Clindamycin adalah obat untuk mengatasi gangguan kesehatan yang disebabkan oleh infeksi bakteri. Obat ini sering digunakan untuk mengobati penyakit seperti infeksi paru-paru, infeksi pada organ kewanitaan, sakit gigi, hingga infeksi kulit seperti jerawat.
Walau demikian, obat ini tidak dapat digunakan untuk mengobati penyakit yang disebabkan oleh virus seperti flu. Untuk lebih jelasnya, berikut manfaat, dosis, dan efek samping obat clindamycin.
Clindamycin Obat Apa? Ketahui Manfaat dan Cara Kerjanya
Clindamycin adalah antibiotik yang digunakan untuk mengatasi penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri. Obat ini sering dipakai untuk mengatasi permasalahan pada paru-paru, sistem pencernaan, sendi dan tulang, organ kewanitaan, jantung, serta kulit yang disebabkan oleh infeksi bakteri.
Ada juga yang menggunakan obat ini untuk mengatasi sakit gigi terlebih apabila antibiotik seperti penisilin ternyata tidak membuahkan hasil.
Obat ini juga sering digunakan untuk mengatasi jerawat serta menyamarkan noda bekas jerawat. Selain itu, beberapa penyakit yang juga dapat diobati dengan pemakaian clindamycin, yaitu infeksi telinga, amandel, radang tenggorokan, dan toksoplasmosis.
Cara Kerja Obat
Obat ini bekerja dengan cara menghentikan pertumbuhan bakteri sehingga mencegah penyebarannya ke bagian tubuh lainnya. Perlu diketahui pula bahwa antibiotik ini tidak dapat bekerja mengatasi penyakit yang disebabkan oleh virus seperti influenza.
Penggunaan obat clindamycin juga tidak dapat dilakukan secara sembarangan melainkan harus dengan resep dokter. Antibiotik ini tergolong dalam antibiotik lincomycin yang apabila dikonsumsi secara asal-asalan dapat menyebabkan kekebalan terhadap antibiotik. Akibatnya, pasien akan lebih rentan mengalami re-infeksi di kemudian hari.
Baca juga: Pemberian antibiotik berlebihan pada anak bisa berbahaya, begini penjelasan dokter!
Berapa Dosis Minum Clindamycin? Ini Aturan Pemakaiannya
Dosis minum clindamycin pada dasarnya disesuaikan berdasarkan usia, tingkat keparahan infeksi, serta kondisi kesehatan pasien dan respon tubuh terhadap obat. Perlu diketahui juga bahwa antibiotik ini tersedia dalam bentuk kapsul, gel dan salep, serta injeksi melalui suntikan.
Untuk clindamycin dalam bentuk kapsul, dosisnya adalah sebagai berikut:
- Dewasa
Dosis maksimum per hari adalah 1,8 g. Diminum 150-300 mg tiap 6 jam. Pastikan ada jeda yang cukup antara satu dosis dengan dosis berikutnya. Dapat diminum sebelum ataupun sesudah makan.
- Anak
Bila berat badan anak kurang dari 10 kg, maka dosis yang diberikan minimal 37,5 mg tiap 8 jam sebanyak 3 kali sehari. Apabila berat badannya lebih dari 11 kg, maka aturan pakainya adalah untuk infeksi biasa 8-12 mg per hari, infeksi parah 13-16 mg per hari, dan infeksi lebih parah 17-25 mg per hari.
Sebagai catatan, untuk obat yang berbentuk kapsul, pastikan diminum sampai habis meskipun gejala sudah hilang dan kondisi telah membaik. Sebab, jika obat masih tersisa maka akan menyebabkan tubuh rentan mengalami re-infeksi dan apabila terinfeksi kembali maka bakteri akan kebal terhadap obat. Hindari berbaring selama 10 menit setelah meminum obat.
Dosis Obat yang Berbentuk Gel atau Salep
Untuk clindamycin dalam bentuk gel atau salep, dosisnya adalah sebagai berikut:
- Cukup dioleskan sedikit pada bagian luar yang infeksi, misalnya di bintik jerawat. Biasanya cukup dioleskan sebanyak 1-2 kali sehari atau sesuai dengan saran dokter. Hindari mengoleskannya di area kulit yang sensitif seperti di dekat bibir, mata, dan hidung karena bisa menyebabkan sensasi seperti terbakar. Jangan lupa cuci bersih area yang infeksi terlebih dahulu dan keringkan dengan handuk bersih untuk menghindari infeksi sekunder.
Untuk obat yang berbentuk gel dan salep, sebaiknya tidak disimpan di dalam kulkas karena justru teksturnya akan mengeras. Simpanlah di wadah tertutup dan dalam suhu ruangan serta tidak terpapar matahari secara langsung untuk menjaga khasiatnya.
Baca juga: Peringatan CDC: Jangan Minum Antibiotik untuk Penyakit yang disebabkan oleh Virus
Efek Samping Obat Clindamycin, Ketahui Risikonya
Meskipun aman dikonsumsi namun, penggunaan obat clindamycin juga bisa menyebabkan beberapa efek samping. Oleh sebab itu, penting untuk memantau kesehatan selama pemakaian obat ini. Adapun efek samping yang sering dijumpai adalah mual, muntah, sakit perut ringan, nyeri sendi, ruam atau gatal ringan, nyeri ulu hati, sakit tenggorokan, heartburn, atau iritasi.
Pada beberapa kasus, bisa juga terjadi efek samping yang serius yang meliputi diare, sesak napas, tidak bisa buang air kecil, demam, sakit pada mulut dan tenggorokan, memar, perdarahan tidak biasa, hingga reaksi alergi parah seperti bengkak pada wajah atau lidah, mata terasa terbakar, ruam merah yang menyebar, serta kulit melepuh dan mengelupas.
Apabila Anda mengonsumsi antibiotik tersebut dan mengalami efek samping yang serius maka dianjurkan untuk segera menghubungi dokter. Selain itu, efek samping yang serius juga bisa muncul dalam bentuk selain di atas. Segera konsultasikan dengan dokter atau apoteker bila mengalaminya.
Parents, demikian informasi mengenai serba-serbi obat clindamycin. Harap diingat bahwa penggunaan antibiotik ini harus dengan resep dokter. Gunakan sesuai anjuran dokter untuk menghindari gangguan kesehatan yang berisiko bagi tubuh.
Baca juga:
Waspadai Bahaya Penggunaan Antibiotik yang Berlebihan
Bisa Bantu Mengatasi Infeksi, Ini 8 Jenis Antibiotik Alami untuk Anak
Waspadai resistensi antibiotik yang terjadi pada ibu hamil, dampaknya bahaya!
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.