Melahirkan buah hati dengan selamat tanpa kurang suatu apapun adalah hal yang dinanti calon orangtua. Selain persalinan normal, beberapa kondisi membuat dokter menganjurkan operasi caesar sebagai jalan melahirkan si kecil. Lantas, benarkah dampak operasi caesar berpengaruh signifikan terhadap imunitas anak di masa mendatang?
Kebingungan Jennifer Bachdim: Melahirkan Normal vs Caesar
Rasa galau perihal memilih metode persalinan yang tepat tak sendirian Bunda rasakan. Bahkan, artis Jennifer Bachdim merasakan hal yang sama. Seperti diketahui, pasangan artis Jennifer Bachdim dan Irfan Bachdim tengah berbahagia menanti kelahiran anak ketiga mereka!
Hal ini diberitahu melalui akun Instagram mereka yang memperlihatkan perut Jennifer yang tampak membuncit. Kabarnya, si kecil akan lahir pada Februari 2021 mendatang! Kendati bukan merupakan kelahiran pertama, berbagai pertanyaan rupanya masih menggelayut dalam benak perempuan 33 tahun tersebut.
Sebut saja apakah akan ada perbedaan antara kelahiran pertama dan kelahiran berikutnya? Metode persalinan apakah yang tepat untuk anak ketiganya ini, dan apa saja yang harus dipersiapkan untuk kelahiran kali ini?
Sebagai informasi, Jennifer memang melahirkan secara normal pada dua anak sebelumnya. Namun, ia belum mengetahui secara pasti apakah kehamilan kali ini tetap bisa dilalui dengan metode yang sama atau tidak.
Menariknya, Jennifer kemudian mencari tahu seperti apa perbedaan antara melahirkan normal dan operasi caesar. Terlebih, merujuk pada studi yang dilakukan ahli sains the Luxembourg Centre for Systems Biomedicine (LCSB) di Universitas Luxemburg menyebutkan, terdapat perbedaan signifikan antara persalinan secara normal dan operasi caesar.
Dampak Operasi Caesar Terhadap Imunitas Anak
Kondisi medis tertentu menjadi pertimbangan utama dokter untuk melakukan operasi caesar demi menghindari risiko keselamatan ibu dan bayi. Jalan ini tentu memiliki konsekuensi terhadap ibu, salah satunya proses pemulihan berjalan lebih lama. Selain itu, sistem imunitas tubuh anak yang lahir caesar tidak sekuat anak yang dilahirkan secara normal.
Hal ini dijelaskan secara gamblang dalam sebuah studi yang dipublikasikan dalam jurnal Nature, yang menyebutkan bahwa anak lahir normal mengambil sebagian besar dosis awal mikrobiota dari vagina ibu.
Berbeda dengan anak yang lahir secara caesar yang lebih banyak terpapar mikrobiota di lingkungan rumah sakit. Temuan tersebut memperkuat tingginya prevalensi asma, alergi, dan kondisi imun lainnya pada anak yang lahir Caesar.
“Bagaimana fungsi sistem kekebalan tubuh Anda sepanjang hidup Anda mungkin dipengaruhi oleh interaksi pertamanya dengan bakteri. Jika ada perbedaan hasil kesehatan jangka panjang dengan pola (bakteri) yang berbeda, itu memberi tahu kita sesuatu yang sangat penting tentang kesehatan,” ungkap Nigel Field, penulis senior dalam studi yang berasal dari University College London, mengutip Guardian.
Patut digarisbawahi bahwa sebenarnya bayi sudah dalam kondisi steril sejak masih di dalam rahim. Kondisi ini berubah ketika mereka lahir dan terpapar dunia luar, kala itu bayi mulai ‘mengonsumsi’ bakteri yang dengan cepat bisa menjajah usus.
Studi tersebut diperkuat oleh pernyataan dari Dr. Frieda Handayani Kawanto, Sp.A(K), Spesialis Anak, Sub Spesialis Gastro Hepatologi yang memaparkan sejauh apa dampak operasi caesar terhadap kesehatan si kecil. Salah satunya efek operasi caesar terhadap saluran pencernaan anak yang merupakan pintu masuk utama nutrisi anak.
“Terdapat sejumlah faktor yang memengaruhi imunitas anak yaitu kecukupan nutrisi, imunitas bawaan dari sang ibu, faktor lingkungan, dan juga dipengaruhi oleh metode persalinan,” tutur dr. Frieda.
Dr. Frieda menuturkan bahwa awalnya saluran cerna janin dalam keadaan steril, namun saat proses kelahiran dan sesudahnya akan terjadi kolonisasi bakteri saluran cerna oleh jalan lahir ibu dan lingkungan sekitar. Faktanya, pembentukan kolonisasi bakteri di usus bayi yang dilahirkan dengan operasi caesar dilaporkan terjadi lebih lambat dan komposisi bakterinya pun berbeda dibandingkan bayi yang dilahirkan spontan.
“Kolonisasi bakteri di usus bayi yang lahir spontan dilakukan oleh vagina dan feses ibu, seperti Lactobacillus dan Bifidobacterium. Sedangkan, bayi yang lahir secara caesar kolonisasi bakterinya banyak dipengaruhi faktor eksternal sehingga menimbulkan ketidakseimbangan mikrobiota usus,” sambung dr. Frieda.
Meningkatkan Imunitas Anak yang Lahir Caesar
Kendati menjadi jalan akhir, Bunda yang berencana melahirkan secara caesar tak perlu khawatir karena imunitas si kecil dapat kembali optimal dengan cara memberikan ASI eksklusif. ASI mengandung prebiotik dan probiotik yang membantu menstimulasi pertumbuhan serta aktivitas bakteri baik dalam usus.
“ASI mengandung lebih dari 200 spesies mikroorganisme yang dikenal sebagai probiotik dan human milk oligosaccharides atau yang dikenal sebagai prebiotik. Kombinasi probiotik dan prebiotik yang bekerja sinergis dan memberikan efek dikenal dengan Sinbiotik.
Sinbiotik inilah yang berperan menjaga keseimbangan bakteri baik di usus sehingga sistem imun bayi pada 2 tahun kehidupannya akan meningkat, selain itu risiko alergi anak berkurang. ASI pun juga mengandung antimikroba, sel imun, dan anti-inflamasi. Makrofa, Netrofil, Sitokin, dan Limfosit yang terkandung dalam ASI juga mendukung perkembangan imunitas anak menjadi kuat”, tukas dr. Frieda.
Proses kelahiran caesar memang menjadi pilihan akhir, namun mungkin harus dilalui sebagian calon ibu yang menghadapi kondisi tertentu. Untuk itu, tak ada salahnya mengetahui lebih dulu risiko metode persalinan yang akan dipilih.
Selain berkonsultasi dengan dokter spesialis pilihan Anda, manfaatkan tool yang sudah marak di dunia digital untuk mempermudah Anda. Salah satunya C-ready page. Melalui fitur ini, Bunda akan lebih mudah mengakses informasi terkait dampak melahirkan caesar.
Tak hanya itu aneka informasi bisa Anda dapatkan mulai dari persiapan, apa dampaknya terhadap daya tahan tubuh si kecil, hingga nutrisi yang tepat bagi anak yang lahir melalui operasi caesar.
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.