Rasa was-was tengah dirasakan Suchii, ibu dari Embun yang usianya sudah memasuki 2 tahun. Sebabnya, Embun masih belum banyak bisa bicara dengan jelas. Tak ingin anaknya mengalami keterlambatan bicara, Suchii pun mulai mencari tahu terapi bicara yang tepat dan bisa diterapkan pada puterinya.
Tak bisa dipungkiri, melihat anak belum lancar bicara tentu saja menjadi kekhawatiran orangtua. Meskipun saat ini ganguan bicara dan bahasa merupakan salah satu gangguan perkembangan anak yang sering terjadi. Beberapa laporan menyatakan angka kejadian gangguan bicara dan bahasa anak mencapai 5 sam[ao 10% pada anak sekolah.
Pertanyaan, kapan kondisi perlu dikhawatirkan hingga anak membutuhan terapi bicara secara khusus?
Terapi bicara untuk anak: Manfaat dan cara mudah menerapkannya di rumah
Sebelum memutuskan mengajak si kecil untuk melakukan terapi, mengapa tidak mencoba memaksimalkan dengan memberikan stimulus di rumah?
Pada dasarnya, terapi bicara merupakan metode intevensi bahasa yang dapat meningkatkan kemampuan komunikasi, kemampuan untuk membedakan nada bicara, mengatasi artikulasi yang kurang tepat dan gangguan fonologis atau dialek yang dialami oleh anak. Harapannya, terapi ini dapat membantu buah hati dalam mengekspresikan diri mereka melalui bahasa verbal dan non-verbal.
Ada pun beberapa latihan bicara ini berfokus pada:
- Kelancaran artikulasi pada kata-kata dan kalimat yang dilontarkan
- Menggunakan nada bicara yang tepat sesuai dengan kondisi tertentu. Misalnya, mengajarkan anak bahwa berbicara dengan orang lain harus sopan dan tidak baik jika menggunakan nada tinggi.
- Paham arti dari gambar dan simbol yang dilihat, sehingga ia mampu untuk menceritakan makna dari ketiga hal tersebut.
Kapan anak membutuhkan terapi bicara?
Kemampuan bicara pada anak tentu saja berbeda, sesuai dengan kondisi mereka masing-masing. Maka, Jenis terapi pun sebenarnya harus disesuaikan lebih dulu.
Namun memang, beberapa anak yang memiliki kesulitan dalam melakukan sosialisasi urgensi yang tinggi untuk melakukan terapi. Anak yang dinilai sangat membutuhkan jenis terapi ini memiliki kriteria sebagai berikut:
- Kalimat yang dilontarkan oleh anak sulit dipahami orang lain
- Anak tidak mampu mengungkapkan perasaan atau keinginannya secara verbal
- Berbicara dengan gagap atau selalu mengulang kalimat
- Belum bisa bersosialisasi dengan teman sebaya atau orang-orang di sekitarnya
Berbagai terapi yang mudah dilakukan di rumah
Beberapa tips yang bisa Parents lakukan untuk meningkatkan keterampilan komunikasi anak di antaranya:
Dalam hal ini, Parents dianjurkan untuk menanyakan sesuatu yang dapat mendorong anak berpikir untuk menjawabnya seperti “Kalau Bunda mengizinkan kamu memelihara kucing, kira-kira kamu mau melakukan apa saja dengannya?”.
Pertanyaan seperti itu akan mendorong anak untuk mengungkapkan ide-ide mereka. Dengarkan ia dengan seksama dan batulah ia jika Anda melihatnya mulai kesulitan mengekspresikan pikiran.
- Dorong anak untuk membaca
Beli atau pinjamlah buku dari perpustakaan untuk si kecil. Anda juga bisa bertanya padanya kira-kira apa yang dia sukai. Misalnya jika dia suka dengan karakter kartun tertentu, maka berilah ia buku tentang tokoh tersebut.
Bacalah buku tersebut bersama-sama. Anda juga bisa meminta si kecil untuk membaca setiap kalimat dalam buku dengan suara keras untuk melatih kemampuan bicara si kecil.
Ajak kerabat atau teman si kecil untuk bermain hal sederhana ini. Caranya, buatlah mereka duduk atau berdiri sejajar. Setelah itu, bisikkan kalimat pada seorang anak kemudian suruh anak tersebut membisikkan kalimat yang sama pada yang lain.
Anak yang berdiri di jajaran paling akhir harus mengungkapkan kalimat tersebut dengan keras. Permainan ini dapat membantu buah hati menambah kosa kata serta mengetahui cara pengucapan kalimat dengan artikulasi tepat.
Beberapa permainan lain yang dapat meningkatkan kemampuan bicara anak di antaranya:
- Latihan bicara atau akting di depan cermin
- Bermain bola tangkap
- Jalan-jalan di sekitar rumah sambil bertanya mengenai benda-benda yang ada di sekitar sana
- Permainan silat lidah. Ajarkan anak mengucapkan kalimat dengan susunan kata yang mirip tapi memiliki arti berbeda seperti “ular melingkar di atas pagar”, “satu ribu, dua biru, tiga ribu, empat biru”, “kelapa diparut, kepala digaruk”, dan sebagainya
- Permainan meniup gelembung
- Bermain alat musik yang menggunakan mulut seperti harmonika, suling, dan sebagainya. Hal ini agar mulut anak terlatih dan lebih fleksibel untuk mengucapkan kalimat yang kompleks.
Pilih terapi yang sesuai dengan usia anak
Anda tidak bisa memaksa anak usia dua tahun untuk langsung bisa berpidato di depan umum dengan kalimat sempurna, bukan? Maka dari itu, buatlah target pencapaian yang sesuai dengan usia mereka saat ini. Jangan memberikan jenis latihan bicara yang tidak sesuai dengan umur mereka.
Jika usia anak Anda di bawah dua tahun, Anda bisa melatih kemampuan bicaranya dengan cara berikut:
- Buat suara “ma”, “ba”, “da”. Buah hati mungkin akan tergerak untuk mengikutinya
- Ajak ia mengobrol saat melakukan aktivitas meski ia belum bisa menjawabnya.
- Berbicaralah dengan bayi selayaknya Anda mengobrol dengan orang dewasa. Kalimat yang dibuat lucu seperti “anak tiapa ti ini?”, “Adek mau makan cama apa cekalang?”, cenderung akan menghambat kosakata dan kemampuan artikulasinya kelak.
- Selalu menggunakan gestur ketika berbicara pada anak
- Bacakan ia cerita dongeng
Banyak cara yang bisa Anda lakukan untuk meningkatkan kemampuan berbicara anak. Parents juga harus sabar ketika melatih buah hati berkomunikasi. Jangan terburu-buru dan berikan mereka kesempatan untuk meningkatkan kemampuan ini dengan sendirinya ya, Parents.
***
Baca juga:
Ingin mengajak bayi bicara sejak dalam kandungan? Begini caranya, Parents!
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.