X
theAsianparent Indonesia Logo
theAsianparent Indonesia Logo
kemendikbud logo
Panduan ProdukMasuk
  • Kehamilan
    • Kalkulator perkiraan kelahiran
    • Tips Kehamilan
    • Trimester Pertama
    • Trimester Kedua
    • Trimester Ketiga
    • Melahirkan
    • Menyusui
    • Kehilangan bayi
    • Project Sidekicks
  • Artikel Premium
  • Breastfeeding Week 2023
  • Cari nama bayi
  • Perawatan Ibu dan Bayi
  • Kulit Bayi
  • Rangkaian Edukasi
    • Pengasuhan Anak
    • Edukasi Prasekolah
    • Edukasi Sekolah Dasar
    • Edukasi Remaja
  • TAPpedia
  • TAP Rekomendasi
  • Anak
    • Bayi Baru Lahir
    • Bayi
    • Balita
    • Prasekolah
    • Anak
    • Praremaja & Remaja
  • Parenting
    • Keluarga
    • Pernikahan
    • Seks
    • Berita Terkini
  • Kesehatan
    • COVID-19
    • Info Sehat
    • Penyakit
    • Vaksinasi
    • Kebugaran
  • Gaya Hidup
    • Korea Update
    • Hiburan
    • Travel
    • Fashion
    • Kebudayaan
    • Kecantikan
    • Keuangan
    • Marvelous Asian Mums Special 2021
  • Nutrisi
    • Resep
    • Makanan & Minuman
    • Sarapan Bergizi
  • Videos
    • Kata Pakar Parenting
    • Plesiran Ramah Anak
    • Pilihan Parents
    • Kisah Keluarga
    • Kesehatan
    • Kehamilan
    • Event
    • Tumbuh Kembang
  • Belanja
  • Ayah manTAP!
    • Kesehatan Ayah
    • Kehidupan Ayah
    • Aktivitas Ayah
    • Hobi
  • VIP
  • Awards
    • TAP x Tokopedia Awards 2023

Perbedaan Autisme dan ADHD pada Anak, Jangan Keliru!

Bacaan 11 menit
Perbedaan Autisme dan ADHD pada Anak, Jangan Keliru!

Autisme dan ADHD memang mirip, dan bisa terjadi pada anak manapun, Parents. Pahami tanda-tanda yang bisa terlihat sejak kecil agar penanganannya tepat.

Gejala anak dengan autisme dan ADHD bisa mirip. Padahal, kedua kondisi ini sama sekali berbeda. Apa saja perbedaan autisme dan ADHD?

Gangguan Spektrum Autisme (GSA) dan Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) pada anak bisa terlihat sama. Pada kedua kondisi tersebut, anak-anak dapat mengalami kesulitan untuk fokus atau konsentrasi.

Mereka juga bisa berlaku impulsif, sulit berkomunikasi atau menjalin hubungan interpersonal, serta kesulitan dalam menyelesaikan tugas-tugas sekolah. 

Akan tetapi, sebenarnya GSA dan ADHD adalah dua kondisi yang berbeda. Bagaimana perbedaannya?

Table of Contents

  • Pengertian Autisme dan ADHD
  • Penyebab
  • Gejala
  • Cara Mendiagnosis
  • Cara Merawat
  • Gangguan Spektrum Autisme Vs ADHD
  • Perbedaan Autisme dan ADHD yang Mendasar 

Pengertian Autisme dan ADHD

Perbedaan Autisme dan ADHD

Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) dan autisme dapat terlihat sangat mirip satu sama lain. Keduanya memang memiliki gejala yang sama seperti masalah fokus, cara berkomunikasi, dan bagaimana membangun relasi. Namun faktanya, keduanya adalah kondisi yang berbeda.

Autisme

Autism Spectrum Disorder (ASD) atau gangguan spektrum autisme mengacu pada berbagai kondisi yang ditandai dengan masalah keterampilan sosial, perilaku berulang, ucapan, dan komunikasi nonverbal.

Beberapa orang dengan ASD mungkin memerlukan bantuan yang signifikan dalam kehidupan sehari-hari mereka, sementara yang lain mungkin membutuhkan lebih sedikit bantuan dan dalam beberapa kasus tak jarang orang dengan autisme bisa hidup mandiri sepenuhnya.

Orang autis mungkin bertindak dengan cara yang berbeda dengan orang lain. Namun, autisme bukanlah sebuah penyakit, melainkan berarti otaknya bekerja dengan cara yang berbeda dari orang lain.

Beberapa orang autis memiliki kecerdasan rata-rata atau di atas rata-rata, tetapi beberapa dari mereka juga mungkin memiliki ketidakmampuan/kesulitan belajar atau learning disability.

ADHD

Sementara itu attention-deficit/hyperactivity disorder (ADHD) adalah salah satu gangguan mental yang paling umum terjadi pada anak-anak. Kondisi ADHD ditandai dengan tidak mampu fokus, hiperaktif, dan impulsif.

ADHD sering kali pertama kali diidentifikasi pada anak usia sekolah ketika ia dinilai menyebabkan ‘gangguan’ di kelas atau masalah dengan pekerjaan sekolah. ADHD lebih sering didiagnosis terjadi pada anak laki-laki daripada anak perempuan.

Banyak anak mungkin mengalami kesulitan untuk duduk diam, menunggu giliran, memperhatikan, gelisah, dan bertindak impulsif. Namun, anak-anak yang memenuhi kriteria diagnostik untuk ADHD memiliki ciri khusus dalam gejala hiperaktif, impulsif, organisasi, kurang perhatian yang cenderung lebih kuat dibandingkan anak seusianya.

Anak dengan ADHD dapat mengalami kesulitan yang signifikan dalam kehidupan sehari-hari anak dan menyebabkan masalah di rumah, di sekolah atau tempat kerja, dan dalam hubungan dengan orang lain.

Artikel terkait: 15 Ciri Anak Autisme dari Ringan hingga Berat, Parents Perlu Tahu!

Penyebab

Penyebab pasti dari ADHD masih belum sepenuhnya dipahami, tetapi ada beberapa faktor yang berpengaruh, misalnya genetik. ADHD cenderung diturunkan dalam keluarga.

Penelitian menunjukkan bahwa seseorang yang memiliki orang tua dan/atau saudara kandung yang memiliki ADHD berisiko tinggi mengalami ADHD juga.

Sama seperti ADHD, gangguan spektrum autisme juga tidak memiliki penyebab yang diketahui pasti.

Autisme adalah gangguan spektrum, oleh karena itu setiap orang dengan autisme memiliki masalah yang berbeda-beda. Mengingat kompleksitas gangguan, dan fakta bahwa gejala dan tingkat keparahannya bervariasi, mungkin ada banyak penyebab. Baik genetika dan lingkungan bisa berperan sebagai faktor risiko.

Gejala

Perbedaan Autisme dan ADHD pada Anak, Jangan Keliru!

Gejala ADHD

Ada 3 gejala khusus ADHD yaitu:

  • Inatensi, yaitu tidak mampu menjaga fokus
  • Hiperaktif, gerakan berlebih yang tidak sesuai dengan situasi
  • Impulsif, tindakan tergesa-gesa yang terjadi pada saat tanpa berpikir

Seorang anak yang menunjukkan pola inatensi mungkin sering:

  • Gagal memperhatikan detail atau membuat kesalahan ceroboh dalam tugas sekolah
  • Mengalami kesulitan untuk tetap fokus dalam tugas atau bermain
  • Tampak tidak mendengarkan, bahkan ketika diajak bicara secara langsung
  • Mengalami kesulitan mengikuti instruksi dan gagal menyelesaikan tugas sekolah atau pekerjaan rumah
  • Mengalami kesulitan mengatur tugas dan aktivitas
  • Menghindari atau tidak suka tugas yang membutuhkan upaya mental yang terfokus
  • Kehilangan barang-barang yang diperlukan untuk tugas atau aktivitas, misalnya mainan, tugas sekolah, pensil
  • Mudah terdistraksi
  • Lupa melakukan beberapa kegiatan sehari-hari, seperti lupa mengerjakan tugas

Sedangkan seorang anak yang menunjukkan pola gejala hiperaktif dan impulsif mungkin sering:

  • Tampak gelisah
  • Menepuk tangan atau menggerakan kaki kakinya, atau menggeliat di kursi
  • Mengalami kesulitan untuk tetap duduk di kelas atau dalam situasi lain
  • Menunjukkan gerakan konstan
  • Berlari atau memanjat dalam situasi yang tidak tepat
  • Mengalami kesulitan bermain atau melakukan aktivitas dengan tenang
  • Terlalu banyak bicara
  • Mengalami kesulitan untuk menunggu gilirannya
  • Menyela atau mengganggu percakapan, permainan, atau aktivitas orang lain

Gejala Autisme

Seorang anak (atau orang dewasa) dengan gangguan spektrum autisme mungkin memiliki masalah dengan interaksi sosial dan keterampilan komunikasi, termasuk salah satu dari tanda-tanda ini:

  • Gagal merespons namanya atau terkadang tampak tidak mendengar orang berbicara
  • Menolak memeluk dan memegang, dan tampaknya lebih suka bermain sendiri
  • Memiliki kontak mata yang buruk dan tidak memiliki ekspresi wajah
  • Tidak berbicara atau mengalami keterlambatan bicara, atau kehilangan kemampuan sebelumnya untuk mengucapkan kata atau kalimat
  • Tidak dapat memulai percakapan atau melanjutkan percakapan
  • Berbicara dengan nada atau ritme yang tidak normal dan mungkin menggunakan suara nyanyian atau ucapan seperti robot
  • Mengulangi kata atau frasa kata demi kata, tetapi tidak mengerti cara menggunakannya
  • Tampaknya tidak memahami pertanyaan atau petunjuk sederhana
  • Tidak mengungkapkan emosi atau perasaan dan tampak tidak menyadari perasaan orang lain
  • Tidak menunjuk atau membawa benda untuk berbagi minat dengan orang lain
  • Pendekatan interaksi sosial yang tidak tepat dengan bersikap pasif, agresif, atau mengganggu
  • Memiliki kesulitan mengenali isyarat nonverbal, seperti menafsirkan ekspresi wajah orang lain, postur tubuh atau nada suara

Ada juga pola-pola perilaku khusus dari orang dengan spektrum autisme seperti:

  • Melakukan gerakan berulang, seperti mengayun, berputar, atau mengepakkan tangan
  • Melakukan aktivitas yang dapat membahayakan diri sendiri, seperti menggigit atau membenturkan kepala
  • Mengembangkan rutinitas atau ritual tertentu dan menjadi terganggu pada perubahan sekecil apa pun
  • Memiliki masalah dengan koordinasi atau memiliki pola gerakan yang aneh, seperti kecanggungan atau berjalan dengan jari kaki
  • Memiliki bahasa tubuh yang aneh, kaku, atau berlebihan
  • Terpesona oleh detail suatu objek, seperti roda mobil mainan yang berputar, tetapi tidak memahami keseluruhan tujuan atau fungsi objek tersebut
  • Sangat sensitif terhadap cahaya, suara atau sentuhan, tetapi mungkin acuh tak acuh terhadap rasa sakit atau suhu
  • Tidak bisa bermain pura-pura atau meniru sesuatu
  • Memperhatikan objek atau aktivitas tertentu dengan intensitas atau fokus yang tidak normal
  • Memiliki preferensi makanan tertentu, seperti hanya makan sedikit, atau menolak makanan dengan tekstur tertentu

Artikel terkait: 5 Gejala Gangguan Mental Pada Anak-anak, Bunda Wajib Tahu!

Cara Mendiagnosis

Penentuan diagnosisnya tidak mudah. Dokter mungkin hanya mendiagnosis salah satu kondisi saja. Bila Parents curiga si kecil mengalami GSA atau ADHD, konsultasikan dengan dokter anak terlebih dulu.

Cerita mitra kami
Serba Serbi Mengatasi GTM: Mana Cara yang Lebih Tepat Bunda Lakukan?
Serba Serbi Mengatasi GTM: Mana Cara yang Lebih Tepat Bunda Lakukan?
Berat Badan si Kecil Susah Naik? Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya
Berat Badan si Kecil Susah Naik? Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya
Bingung Memilih Susu Formula yang Tepat untuk Pertumbuhan Anak? Perhatikan 4 Hal Penting Ini!
Bingung Memilih Susu Formula yang Tepat untuk Pertumbuhan Anak? Perhatikan 4 Hal Penting Ini!
Pentingnya Penggunaan Sunscreen untuk Menjaga Kulit si Kecil
Pentingnya Penggunaan Sunscreen untuk Menjaga Kulit si Kecil

Biasanya, dokter anak kemudian akan merujuk kepada yang lebih ahli, seperti dokter anak yang merupakan pakar dalam bidang tersebut, psikolog atau psikiater anak.

Untuk mendiagnosis GSA, dokter akan meminta orang tua untuk menjawab kuesioner tentang anak, yakni soal perilaku yang muncul ketika mereka masih sangat kecil. Tes lebih lanjut dapat mencakup kuesioner lanjutan, survei, daftar periksa (checklist), wawancara, dan observasi aktivitas.

Untuk mendiagnosis ADHD, dokter akan mencari pola perilaku dari waktu ke waktu seperti apakah si kecil sering teralih perhatiannya atau pelupa, tidak mengikuti petunjuk atau instruksi, sulit menunggu giliran, dan gelisah atau menggeliat sebagai bentuk kecemasan.

Dokter akan meminta informasi dari orang tua, guru, dan orang dewasa lain yang merawat anak tersebut. Tes lain dapat berupa pemeriksaan untuk menyingkirkan kemungkinan lain yang menyebabkan gejala.

Cara Merawat

Perbedaan Autisme dan ADHD

Meski kedua kondisi ini sulit dibedakan—oleh dokter sekalipun—penting bagi si lecil untuk mendapatkan terapi yang sesuai sehingga mereka tidak kehilangan aspek perkembangan dan pembelajaran yang penting.

Berbagai jenis terapi, seperti terapi perilaku, wicara, integrasi sensorik, dan terapi okupasi, dapat membantu anak dengan GSA berkomunikasi dan bergaul dengan lebih baik. Obat-obatan memang tidak menyembuhkan, tetapi dapat memperbaiki beberapa gejala autisme yang mengganggu.

Sedangkan untuk anak dengan ADHD, tidak ada satu cara tertentu yang dapat mengatasinya. Pada prinsipnya, anak yang lebih kecil mulai dengan terapi perilaku. Obat-obatan dapat diberikan bila perlu.

Untuk anak yang lebih tua akan mendapatkan kombinasi keduanya. Gejala ADHD dan juga terapinya, dapat berubah seiring dengan waktu. Oleh karena itu, terapi yang berhasil di masa lalu belum tentu berefek di masa depan. 

Meski GSA dan ADHD adalah kondisi yang dialami seumur hidup, tak ada perbedaan autisme dan ADHD di mana kedua kondisi ini dapat dikelola dan dikendalikan dengan terapi yang tepat, sesuai kebutuhan anak. Orang tua berperan penting pada kesuksesan terapi, yang akan membantu si kecil menjalani hidup yang penuh makna, bahagia dan sehat.

Gangguan Spektrum Autisme Vs ADHD

Perbedaan Autisme dan ADHD

Gangguan spektrum autisme adalah serangkaian gangguan perkembangan yang dapat memengaruhi keterampilan seseorang dalam berbahasa, berperilaku, berinteraksi sosial, dan belajar.

Jumlah penderitanya terus meningkat sejak tahun 2002. Faktanya, sekitar 1 dari 59 anak terdiagnosis dengan GSA. Anak laki-laki 3-4 kali lipat lebih berisiko mengalaminya ketimbang anak perempuan.

Bagaimana dengan ADHD? Kondisi ini berdampak pada cara otak tumbuh dan berkembang. Di Amerika Serikat, sekitar 9,4 persen anak berusia 2-17 tahun terdiagnosis dengan ADHD.

Di Indonesia, jumlah penderitanya tidak diketahui secara pasti. Namun, sebuah penelitian terbatas di Jakarta melaporkan bahwa prevalensi ADHD sebesar 4,2 persen. Usia rata-rata anak yang terdiagnosis ADHD adalah 7 tahun dan lebih banyak didapati pada anak laki-laki. 

Sampai saat ini, dikenal tiga tipe ADHD, yakni tipe hiperaktif-impulsif, tipe inatentif (tidak mampu mempertahankan perhatian), dan tipe kombinasi. Tipe kombinasi, di mana seseorang mengalami gejala-gejala hiperaktif-impulsif dan inatentif, adalah yang paling banyak ditemukan.

Artikel terkait: Anak rentan alami gangguan kesehatan mental, orangtua jadi salah satu pemicunya

Perbedaan Autisme dan ADHD yang Mendasar 

Perbedaan Autisme dan ADHD pada Anak, Jangan Keliru!

Pada tahap awal, baik GSA dan ADHD menunjukkan gejala yang mirip, yakni sulit berkomunikasi dan konsentrasi. Akibatnya, kondisi ini sering dipertukarkan. Padahal, ada perbedaan-perbedaan yang mendasar pada keduanya.

Cara Mereka Memperhatikan Sesuatu

Anak dengan GSA sulit untuk fokus pada hal-hal yang tidak mereka sukai, seperti membaca, mengerjakan teka-teki atau bermain puzzle. Sebaliknya, mereka bisa terpaku pada hal-hal yang disukai dan tampak terobsesi. Anak dengan ADHD tidak demikian, mereka tidak suka dan menghindari hal-hal yang memerlukan konsentrasi atau perhatian.

Cara Mereka Berkomunikasi

Pada GSA dan ADHD, terjadi kesulitan untuk berkomunikasi dan bersosialisasi, serta ketidakmampuan untuk menunjukkan respons yang sesuai terhadap emosi atau perasaan orang lain. Namun, anak dengan GSA memiliki kesadaran sosial yang lebih rendah terhadap orang lain di sekitarnya.

Kerap kali, mereka kesulitan untuk mengungkapkan kata-kata terkait apa yang dipikirkan atau dirasakan, dan mereka mungkin tidak dapat menunjuk suatu objek untuk memberi makna pada ucapan mereka. Pun sulit melakukan kontak mata. 

Sementara itu, anak dengan ADHD dapat bicara tanpa henti. Mereka juga cenderung menginterupsi ketika orang lain berbicara atau menyela dan mencoba mengambil alih percakapan. Namun demikian, sebagian anak dengan GSA juga bisa berbicara berjam-jam tentang topik yang menjadi minta mereka.

Perbedaan Autisme dan ADHD Dilihat dari Minat dan Jenis Aktivitas yang Disukai

Anak dengan GSA menyukai keteraturan dan kegiatan yang repetitif (pengulangan), seperti menderetkan mobil-mobilan, membolak-balikkan benda atau lembaran buku. Mereka juga biasanya memilih makanan yang sama di restoran favorit atau terobsesi dengan satu benda tertentu. Mereka akan cemas atau marah ketika rutinitas berubah. 

Perbedaan Autisme dan ADHD pada Anak, Jangan Keliru!

Sebaliknya, anak dengan ADHD tidak menyukai rutinitas dan kegiatan yang sama, meski itu membantu mereka. Pada dasarnya, anak-anak ini tidak suka melakukan hal yang sama berulang-ulang atau untuk waktu yang lama.

Mereka mudah teralih, cepat bosan dan dengan mudah berpindah dari satu aktivitas ke aktivitas lain. Inilah yang menjadi salah stu perbedaan autisme dan ADHD.

Keduanya Bisa Terjadi Bersamaan

Mungkin yang menyebabkan gejala GSA dan ADHD sulit dibedakan adalah karena keduanya bisa terjadi bersamaan. Seorang anak bisa memiliki keduanya.

Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), 14 persen anak dengan ADHD juga memiliki GSA. Salah satu studi di tahun 2013 menyebutkan bahwa anak-anak yang memiliki dua kondisi ini mengalami gejala yang lebih berat ketimbang anak ADHD yang tidak memiliki ciri GSA.

Dengan kata lain, anak-anak dengan kedua kondisi tersebut akan lebih sulit belajar dan lebih mengalami gangguan perkembangan dalam berbagai aspek ketimbang anak-anak yang hanya memiliki salah satunya.

Berikut perbandingan kedua kondisi dan gejalanya, mengutip dari Healthline:

Gejala

ADHD

Autisme

Mudah terdistraksi

v

 

Sering melompat dari satu tugas ke tugas lainnya atau cepat bosan dengan tugas tertentu

v

 

Tidak responsif terhadap rangsangan umum

 

v

Kesulitan fokus, atau berkonsentrasi dan mempersempit perhatian pada satu hal

v

 

Fokus dan konsentrasi yang intens pada suatu objek

 

v

Berbicara tanpa henti atau melontarkan sesuatu

v

 

Hiperaktif

v

 

Kesulitan duduk diam

v

 

Mengganggu percakapan atau aktivitas orang lain

v

 

Kurangnya perhatian atau ketidakmampuan untuk bereaksi terhadap emosi atau perasaan orang lain

v

v

Melakukan gerakan berulang, seperti bergoyang atau memutar

 

v

Menghindari kontak mata

 

v

Cenderung menarik diri

 

v

Memiliki gangguan interaksi sosial

 

v

Tonggak perkembangan yang tertunda

 

v

***
Meski sepintas terlihat sama karena ada beberapa gejala yang serupa, autisme dan ADHD adalah dua kondisi yang berbeda. Terapi yang dibutuhkan oleh anak dengan autisme dan ADHD juga berbeda satu sama lain.

Artikel diupdate oleh: Annisa Pertiwi

ADHD and Autism
www.webmd.com/add-adhd/childhood-adhd/adhd-or-autism#

The Relationship Between ADHD and Autism
www.healthline.com/health/adhd/autism-and-adhd

What is ADHD?
www.psychiatry.org/patients-families/adhd/what-is-adhd

What is Autism?
www.autismspeaks.org/what-autism#

What is Autism?
www.nhs.uk/conditions/autism/what-is-autism/

Attention deficit hyperactivity disorder (ADHD) Causes
www.nhs.uk/conditions/attention-deficit-hyperactivity-disorder-adhd/causes/

Autism spectrum disorder
www.mayoclinic.org/diseases-conditions/autism-spectrum-disorder/symptoms-causes/syc-20352928#

Baca juga: 

10 Mitos dan Fakta Autisme pada Anak, Parents Wajib Tahu!

Cerita Wina Natalia, Istri Musisi Anji: "Jangan Malu Memiliki Anak Istimewa"

Ciri Anak Autis Ternyata bisa Dideteksi Lewat Bermain Cilukba, Ini Penelitiannya

Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.

Diedit oleh:

Finna Prima Handayani

  • Halaman Depan
  • /
  • Balita
  • /
  • Perbedaan Autisme dan ADHD pada Anak, Jangan Keliru!
Bagikan:
  • Autisme, Benarkah dapat Disembuhkan?

    Autisme, Benarkah dapat Disembuhkan?

  • Autisme Dan Alergi

    Autisme Dan Alergi

  • 10 Artis yang Tak Malu Gendong Anaknya dengan Kain Jarik

    10 Artis yang Tak Malu Gendong Anaknya dengan Kain Jarik

  • Autisme, Benarkah dapat Disembuhkan?

    Autisme, Benarkah dapat Disembuhkan?

  • Autisme Dan Alergi

    Autisme Dan Alergi

  • 10 Artis yang Tak Malu Gendong Anaknya dengan Kain Jarik

    10 Artis yang Tak Malu Gendong Anaknya dengan Kain Jarik

Daftarkan email Anda sekarang untuk tahu apa kata para ahli di artikel kami!
  • Kehamilan
    • Tips Kehamilan
    • Trimester Pertama
    • Trimester Kedua
    • Trimester Ketiga
    • Melahirkan
    • Menyusui
  • Tumbuh Kembang
    • Bayi Baru Lahir
    • Bayi
    • Balita
    • Prasekolah
    • Praremaja
    • Usia Sekolah
  • Parenting
    • Pernikahan
    • Berita Terkini
    • Seks
    • Keluarga
  • Kesehatan
    • Penyakit
    • Info Sehat
    • Vaksinasi
    • Kebugaran
  • Gaya Hidup
    • Keuangan
    • Travel
    • Fashion
    • Hiburan
    • Kecantikan
    • Kebudayaan
  • Lainnya
    • TAP Komuniti
    • Beriklan Dengan Kami
    • Hubungi Kami
    • Jadilah Kontributor Kami
    • Tag Kesehatan


  • Singapore flag Singapore
  • Thailand flag Thailand
  • Indonesia flag Indonesia
  • Philippines flag Philippines
  • Malaysia flag Malaysia
  • Sri-Lanka flag Sri Lanka
  • India flag India
  • Vietnam flag Vietnam
  • Australia flag Australia
  • Japan flag Japan
  • Nigeria flag Nigeria
  • Kenya flag Kenya
© Copyright theAsianparent 2023. All rights reserved
Tentang Kami|Tim Kami|Kebijakan Privasi|Syarat dan Ketentuan |Peta situs
  • Fitur
  • Artikel
  • Beranda
  • Jajak

Kami menggunakan cookie agar Anda mendapatkan pengalaman terbaik. Pelajari LagiOke, Mengerti

Kami menggunakan cookie agar Anda mendapatkan pengalaman terbaik. Pelajari LagiOke, Mengerti

theAsianparent heart icon
Kami ingin mengirimkan Anda informasi terbaru seputar perawatan dan kesehatan bayi.