Jika Parents menemukan artikel ini, kemungkinan Anda sedang memiliki bayi baru lahir. Selamat atas kelahiran si buah hati, ya, Bun! Parents tentu setuju bahwa menjadi orang tua baru itu butuh banyak belajar. Ada banyak informasi dan wawasan yang perlu kita gg mm himpun dalam rangka mendampingi tumbuh kembang si kecil. Salah satunya adalah tentang BAB bayi baru lahir.
Bicara soal buang air besar atau BAB pada bayi baru lahir, ini merupakan salah satu indikator kesehatannya. Karenanya penting bagi kita untuk mengenali tanda yang coba “diberitahukan” oleh zat di balik popok si kecil itu.
Berikut kita akan bahas tentang warna, konsistensi atau tingkat kepadatan, serta frekuensi BAB bayi. Apa saja tanda dari feses yang dianggap sebagai normal dan apa saja yang dianggap tidak normal? Yuk, simak penjelasannya berikut ini!
Artikel terkait: Bayi Susah BAB? Bagaimana Mengatasinya?
Frekuensi BAB Bayi Baru Lahir
Frekuensi buang air besar pada bayi mungkin yang paling sering ditanyakan oleh orang tua. Jawabannya, bisa bervariasi. Biasanya ini tergantung dari kebiasannya menyusu dan apakah susu yang dikonsumsinya ASI atau susu formula.
Bayi yang diberi ASI cenderung buang air besar lebih sering pada hari-hari awal setelah lahir. Namun, ada pula bayi yang meskipun menyusu ASI, frekuensinya BAB-nya tak begitu sering.
Yang perlu digarisbawahi oleh Parents adalah selama feses bayi keluar dengan normal, teksturnya cenderung lembut dan tidak menyebabkan bayi mengejan kesakitan, maka Parents tak perlu khawatir. Itu adalah pertanda BAB-nya normal.
Dengan kata lain, bayi buang air besar sehari tujuh kali maupun sekali dalam tujuh hari, itu masih aman asalkan keluarnya feses itu lunak dan tidak menyakitkan bayi.
Jika bayi tumbuh dengan baik, tampak kenyang, perutnya tidak semakin membuncit, tampak ceria setelah makan, dan perkembangannya normal, maka semuanya baik-baik saja, ya, Parents.
Warna BAB Bayi Baru Lahir yang Normal
Warna tinja bayi bisa menjadi tanda yang paling mudah dibaca untuk mengetahui kondisi kesehatannya. Berikut ini keterangan lebih lanjut tentang tinja bayi.
1. Tinja Mekonium Berwarna Hitam
Beberapa hari setelah lahir, tinja bayi masih berupa mekonium. Tinja mekonium adalah tinja kehitaman, lembek, lengket yang diproduksi oleh pencernaan bayi saat masih berada di dalam rahim.
2. Tinja Transisi
Tinja mekonium muncul tak seberapa lama. Perkiraan hanya sekitar 24 jam. Setelah semua feses mekonium itu dikeluarkan, Anda akan melihat tinja transisi yang warnanya lebih cerah dibanding mekonium.
Warna tinja transisi itu bisa kuning ataupun cokelat muda yang tampak lebih “normal”. Terkadang tinja transisi ini mengandung lendir.
Bisa juga ada bercak darah di tinja transisi, ini karena bayi Anda menelan sebagian darah Anda selama persalinan (untuk memastikan, simpan popok yang mengandung darah untuk ditunjukkan ke perawat atau dokter).
Setelah tiga atau empat hari mengeluarkan tinja transisi, jenis makanan yang dimakan bayi akan menentukan warna dan konsistensi fesesnya.
Warna BAB Bayi Baru Lahir yang Tidak Normal
Tinja mekonium dan tinja transisi adalah normal bagi bayi. Anda tidak perlu mengkhawatirkan dua hal itu. Namun jenis tinja yang berikut ini, perlu Anda waspadai karena bisa menjadi pertanda bayi tidak sehat.
Ada tiga warna tinja bayi baru lahir yang tidak normal:
Merah
Warna merah pada tinja menunjukkan pendarahan. Ini bisa muncul kemungkinan karena alergi protein susu atau masalah seperti wasir yang menyebabkan luka pada permukaan anus bayi.
Hitam
Feses hitam, diluar mekonium, juga bisa menjadi pertanda bahaya. Tinja hitam ini menunjukkan darah yang lebih tua, penyebabnya bersumber dari saluran pencernaan yang lebih tinggi, seperti pendarahan dari kerongkongan atau bahkan darah yang tertelan dari puting susu ibu.
Tinja putih atau abu-abu pucat
Feses bayi yang berwarna putih atau abu-abu dapat menunjukkan masalah dengan hati atau liver. Bayi dengan masalah liver biasanya juga mengalami ikterus (kulit kuning).
Akan tetapi, kulit kuning sulit dilihat pada bayi berkulit gelap, dan karena banyak bayi juga mengalami ikterus, tinja keputihan biasanya merupakan tanda utama bahwa ada sesuatu yang tidak beres.
Anda disarankan untuk segera menghubungi dokter jika bayi mengeluarkan tinja berwarna putih atau abu-abu, merah, dan hitam yang bukan mekonium.
Artikel terkait: Warna BAB bayi abu-abu pucat, normal atau bahaya? Ini penjelasannya!
Tekstur Tinja BAB Bayi Baru Lahir
Setelah melewati fase mengeluarkan tinja mekonium, tinja bayi baru lahir akan berwarna kekuningan atau mustard. Selain itu, Parents perlu memerhatikan teksturnya.
Lunak
Di awal, mungkin tekstur tinja bayi akan lebih lembek. Namun seiring waktu, konsistensinya menjadi lebih terbentuk. Bayi yang diberi ASI biasanya memiliki feses yang lebih lunak dan lebih banyak daripada bayi yang diberi susu formula.
Tekstur lunak tersebut bukan encer, ya, Parents. Jika feses bayi encer, itu berarti pencernaannya tidak menyerap nutrisi sebagaimana mestinya. Ini dapat terjadi pada alergi protein susu atau kondisi lain yang lebih serius, seperti infeksi pada saluran pencernaan.
Infeksi saluran pencernaan biasanya disebabkan oleh virus dan bisa sembuh tanpa obat apa pun. Namun, bayi yang baru lahir dapat rentan terkena dehidrasi dalam kasus ini. Pastikan untuk menghubungi dokter Anda jika bayi tampak sakit, ya.
Selain itu, pastikan pula tekstur feses bayi tidak keras. Tinja keras itu menandakan bayi mengalami konstipasi. Salah satu penyebabnya bisa karena susu formula yang tidak cocok untuknya.
Tidak Berlendir
Lendir dalam tinja merupakan tanda infeksi atau pencernaan yang bermasalah. Susu formula yang kurang tepat bisa menjadi salah satu penyebabnya.
Hubungi dokter jika Anda melihat lendir di tinja bayi si kecil.
Artikel terkait: Bayi tidak BAB berhari-hari, apa yang harus Parents lakukan?
Bau Tinja Bayi Baru Lahir
Beberapa hari pertama setelah kelahiran, kotoran bayi baru lahir tidak begitu berbau. Baru kemudian, ketika usus mereka “dijajah” dengan bakteri dari konsumsi susu, tinja menjadi lebih bau. Parents tak perlu khawatir karena ini adalah proses yang normal.
Bayi yang diberi ASI biasanya mengeluarkan tinja yang tak terlalu berbau, sedangkan bayi yang diberi susu formula sering kali mengeluarkan tinja dengan bau yang lebih menyengat.
Meski begitu, secara umum tinja memang berbau, kita tak bisa berbuat banyak untuk itu.
Dalam beberapa kasus, tinja yang sangat berbau mungkin merupakan indikasi penyerapan nutrisi yang tidak memadai. Tetapi jika bayi tumbuh dengan baik, warna serta konsistensi fesesnya normal, maka secara keseluruhan kesehatannya pun baik. Jadi, tak ada yang perlu dikhawatirkan.
Kapan Butuh Bantuan Dokter?
Apabila menemukan tanda-tanda yang tidak normal, ketahui kapan perlu segera menghubungi dokter, yakni:
– Bayi yang disusui dengan ASI tidak buang air besar selama lebih dari tiga hari.
– Bayi yang diberi susu formula tidak buang air besar selama lebih dari lima hari.
– Kotoran bayi keras dan agak berbatu, dengan kerikil yang lebih besar dari selai kacang.
– Kotoran encer atau berair, atau Anda melihat lendir di popok — ini kemungkinan diare.
– Anda melihat tinja bayi berwarna merah atau hitam, yang bisa mengindikasikan pendarahan.
– Anda melihat tinja bayi berwarna putih atau abu-abu, yang bisa menjadi tanda masalah hati (walaupun bisa juga sesuatu yang kurang serius seperti alergi susu, sakit perut atau obat tertentu yang dia minum).
Pertanyaan Populer Terkait BAB Bayi Baru Lahir
Kenapa Pup Bayi Warna Kuning Encer?
Ketika pup bayi Anda berwarna kuning dan encer, mungkin itu karena bayi tidak dapat menyerap makanan dengan baik. Mengingat, usus bayi belum berkembang dengan sempurna. Akibatnya, BAB yang dikeluarkan oleh bayi cenderung lebih encer dan cair, serta bisa berwarna kuning. Hal tersebut menyebabkan usus bayi tidak dapat menyerap terlalu banyak dari sebagian besar BAB.
Pup Bayi Diare Seperti Apa?
Feses bayi diare umumnya berubah warna, bau, dan tekstur sesuai dengan bahan makanan yang dikonsumsi. Feses akan berubah menjadi lebih encer, lebih banyak, atau frekuensinya lebih sering merupakan gejala utama bayi diare.
Ibu Menyusui Harus Makan Apa Agar BAB Bayi Lancar?
Ibu menyusui bisa mengonsumsi kedelai, buah beri, apel, wortel, kentang, kacang almond, pepaya, oatmeal, sayuran hijau, serta kacang merah.
Itulah beberapa informasi tentang BAB bayi baru lahir. Tentunya yang paling penting Parents tahu tanda-tanda feses yang normal, dan kapan saat perlu ke dokter jika menemukan tanda-tanda buang air besar bayi yang tidak normal.
***
Baca juga:
Begini Kondisi BAB Bayi Usia 0-6 Bulan, Parents Wajib Tahu!
BAB Bayi Keras? Ini 7 Cara untuk Melancarkan Buang Air Besar Bayi
Beragam Penyebab Bayi Sering Mengejan, Bunda Sudah Tahu?
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.