Skoliosis atau masalah tulang belakang terdiri dari tiga jenis, salah satu di antaranya adalah skoliosis idiopatik. Jenis ini yang paling umum dan sering terjadi di kalangan anak-anak hingga remaja. Oleh karena itu, Parents perlu mengetahui apa saja fakta skoliosis idiopatik anak lainnya.
Salah fakta yang perlu diketahui, nyatanya skoliosis idiopatik ini rentan dialami anak perempuan bahkan 8 kali lebih tinggi jika dibandingkan anak laki-laki. Selain itu, jenis skoliosis ini dibagi menjadi tiga kategori berdasarkan usia dan seberapa persen mereka akan mengalaminya.
Adapun 3 kategori tersebut yaitu:
- Skoliosis idiopatik infantil, didiagnosis pada anak-anak antara usia baru lahir hingga 3 tahun. Jenis ini menyumbang kurang dari 1% dari semua kasus anak.
- Skoliosis idiopatik anak muda, didiagnosis pada anak-anak antara usia 3 hingga 9 tahun. Jenis ini mencapai 12-20% dari semua kasus anak.
- Skoliosis idiopatik remaja, didiagnosis pada anak-anak berusia antara 10 hingga 18 tahun. Sekitar 80% dari semua kasus anak skoliosis idiopatik termasuk ke dalam kategori ini.
Lantas, apa yang membuat seorang anak berisiko mengalami skoliosis idiopatik dan bagaimana gejalanya, serta apa saja tindakan pencegahan yang bisa dilakukan? Berikut kami berikan 5 fakta skoliosis idopatik anak untuk Parents.
5 Fakta Skoliosis Idiopatik Anak yang Perlu Diketahui
1. Belum Diketahui Penyebabnya Secara Pasti
Melansir dari situs KidsHealth, sayangnya sampai saat ini memang belum diketahui penyebab pasti skoliosis idiopatik, termasuk yang diderita oleh anak-anak. Sementara itu, penelitian juga memastikan jika skoliosis idiopatik bukan disebabkan oleh hal-hal seperti membawa ransel yang berat, postur tubuh yang buruk, olahraga, atau apapun yang dilakukan anak-anak.
2. Gejala Skoliosis Idiopatik pada Anak Sering Terlihat Jelas
Selama masa pertumbuhan anak, tanda-tanda skoliosis idiopatik sebenarnya sudah terlihat jelas. Adapun tanda-tanda atau gejalanya yaitu :
- Bahu tidak rata
- Satu pundak lebih menonjol daripada yang lain
- Tulang rusuk lebih menonjol di satu sisi
- Lingkar pinggang tidak rata
- Perbedaan tinggi panggul
Walau demikian, beberapa anak ada juga yang gejalanya tidak jelas. Jika ini terjadi, maka perlu melakukan pemeriksaan skoliosis sebagai bagian dari pemeriksaan rutin anak.
3. Pemeriksaan Fisik untuk Mendiagnosis Skoliosis Idiopatik
Dokter mendiagnosis skoliosis idiopatik melalui riwayat medis rinci dan pemeriksaan fisik. Dokter juga dapat melakukan pemeriksaan X-Ray untuk memungkinkan mereka melihat gambar tulang belakang.
Sementara itu, penyedia layanan kesehatan juga akan mengukur kurva skoliosis dalam derajat. Inilah tingkatan kurva tersebut:
- Kurva ringan berarti kurang dari 20 derajat
- Kurva moderat yaitu antara 25 hingga 40 derajat
- Lalu, kurva parah yaitu lebih dari 50 derajat
Hati-hati jika sudah menunjukkan kurva parah, karena dapat memengaruhi paru-paru. Namun, sebelum kondisi ini terjadi, para spesialis ortopedi terlebih dahulu akan mencegahnya agar tidak terjadi.
4. Pengobatan Berdasarkan Usia dan Tingkatan Kurva
Perawatan atau pengobatan untuk skoliosis idiopatik tergantuk pada sejumlah faktor, termasuk usia anak, keparahan kurva tulang belakang, lokasi kurva, dan pola perkembangan kurva. Dalam banyak kasus, observasi sederhana adalah bentuk pertama dari perawatan.
Anak-anak dengan skoliosis kurva ringan akan dipantau dalam pemeriksaan rutin ke dokter. Ini untuk memastikan jika kurva tidak semakin buruk.
Lalu, anak-anak dengan skoliosis kurva sedang biasanya dirawat dengan bracing. Penjepit menjaga tulang belakang dalam posisi yang lebih lurus saat anak tumbuh.
Cara itu dapat memperbaiki sebagian kurva atau mencegahnya menjadi lebih parah. Namun, jika lekukan semakin buruk meski sudah dikuatkan, maka anak mungkin perlu dioperasi.
Sedangkan untuk anak-anak dengan skoliosis kurva parah, biasanya mereka perlu operasi. Prosedur bedah yang paling umum adalah fusi tulang belakang.
5. Tidak Ada Efek Jangka Panjang Skoliosis Idiopatik
Skoliosis idiopatik bukanlah kondisi yang mengancam jiwa. Sebagian besar anak-anak dan remaja yang mengalaminya tetap dapat hidup normal dan aktif.
Efek jangka panjang tergantung pada tingkat keparahan skoliosis dan usia mereka. Oleh karena itu, melakukan diagnosis dan pengobatan dini adalah hal penting untuk meminimalkan efek jangka panjang skoliosis idiopatik.
Parents, demikianlah fakta skoliosis idiopatik anak yang perlu diketahui. Semoga bermanfaat.
Baca Juga :
Kanker tulang rentan terjadi pada anak, waspadai gejala dan penyebanya
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.