Sejak polusi menggerogoti langit Jakarta, tren kasus Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) anak turut meningkat. Faktanya, dalam kurun waktu Januari hingga September 2023 lalu anak yang mengalami ISPA mencapai angka 1,5-1,8 juta kasus secara nasional. Karena itulah, penting bagi orang tua memahami bagaimana cara mencegah batuk pilek anak.
Penyebab Batuk Pilek Anak
“Sepanjang kasus yang aku tangani, belum pernah ada anak yang belum mengalami batuk pilek. Kenapa rentan menyerang anak, karena imunitas anak utamanya bayi baru lahir belum sempurna seperti orang dewasa.
“Walau bakteri dan virusnya sama, manifestasi klinis akan berbeda. Reaksi yang anak terima akan lebih berat,” terang dr. Melia Yunita, M.Sc., Sp.A dalam acara Media Gathering Jawab Kekhawatiran Para Ibu, Tempo Scan Hadirkan Inovasi Terbaru bodrexin Flu & Batuk PE Dry Syrup pada Senin (22/4) kemarin.
Pada sebagian besar kasus, batuk pilek disebabkan infeksi Human rhinovirus (HRV). Penyakit ini juga bisa disebabkan oleh coronavirus, adenovirus, human parainfluenza virus (HPIV), dan respiratory syncytial virus (RSV).
Sejumlah faktor atau kebiasaan dapat menjadi pemicu anak mudah terserang batuk pilek antara lain:
- Malas mencuci tangan. Rasa ingin tahu akan membuat anak menyentuh benda yang ada di sekitarnya, akibatnya bakteri mudah berpindah.
- Menyentuh wajah. Usai menyentuh benda dan belum mencuci tangan, si Kecil akan menyentuh wajahnya. Saat itulah kuman akan masuk dan membuat anak sakit.
- Tidak berganti baju usai bermain dan pulang sekolah. Virus dan bakteri penyebab batuk pilek dapat menempel dan bertahan hidup di pakaian selama berjam-jam, belum lagi keringat dan udara kotor. Pastikan anak langsung mengganti pakaian sepulang sekolah.
- Berbagi alat makan. Minum air dari sedotan atau gelas yang sama dengan orang lain dapat membuat anak bisa terkena penyakit, apalagi kalau orang tersebut sedang sakit.
- Jajan sembarangan. Kurangnya asupan nutrisi dan jajan di tempat yang kurang higienis akan membuat daya tahan tubuh anak menurun
Lantas, kapan sebaiknya anak dibawa ke dokter?
“Suhu tubuh anak normalnya 36,5 – 37,5”. Berikan anak obat kalau suhu sudah 38″ ke atas, dan anak sudah terlihat cranky. Ukur pakai termometer, jangan dirasa pakai tangan,” tambah dr. Melia.
Artikel terkait: Pijat Batuk pada Anak: Manfaat, Persiapan, Cara Melakukannya
Ragam Cara Mencegah Batuk Pilek Anak
Rasa panik akan dirasakan orang tua ketika buah hati jatuh sakit. Batuk pilek pastinya menggangu aktivitas anak sehari-hari. Langkah preventif sebelum memberikan obat diperlukan, berikut kiatnya menurut dr. Melia:
1. Hidrasi Tercukupi
Caranya? Tentu saja dengan minum banyak air putih. Memang tidak mudah menyuruh anak minum air putih, namun hal ini penting agar terhindar dari dehidrasi.
“Minum cukup air putih adalah cara termudah membuat dahak mudah encer ketika anak batuk dan pilek,” beber dr. Melia.
2. Makan Menu Bergizi
Seimbangkan pula minum cairan dengan makan makanan yang bergizi, utamanya makanan dengan kandungan makro dan mikro seimbang.
Zat gizi makro adalah kandungan yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah besar seperti karbohidrat, lemak, dan protein. Sedangkan zat gizi mikro hanya sedikit dibutuhkan tubuh tetapi tak kalah penting, yaitu vitamin dan mineral.
Artikel terkait: 15 Camilan Sehat untuk Anak, Bantu Kurangi Risiko Kecanduan Makanan Manis
3. Istirahat Cukup
Demi menunjang tumbuh kembang anak sekaligus mendongkrak imunitas tubuh, anak membutuhkan waktu tidur cenderung lebih lama dibandingkan orang dewasa.
Melansir Sleep Foundation, berikut kebutuhan tidur manusia berdasarkan rentang usia:
- Bayi (0 – 3 bulan): 14 – 17 jam/hari.
- Bayi (4 – 11 bulan): 12 – 15 jam/hari.
- Balita (1 – 2 tahun): 11 – 14 jam/hari
- Pra-sekolah (3 – 5 tahun): 10 – 13 jam/hari.
- Usia sekolah (6 – 13 tahun): 9 – 11 jam/hari.
- Remaja (14 – 17 tahun): 8 – 10 jam/hari.
- Pasca remaja (18 – 25 tahun): 7 – 9 jam/hari.
- Dewasa (26 – 64 tahun): 7 – 9 jam/hari.
- Lanjut usia (65 tahun ke atas): 7 – 8 jam/hari.
4. Gunakan Masker
Tumbang satu, tumbang semua. Jika sudah ada 1 orang yang sakit di rumah, cobalah disiplin dengan mengenakan masker. Hal ini penting agar anak tidak tertular.
Galakkan perilaku hidup bersih dan sehat di rumah, termasuk mencuci tangan. Ajarkan anak cuci tangan dengan sabun dan air bersih selama 20 detik, terutama sebelum dan sesudah makan, setelah buang air kecil dan buang air besar, serta setelah bermain.
5. Sediakan Obat Batuk Pilek yang Tepat di Rumah
Mencegah lebih baik daripada mengobati, untuk itu tetap sediakan obat batuk pilek di rumah. Sudah banyak produk obat yang tersedia di pasaran sebut saja tablet, kapsul, dan sirup.
Dry syrup menjadi salah satu solusi bagi anak yang susah minum obat. Sesuai namanya, sirup kering merupakan campuran serbuk obat yang harus diencerkan sendiri dengan cara ditambahkan air murni.
dr. Melia menuturkan ada kandungan obat yang cenderung tidak tahan lama dalam bentuk sirup sudah jadi. Terlebih, memberi anak obat kerap menjadi kesulitan sendiri. Contoh, ketika anak menyemburkan obat sehingga tidak diterima tubuh dengan optimal.
“Kalau sampai dimuntahin pun dan obatnya keluar semua, boleh kok diulang minum obat lagi dalam waktu 30 menit. Cara menyiasatinya bisa dicoba minum obat dengan pipet.
“Terus juga bisa perlahan juga misal dosisnya 5 ml, bisa 2,5 ml pertama ajak anak main dulu. Baru dilanjut 2,5 ml sisanya. Orang tua juga bisa cicipin obatnya terus bilang ‘wah enak ya’ jadi anak akan meniru,” pungkas dr. Melia.
Parents, itu dia pembahasan tentang batpil dan bagaimana cara mencegah batuk pilek anak. Semoga bermanfaat ya!
Baca juga:
18 Obat Batuk Alami untuk Anak agar Cepat Sembuh
Cara Mengatasi Batuk pada Anak Saat Tidur dan Tanda Harus Waspada
Pneumonia pada Anak: Penyebab, Gejala, Cara Mencegah
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.