggu ke-22 dan ke-35 masa kehamilan. Periode ini adalah saat fFN idealnya tidak ditemukan dalam sekresi servikovaginal. Tes dilakukan pada ibu hamil yang menunjukkan tanda dan gejala persalinan prematur, seperti kontraksi rahim, kram perut dan ketidaknyamanan, tekanan panggul atau sakit punggung, serta perubahan keputihan.
- Jika Bunda masih merasakan gejala persalinan prematur selama beberapa minggu, meskipun setelah hasil tes fFN negatif, tes dapat diulang kembali. Sebab setiap hasil tes hanya valid selama 7 hingga 14 hari. Setelahnya, tes dapat diulang beberapa kali, apabila diperlukan.
Bagaimana cara membaca hasil tes fetal fibronectin?
Untuk membaca hasil tes fetal fibronectin, Bunda cukup melihat jika hasilnya positif antara minggu ke-22 dan ke-34 masa kehamilan, maka ada fetal fibronectin di dalam tubuh. Hal ini menandakan Bunda berisiko menjalani persalinan prematur.
Selanjutnya, dokter mungkin akan melakukan pemeriksaan panggul atau USG vagina. Jika hasilnya positif, langkah-langkah tertentu harus diambil untuk memastikan persalinan yang aman bagi Bunda dan meningkatkan peluang sang calon buah hati untuk bertahan hidup.
Mungkin juga akan disarankan mengonsumsi steroid untuk mematangkan paru-paru janin lebih cepat atau obat-obatan tertentu untuk mengurangi risiko komplikasi neurologis seperti cerebral palsy pada bayi.
Namun, jika hasil tes negatif, maka ini mengindikasikan tidak adanya fetal fibronectin di dalam sekresi vagina. Sehingga kecil kemungkinannya bagi Bunda akan mengalami persalinan prematur. Tetapi, apabila Bunda mengalami gejala persalinan dini yang berlanjut, tes fFN perlu dilakukan lagi.
Oleh karena itu, Bunda perlu mengetahui tanda-tanda persalinan dini ya, Bun. Jika Bunda merasakan ada gejala, segera hubungi dokter. Ini berguna agar Bunda mendapatkan tindakan yang tepat pada kehamilan dan persalinan dini (prematur) pun bisa diatasi dengan baik.
Semoga informasi ini bermanfaat ya, Bunda.
Artikel telah ditinjau oleh:
dr.Gita PermataSari, MD
Dokter Umum dan Konsultan Laktasi
****
Baca juga:
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.