Anak suka membentak atau berteriak ketika sedang dinasihati orangtua memang bisa menimbulkan rasa kesal tersendiri. Kebiasaan ini kerap terjadi ketika buah hati kita mulai beranjak remaja.
Akan tetapi, jika anak bersikap demikian, janganlah Parents turut terpancing membentak atau memarahinya. Sebab, hal itu justru tidak akan menyelasaikan permasalahan di antara anak dan orangtua.
Ada baiknya Parents mengetahui alasan mengapa anak suka membentak atau menggunakan nada tinggi ketika kita sedang berusaha menasihati mereka.
Faktor Penyebab Anak Suka Membentak Saat Dinasihati Orangtua
1. Terpengaruh Gaya Orang Terdekat
Anak adalah peniru ulung. Kalimat ini sudah sering diulang-ulang, ya, Parents, tetapi memang itulah nyatanya. Jika ingin anak Anda baik, maka perbaikilah perilaku dan diri Anda.
Untuk itu, sebagai orangtua, Parents perlu memberikan contoh terbaik dan berikan mereka hal-hal yang boleh dilakukan dan tidak boleh. Jangan sesekali membentak ataupun meninggikan suara ketika anak tidak mendengarkan nasihat Anda. Sebab, perilaku itu akan ditirukan kemudian hari bahkan mereka bisa balik membentak Anda.
2. Pola Asuh
Ketika anak menjadi pemarah dan suka membentak, jangan sesekali Parents ikut memperburuk suasana apalagi perasaannya, dengan cara membentak ulang atau bahkan memukul. Sebaiknya ajak anak untuk duduk atau mengambil napas agar tenang. Setelah itu, ajaklah diskusi dengan santai, sampaikan apa yang Parents inginkan.
3. Merasa Kurang Dihargai
Praremaja merupakan usia di amana anak sedang mencari jati dirinya. Maka dari itu, anak-anak di usia ini membutuhkan penghargaan, terutama dari lingkungan terdekatnya.
Parents bisa meminta anak menceritakan tentang pelajaran di sekolah. Namun saat Anda menemukan nilai jelek, tak perlu memarahinya. Sering juga berikan apresiasi atas kerberhasilan apa pun yang dicapainya.
4. Pengaruh Tontonan di Gadget
Gadget bagaikan dua mata pisau, bisa memberikan hal positif ataupun negatif. Untuk itu, jika Parents memberikan kelonggaran kepada anak untuk menggunakan gadget, berilah aturan dan batasan.
Misalnya, Parents bisa membuat jadwal waktu atau daftar tontonan apa saja yang boleh apa yang tidak boleh. Sebab, ada banyak kasus, anak-anak menirukan adegan-adegan yang mereka tonton. Contohnya berkelahi, membentak, membatah, dan perilaku bullying.
Terus awasi perkembangan anak, terutama dalam berperilaku. Jika ia salah, tegur dengan bijak, lalu ajarkan nilai-nilai yang baik dalam bersosialisasi. Misal sopan santu, hormat kepada orang yang lebih tua, menghargai sesama, dan berbicara yang sopan tanpa meninggikan suara.
Cara Mengatasi Anak yang Suka Membentak Saat Dinasihati
Parents mungkin selalu dibuat pusing dan kewalahan ketika menghadapi anak prameja. Apalagi saat ia diberitahui, eh, malah melengos bahkan meninggikan suara.
Sabar dulu, ya, Parents, mungkin saja ia sedang terpengaruh dari gaya bicara orang sekitar atau karena ia lagi frustasi. Hal ini sesuai dengan penjelasan dari Jane Nelsen, seorang penulis buku Positive Dicipline.
“Saat anak balas menyahut atau membantah perintah orangtuanya, sering kali yang ia lakukan itu adalah pernyataan rasa marah, frustrasi, takut, atau terluka. Jadi, ajaklah anak bicara tentang masalah yang sedang mengganggu pikiran, dan ajari ia mengekspresikan perasaannya tersebut dengan cara yang lebih baik.”
Adapun cara-cara yang bisa orangtua untuk mengatasi perilaku anak yang suka membentak yaitu:
1. Hadapi dengan Tenang
Saat anak Anda meninggikan intonasi suara, Parents harus tarik napas dalam terlebih dahulu, ya. Tahan diri agar tidak terlibat perdebatan. Namun jangan pula mendiamkannya, karena nanti akan menjadi kebiasaan. Tetap jaga intonasi, katakan dengan tegas bahwa Anda tidak menyukai kata-kata juga nada bicaranya.
2. Menutup Telinga
Menghadapi anak praremaja memang penuh tantangan, ya, Parents. Misal saat anak Anda mulai berbicara judes dan gaya bicara yang kurang sopan.
Menutup telinga bisa menjadi solusi terbaik agar Anda tidak ikut emosi. Katakan juga “Bunda tidak akan berbicara dengan kakak/adik sampai kamu mau berbicara dengan baik dan sopan” lalu tinggalkan ia ke ruang lain untuk memberi jeda waktu.
3. Membuat Batasan
Terapkan aturan dan nilai-nilai yang perlu dipatuhi semua anggota keluarga. Jangan takut menegur karena jika sekali dibiarakan anak akan terlewat batas.
4. Memahami Perasaannya
Memang, saat si praremaja sudah membuat onar pasti menguji kesabaran Parents. Namun tetaplah ada untuknya, pahami perasaannya meskipun Parents tak menyukai tingkah lakunya.
5. Fokus pada Solusi
Perbanyak diskusi dan ngobrol bareng dengan anak agar Parents mempunyai kedekatan lebih intens sehingga anak merasa lebih nyaman. Dengan begitu, saat kita memahami perasaannya dan menjadi teman, mereka pun akan nyaman untuk bercerita tanpa harus membentak dan meninggikan suara.
Poin paling penting adalah jadilah contoh terbaik untuk anak-anak Anda. Sebab, bagaimana mereka adalah bagaimana orangtuanya.
Itulah, ulasan mengapa anak suka membentak dan bagaimana cara mengatasinya. Semoga bermanfaat, ya, Parents !
Baca juga:
Tips Menjadikan Anak Suka Membaca
6 Tips Menghadapi Anak Suka Berbohong
Anak Suka Merebut Barang Milik Orang Lain? Ketahui 7 Penyebab dan Cara Mengatasinya
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.