Bagi bayi yang memiliki kondisi tertentu, dan harus dibantu dengan susu formula sebagai tambahan nutrisinya, ada beberapa cara membuat susu formula yang benar dan aman untuk bayi, yang perlu diketahui para Orangtua dan pengasuh. Berikut ulasannya.
Cara Membuat Susu Formula yang Benar untuk Bayi
Cara membuat susu formula yang perlu diperhatikan orangtua.
Menurut dokter anak, berikut ini cara membuat susu formula yang benar untuk bayi:
- Cuci tangan terlebih dahulu sebelum menyiapkan susu formula untuk bayi.
- Ukur jumlah air yang dibutuhkan dan tambahkan ke botol bersih. Bunda bisa ikuti petunjuk yang tercantum di kemasan susu formula. Pada kemasan biasanya tercantum petunjuk banyaknya air yang digunakan sesuai anjuran.
- Apabila Anda masih ragu akan kesterilan air yang dipakai, Bunda bisa masak air sesaat sebelum membuat susu formula. Masak air hingga mendidih selama sekitar satu menit, kemudian biarkan suhu air menurun dingin hingga hangat atau suam-suam kuku. Bisa juga memeriksa suhu airnya dengan cara meneteskan beberapa air ke bagian pergelangan tangan Bunda. Jika terasa masih panas, coba diamkan lagi beberapa menit, tapi jangan lebih dari 30 menit.
- Setelah itu, persiapkan susu formula bayi berdasarkan takaran yang tepat sesuai dengan usia bayi ke dalam botol susu.
- Setelah air dan bubuk formula sudah disatukan, pasang dot dan tutup ke botol dan kocok dengan baik.
- Setelah siap, susu formula bisa langsung disusui kepada bayi dengan segera. Susu formula harus habis dalam waktu kurang dari 1 jam, jika sudah lebih dari itu, maka susu formula harus dibuang.
Sementara itu, laman kesehatan Mayo Clinic juga merekomendasikan cara membuat susu formula yang benar. Berikut langkah-langkah untuk memastikan susu formula dibuat dan tetap mengandung nutrisi yang tepat, dan terhindar dari penyakit terkait susu tersebut.
1. Periksa Tanggal Kedaluwarsa
Periksa tanggal kedaluwarsa atau keterangan “best before” pada bungkus susu formula. Jika tanggal kedaluwarsa telah berlalu, Anda tidak dapat memastikan kualitas susu formula tersebut. Jangan membeli dan jangan menggunakan susu formula bayi yang sudah expired atau kadaluarsa.
2. Kebersihan Sebelum Mempersiapkan Susu Formula
Sebelum menyiapkan susu formula, cuci tangan Anda dengan sabun dan air. Keringkan tangan Anda dengan baik. Pastikan area tempat Anda akan menyiapkan susu formula benar-benar bersih.
3. Sterilkan Botol Susu Sebelum Digunakan
Dilansir dari situs KidsHealth, sebelum menggunakan untuk pertama kalinya, botol dot terlebih dahulu harus disterilkan. Setelah melakukan pensterilan pertama kali, maka tidak perlu lagi melakukannya setiap kali bayi ingin menyusu. Hal yang dapat dilakukan selanjutnya adalah hanya mencuci bersih botol dot dengan sabun dan dibilas dengan bersih menggunakan air panas setiap kali setelah digunakan.
Saat mensterilkan botol, dot, tutup sebelum digunakan untuk pertama kali, Anda dapat merebus botol dan printilannya dalam air selama lima menit. Gunakan kantong sterilisasi uap microwave atau gunakan alat sterilisasi uap listrik.
Setelah penggunaan pertama, biasanya tidak perlu mensterilkan botol dan aksesori Anda. Kecuali Anda memakai botol susu milik bayi lain atau diperlukan karena kondisi tertentu.
Jika bayi Anda berusia kurang dari 3 bulan, lahir prematur atau memiliki sistem kekebalan yang lemah, Anda juga dapat mempertimbangkan untuk terus melakukan sterilisasi botol dalam kondisi tertentu.
Artikel terkait : Stop merebus botol susu bayi! Waspadai bahayanya bagi perkembangan bayi ini
4. Tambahkan Air ke Formula Konsentrat Cair atau Bubuk
Jika Anda menggunakan konsentrat cair atau susu formula bubuk, Anda perlu menambahkan air. Ikuti petunjuk dari pabriknya tentang berapa banyak air yang harus digunakan.
Jika Anda khawatir tentang kemurnian pasokan air yang Anda gunakan, disarankan menggunakan air yang baru direbus selama sekitar satu menit dan dinginkan hingga mencapai suhu 37 derajat celcius.
Penting juga untuk mempertimbangkan jumlah fluoride dalam air yang Anda gunakan untuk menyiapkan susu formula bubuk untuk bayi Anda. Mencampurkan susu formula bubuk dengan air berfluoride berlebihan dapat meningkatkan risiko fluorosis, yaitu garis putih samar atau goresan pada gigi.
5. Perhatikan Takaran, Komposisi, dan Cara Pembuatan
Hati-hati mengukur jumlah air dan susu formula yang Anda tambahkan. Terlalu banyak air dapat menyebabkan kandungan nutrisi susu formula bayi Anda tidak terpenuhi. Sementara itu, jika terlalu sedikit air dapat menyebabkan bayi Anda mengalami dehidrasi.
6. Suhu Hangat Susu formula
Jika sufor yang tadinya hangat, suhunya semakin turun ke suhu ruang, tetap aman untuk diminum, kok, Bunda.
Jika bayi Anda lebih menyukai susu formula hangat, masukkan botol berisi air ke dalam semangkuk air hangat dan diamkan selama beberapa menit. Uji suhu dengan meletakkan beberapa tetes di punggung tangan Anda. Susu formula harus terasa hangat — tidak panas. Jangan menghangatkan botol susu dalam microwave.
Buang susu formula yang tersisa di akhir setiap menyusui jika sudah lebih dari satu jam dari awal menyusu. Jangan simpan susu sisa ke lemari es, karena bakteri dari mulut bayi Anda masih dapat berkembang biak di dalam lemari es. Kontaminasi bakteri ini tidak baik untuk kesehatan si kecil.
7. Simpan Susu Formula Bubuk dengan Aman
Jika Anda menggunakan susu formula bubuk, simpan dengan baik di wadah tertutup baik. Anda bisa menggunakan kaleng susu kemasannya, atau wadah toples susu yang tertutup rapat dengan baik.
Jika Anda menyimpannya dalam wadah toples, beri label tanggal berapa kemasa susu dibuka, untuk memastikan kualitas susu. Kemudian, buang susu formula bubuk apabila terjadi perubahan tekstur atau bau, atau jika Anda tidak yakin aman.
Takaran Susu Bayi
Takaran susu biasanya menyesuaikan usianya, berat badan, dan kondisi kesehatannya. Umumnya, dalam sehari bayi membutuhkan antara 150–200 ml susu formula per kilogram berat badannya. Misalnya, jika berat badan si kecil adalah 3 kilogram, artinya ia membutuhkan takaran susu bayi sebanyak 450–600 ml per harinya.
Namun secara garis besar, takaran susu formula akan disesuaikan dengan usia si kecil dengan panduan sebagai berikut:
- Bayi baru lahir sampai 1 bulan, memiliki takaran rata-rata sebanyak 45–90 ml setiap 2–3 jam.
- Bayi 2 bulan, umumnya diberikan takaran susu antara 90–120 ml setiap 3–4 jam sekali.
- Bayi 4 bulan, takaran susu bayi yang dibutuhkan meningkat menjadi sekitar 120–180 ml, tergantung dari frekuensi menyusu.
- Bayi 6 bulan, takaran dan frekuensi menyusunya juga meningkat menjadi 180–230 ml, dengan frekuensi pemberiannya sebanyak 4–5 kali sehari.
- Bayi 6–12 bulan, takaran susu bayi yang diberikan sekitar 200–240 ml, dengan frekuensi 4–6 kali sehari yang diberikan di antara jam makan utamanya, atau makanan pendamping ASI (MPASI).
Hal yang Harus Diperhatikan Saat Akan Memberikan Susu Formula untuk Bayi
Ada beberapa hal lain yang juga penting Anda ketahui ketika memberikan susu formula bayi untuk menghindari risiko kontaminasi bakteri pada sufor, di antaranya:
- Pastikan memilih susu formula yang sesuai dengan usia bayi. Selain itu, pastikan juga kaleng atau kotak susu formula terjaga kebersihannya agar tidak terkontaminasi bakteri yang bisa berbahaya bagi bayi.
- Periksa tangga kedaluwarsa susu formula.
- Pastikan kemasan tidak rusak.
- Untuk mengurangi risiko infeksi, sebaiknya berikan sufor secukupnya, satu per satu, sesuai kebutuhan bayi Anda. Jangan mencairkan banyak sekaligus.
- Cuci tangan hingga bersih sebelum membuat susu formula untuk si kecil.
- Lingkungan atau tempat sekitar membuat susu formula juga harus dijaga kebersihannya.
- Sebelum menggunakannya, cuci botol dan dot bayi dengan air panas dan sabun khusus, kemudian keringkan.
- Saat menyeduh susu formula, jangan biarkan air yang digunakan sampai dingin di bawah 70 derajat celcius. Hal ini untuk memastikan agar bakteri tidak bisa hidup di dalamnya.
- Jangan gunakan air kemasan untuk membuat susu formula. Air kemasan tidak disarankan untuk membuat susu formula, karena tidak steril dan mungkin mengandung terlalu banyak garam (natrium) atau sulfat.
- Jangan menghangatkan botol menggunakan microwave. Ini dapat membuat titik-titik panas dalam susu yang bisa membakar mulut bayi.
- Menyimpan susu formula di bagian belakang kulkas di tempat yang paling dingin.
- Jangan berikan susu formula yang sudah didiamkan selama lebih dari 1-2 jam dengan suhu ruangan.
- Buang juga sisa susu bayi yang tidak habis dalam botol. Buang semua susu formula yang tertinggal di botol setelah menyusui bayi Anda. Kombinasi susu formula dan air liur bayi dapat menyebabkan bakteri tumbuh. Pastikan untuk membersihkan dan mensanitasi botol sebelum digunakan berikutnya.
- Dilarang untuk memaksa bayi menghabiskan seluruh susu dalam botol apabila ia tidak menginginkannya. Hal ini bisa memicu bayi alami berat badan berlebih.
Parents, itulah cara membuat susu formula yang benar untuk bayi serta hal-hal yang harus diperhatikan dalam penyajian susu formula. Semoga bermanfaat.
***
Artikel telah diupdate oleh: Kalamula Sachi
Baca juga :
Bagaimana cara aman berikan susu formula pada bayi? Ikuti panduan berikut ini!
7 Susu Formula 6 Bulan Keatas (6-12 Bulan) Terbaik di 2022, Ada Merk Favorit Si Kecil?
5 Mitos Tentang Susu Formula
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.