Nyaris setiap kota di Indonesia memiliki camilan tradisional yang jadi kebanggaan warga setempat tak terkecuali warga Kota Bandung. Kalau di Solo ada yang namanya kue serabi, kota yang dijuluki Paris Van Java ini juga punya surabi. Kue yang sekilas mirip apem dan kini punya banyak varian rasa, tak hanya manis dan asin. Jika Anda berkunjung ke Kota Kembang, jangan lupa mencicipi buah tangan legendaris yang satu ini ya! Berikut fakta Surabi khas Kota Bandung.
5 Fakta tentang Kue Surabi
Bertandang ke Kota Bandung tidak lengkap rasanya jika belum mencicipi salah satu kue tradisional khas sana, yakni surabi. Kue yang satu ini sekilas mirip dengan apem dan sama-sama bikin kenyang. Istimewanya, camilan khas Bandung ini memiliki berbagai varian rasa seperti surabi kinca (gula aren) dan surabi oncom.
Seiring berkembangnya zaman, varian rasanya juga semakin beragam. Ada rasa keju, coklat, pisang, hingga rasa gurih asin dengan topping seperti sosis, ayam, abon, dan kornet. Dikenal sebagai camilan legendaris, kue surabi punya sejarah yang cukup panjang lho. Simak deretan fakta tentang kue surabi khas Kota Kembang berikut ini:
1. Dipengaruhi Budaya Belanda dan India
Kue surabi sudah berkembang di nusantara sejak zaman kolonial. Tak heran, banyak yang mengatakan bahwa camilan ini memiliki pengaruh dari budaya Belanda dan India.
Jika diperhatikan lebih seksama, tekstur dan bentuk surabi sekilas memang mirip pancake yang berasal dari Belanda. Bedanya, pancake terbuat dari tepung dan telur sementara surabi terbuat dari tepung beras dan santan kelapa.
Ada juga yang mengatakan bahwa kue ini mendapat pengaruh dari India. Bukan hal yang mengejutkan karena pada masa penjajahan dulu, banyak orang India yang masuk ke Indonesia melalui jalur perdagangan. Jika diperhatikan, kue ini juga mirip dengan apem yang juga dipengaruhi oleh budaya India.
Artikel terkait: Resep Kue Kontol Sapi, Jajanan Unik dan Nyeleneh Khas Cilegon
2. Fakta Surabi yang Merupakan Sajian Para Raja
Sumber: Okezone.com/Dinno Baskoro
Dahulu kala, kue ini hanya disajikan di hari-hari besar saja untuk raja dan keluarga bangsawan. Hal ini bisa dilihat secara etimologis, surabi berasal dari kata “Sura” yang dalam bahasa Sunda artinya besar.
Besar yang dimaksud di sini bukan dilihat dari ukuran kuenya melainkan ditujukan untuk apa dan siapa kue tersebut. Tak seperti sekarang, camilan ini pada zaman dahulu memang hanya disajikan untuk para pembesar. Kini semua orang bisa menikmatinya.
Artikel terkait: Mudah dan Praktis! Ini Cara Membuat Klepon yang Gurih di Rumah
3. Bedanya dengan Serabi Solo
Kalau Anda perhatikan lagi, dari segi nama dan bentuknya, kue yang satu ini punya kemiripan dengan serabi khas Solo. Selain itu juga sama-sama mengenyangkan dan gurih. Hanya saja, serabi Solo punya tekstur yang lebih tipis dan bahkan bisa digulung. Berbeda dengan surabi dari Bandung yang cukup tebal. Ketebalan ini dipengaruhi oleh bahan baku surabi Bandung yang terbuat dari tepung beras dicampur tepung terigu.
Artikel terkait: Resep Putu Mayang, Jajanan Tradisional yang Dirindukan
4. Fakta Surabi yang Masih Menggunakan Cara Tradisional dalam Memasak
Meski kini varian dari kue ini semakin beragam namun tidak dengan cara pembuatannya. Kebanyakan penjual surabi justru masih mempertahankan cara masak yang tradisional guna mempertahankan cita rasa.
Jika serabi Solo dimasak di atas wajan, surabi Bandung biasanya dimasak di tungku yang terbuat dari tanah liat. Kalau mau rasanya lebih otentik lagi, biasanya juga dimasak tidak menggunakan kompor melainkan menggunakan kayu bakar.
5. Rasa Kinca dan Oncom
Bagi Anda yang mendambakan cita rasa otentik, kami sarankan untuk mencoba varian rasa kinca dan oncom. Dua jenis rasa ini tidak akan bisa Anda temukan di tempat lain selain di Kota Bandung. Untuk varian rasa kinca, cita rasa yang dihasilkan adalah manis dan gurih. Manisnya berasal dari kuah gula aren yang diguyur di atas surabi. Sementara, untuk varian rasa oncom biasanya dipakai sebagai topping. Berkunjung ke Bandung tentu belum lengkap jika belum mencicipi oncom bukan?
***
Nah, Parents, itulah deretan fakta menarik tentang surabi, kue legendaris dari tanah Sunda. Berbeda dengan serabi Solo, kue yang satu ini lebih tebal dan varian rasanya lebih beragam. Kalau berkunjung ke Kota Kembang, pastikan Anda sudah mencicipi camilan legendaris ini ya!
Baca juga:
10 Resep Kue Basah Tradisional yang Enak dan Mudah Dibuat
3 Cara Membuat Kue Apem, Manis Gurihnya Bikin Nagih!
3 Resep Kue Akar Kelapa, Sajian Favorit Saat Momen Istimewa Bersama Keluarga
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.