“Aduh, kenapa, sih, anak saya senang sekali pegang penisnya? Enggak cuma itu saja, bahkan tidak jarang ajak main smackdown sambil menggesekkan penisnya! Kalau sudah begini apa harus dilarang? Apakah ini tanda anak lelaki masuk fase phallic?”
Siapa di antara Parents yang sedang was-was, melihat kebiasaan si kecil yang sedang senang memegang penisnya? Atau vagina? Kemudian bertanya-tanya, saat melihat anak memainkan alat genital, apakah perlu dilarang atau dibiarkan saja?
Sebagai ibu dari anak lelaki, situasi ini pernah saya alami. Was-was, jika kebiasan memegang penisnya berlanjut sampai besar. Saking paniknya, saya sampai membatin, “Duh, ini wajar enggak, sih, dilakukan anak lelaki usia 3 tahun? Jangan-jangan ini jadi salah satu yang harus diwaspadai?”
Hahaha… iya… saya sebegitu khawatirnya. Yah, namanya juga ibu baru, ya. Belum punya pengalaman membesarkan anak lelaki.
Didorong rasa penasaran, mau tahu apakah tindakan anak lelaki seperti ini terbilang wajar, saya pun akhirnya bertanya kepada dr. Oka Negara, pengajar di bagian Andrologi. Seperti kata pepatah, malu bertanya, sesat di jalan. Jadi, daripada salah langkah, kenapa tidak bertanya pada ahlinya.
Artikel terkait: Anak Suka Membentak Saat Parents Menasihatinya? Kenali Penyebab dan Tips Mengatasinya
Apa yang Dimaksud dengan Fase Phallic?
Dokter yang sempat menjabat sebagai sekretaris di Asosiasi Seksologi Indonesia ini menjelaskan bahwa kondisi anak lelaki yang ‘memainkan’ penisnya merupakan hal yang wajar terjadi. Artinya, anak lelaki sudah memasuki fase phallic.
“Fase phallic merupakan tahapan yang akan dilalui anak usia 3-5 tahun, dan ini sesuai dengan perkembangan psikoseksualnya. Di mana si anak mulai merasakan sensasi seksual di kelaminnya pertama kali,” paparnya.
Kemudian dr. Oka menjelaskan bahwa ada beberapa perkembangan psikoseksual anak yang perlu dipahami orang tua. Apa saja?
0- 2 tahun
Nah, sejak lahir sampai anak usia 2 tahun, mereka sudah memulai dan merasakan sensasi seksual di area mulut. Oleh karena itulah, fase ini dinamakan fase oral.
2-3 Tahun
dr. Oka melanjutkan, pada usia 2 sampai 3 tahun, anak batita ini merasakan sensasi seksualnya di dubur, sehingga disebut fase anal.
3-6 Tahun, Muncul Fase Phallic
Artikel Terkait: Panduan Lengkap Perkembangan Anak 5 Tahun, Parents Wajib Tahu!
Selanjutnya, anak-anak mulai memasuki dan merasakan sensasi seksualnya di area kelamin. Nah, fase inilah yang sempat bikin saya khawatir. Bertanya-tanya, apakah situasi tersebut juga dinamakan sebagai masturbasi?
Fase inilah yang disebut sebagai fase phallic tadi. Menutut dr. Oka, tahapan ini memang sering kali disadari dan dipahami dengan baik oleh orang tua.
6-11 Tahun
Perkembangan psikoseksual selanjutnya adalah fase laten, di mana si anak tidak fokus dengan sensasi seksual tetapi lebih banyak di tumbuh kembang fisik dan kognitif. Nah, fase ini mulai dirasakan oleh anak-anak yang sudah masuk sekolah.
Usia 12 Tahun ke Atas
Tahapan terakhir adalah fase genital. Perkembangan psikoseksual di usia ini sudah memasuki perkenalan dan tahapan kehidupan seksual sesungguhnya yang ditandai dengan adanya tanda-tanda pubertas.
“Anak-anak usia ini mulai merasakan sensasi seksual, sudah bisa menikmati organ-organ seksnya secara sadar,” tegas dr. Oka.
Dengan demikian, kita sebagai orang tua memang perlu siap dan memberikan pendidikan seksual sesuai perkembangan usia anak. Kalau sudah memasuki usia praremaja dan remaja, anak memang perlu paham soal reproduksi.
Artikel Terkait: Bagaimana Menjauhkan Anak dari Seks Bebas?
Saat Anak Memasuki Fase Phallic dan ‘Memainkan’ Penis, Larang atau Dibiarkan?
“Dok, saat melihat anak memegang penisnya, apa yang perlu dilakukan oleh orang tua? Harus dilarang, atau bagaimana?”
Pertanyaan ini pun meluncur saat saat berkesempatan bertanya kepada dr. Oka. Ketika itu, dr. Oka mengatakan kalau kondisi ini sebenarnya tidak perlu dikhawatirkan secara berlebihan, apalagi sampai dimarahi.
Kata dr. Oka, “Saat orang tua melihat anak memainkan alat genitalnya, jangan dimarahi. Hal ini justru bisa terekam dalam memori si anak sebagai sebuah kejadian yang baginya memegang kelamin atau beraktivitas seksual itu adalah sebuah hal terlarang, ini justru akan berpotensi memunculkan persepsi buruk seksual di masa depannya.”
“Kalau anak mulai menggesek-gesekan penisnya. dibiarkan saja. Sejauh memang tidak menggangu lingkungan sekitar atau orang lain. Tetapi, kalau memang terlalu sering dan mengganggu, dialihkan saja ke hal lain. Misalnya dengan mengajak anak bermain yang lain atau diberikan permainan yang lebih menarik atau lakukan aktivitas fisik yang disenangi,” tambah dr. Oka.
dr. Oka juga menegaskan kalau fase ini akan dilewati anak lelaki atau pun anak perempuan. Selain itu, fase ini juga akan terlewati karena seiring pertumbuhan dan bertambahnya usia, anak akan akan beralih ke fase laten. “Jadi fase phallic biasanya, akan berhenti sekitar usia 5 atau 6 tahun biasanya.”
Apa yang dikatakan dr.Oka memang benar, kok. Dengan bertambahnya usia anak saya, fase phallic ini memang sudah dilewati. Namun, bukan berarti PR saya sebagai orang tua selesai, sebab saat ini anak saya sudah memasuki usia 11 tahun. Masuk usia praremaja, artinya ada tantangan baru yang menanti di mata.
Baca Juga:
Viral Murid TK Lakukan Pelecehan, Ini Panduan Memberikan Pengetahuan Seks Sesuai Usia Anak!
Tak Hanya Perempuan, Main Boneka Juga Baik untuk Anak Laki-Laki Lho, Ini 5 Manfaatnya
Perlukah Pendidikan Seks Pada Anak?
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.