Masyarakat kembali dihebohkan dengan berita mengenai cacar monyet pada anak yang menjadi perhatian dunia internasional. Pasalnya, WHO kini telah menetapkan penyakit ini sebagai darurat kesehatan global.
Sebenarnya apa itu cacar monyet? Apa perbedaannya dengan cacar air biasa?
Berikut adalah beberapa hal yang perlu Parents ketahui seputar virus cacar monyet, khususnya di kalangan anak-anak.
Artikel Terkait: Bantu Tingkatkan Imunitas, 5 Makanan Ini Bisa Cegah Cacar Monyet
Daftar isi
Virus Penyebab Cacar Monyet
Mengutip dari situs resmi Centers for Disease Control and Prevention (CDC), Monkeypox adalah penyakit langka yang disebabkan oleh infeksi virus monkeypox.
Virus cacar monyet adalah bagian dari keluarga virus yang sama dengan virus variola, virus yang menyebabkan cacar.
World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa Monkeypox adalah infeksi virus zoonosis, artinya dapat menyebar dari hewan ke manusia. Namun, bisa juga menular dari manusia ke manusia lain dan dari lingkungan ke manusia.
Pada sesi Instagram Live dengan theAsianparent Indonesia yang bertajuk ‘Waspadai Penyakit Cacar Monyet’ dr. Dandung Bawono, M.Sc, Sp.A(K), dokter Spesialis Anak, menjelaskan bahwa cacar monyet atau monkeypox adalah penyakit yang sebenarnya berasal dari Afrika.
Penyakit ini diketahui sudah ada dari tahun 1970 dan berasal dari monyet (yang terinfeksi) menyerang manusia.
“Namun baru tahun 2022 ini ditetapkan WHO sebagai new emerging disease. Awalnya penyakit ini tidak pernah keluar dari Afrika, tetapi sekarang meluas ke Amerika, Eropa, Australia, termasuk ke benua Asia,” dr. Dandung menerangkan.
Lalu, apakah penyakit cacar monyet ini berbeda dengan penyakit cacar yang kita kenal sebelumnya yaitu varisela?
“Bedanya apa (cacar monyet dan varisela)? Gejalanya 90% mirip tetapi penyebabnya berbeda. Kalau varisela itu chickenpox, disebabkan oleh virus varisela zooster, sedangkan cacar monyet ini disebabkan monkeypox virus,” jelas dr. Dandung.
Artikel Terkait: WHO Tetapkan Cacar Monyet Jadi Darurat Kesehatan Global
Seberapa Besar Risiko Cacar Monyet Menular pada Anak?
Risiko anak-anak terinfeksi virus cacar monyet sebenarnya tergolong rendah, menurut American Academy of Pediatrics.
Per Agustus 2022, 17 kasus cacar monyet telah dilaporkan pada anak-anak berusia 0-15 tahun dan 134 kasus telah dilaporkan pada remaja/dewasa muda berusia 16 hingga 20 tahun di Amerika Serikat.
Sedangkan di Tanah Air, pada tanggal 20 Agustus 2022, Kementerian Kesehatan mengumumkan temuan kasus cacar monyet pertama di Indonesia.
Meskipun data tentang cacar monyet pada anak-anak masih terbatas, ada bukti ilmiah dari pasien yang terinfeksi virus Cacar Monyet Klade I bahwa penyakit ini cenderung mengakibatkan gejala yang lebih parah pada anak dengan usia di bawah 8 tahun.
Selain itu, siapa pun dengan kondisi imunokompromis atau kondisi kulit tertentu, seperti eksim, berisiko terkena penyakit monkeypox yang parah.
Ragam Cara Anak Dapat Terpapar Cacar Monyet
Menurut dr. Dandung, ada empat cara penyebaran virus cacar monyet yaitu:
1. Kontak Erat dengan Orang yang Terinfeksi
Monkeypox menyebar dari orang ke orang melalui kontak dekat dengan seseorang yang telah terinfeksi.
Kontak dekat dapat berarti tatap muka (seperti berbicara, bernapas, atau bernyanyi dekat satu sama lain yang dapat menghasilkan tetesan droplet atau aerosol jarak pendek), sentuhan kulit ke kulit atau kontak mulut ke kulit.
“Selama masih dalam fase erupsi (munculnya bintik-bintik di kulit) akan terus menularkan (virus),” dr. Dandung melanjutkan.
Pada umumnya cacar monyet menular sampai semua luka sudah mengering atau berkerak, dan lapisan kulit baru telah terbentuk di bawahnya.
2. Lingkungan atau Benda yang Terkena Virus
Lingkungan dapat terkontaminasi virus monkeypox.
Misalnya, ketika orang yang terinfeksi menyentuh pakaian, tempat tidur, handuk, benda, barang elektronik, dan permukaan kemudian orang lain yang menyentuh barang-barang ini maka mereka dapat terinfeksi.
Terutama, jika mereka memiliki luka atau lecet atau mereka secara tidak sengaja menyentuh mata, hidung, mulut atau selaput lendir lainnya. Ini juga dikenal sebagai transmisi fomite.
3. Langsung dari Hewan ke Manusia
Cacar monyet dapat menyebar ketika seseorang melakukan kontak fisik dengan hewan yang terinfeksi seperti primata nonmanusia, hewan pengerat darat, kijang, atau tupai pohon melalui gigitan atau cakaran.
Virus tersebut juga dapat masuk ke dalam tubuh jika memakan daging hewan yang terinfeksi dan tidak dimasak dengan matang sempurna.
4. Bayi dalam Kandungan Tertular dari Ibu
Virus cacar monyet dapat ditularkan ke janin selama kehamilan atau ke bayi baru lahir melalui kontak dekat selama dan setelah proses kelahiran.
“Ibu hamil yang terkena cacar monyet dapat berisiko menularkan ke bayinya, atau yang disebut dengan transplasenta. Meski dapat menimbulkan infeksi virus, hingga saat ini masih belum ada data mengenai apakah mengalami cacar monyet saat hamil bisa menyebabkan keguguran atau fetal death (bayi meninggal di dalam kandungan),” kata dr. Dandung.
Artikel Terkait: 10 Obat Alami Cacar Air pada Balita yang Wajib Parents Tahu
Gejala Cacar Monyet pada Anak
Monkeypox dapat menyebabkan berbagai tanda dan gejala.
Beberapa orang hanya mengalami gejala yang ringan, tetapi beberapa yang lainnya bisa mengalami gejala parah yang lebih serius dan membutuhkan perawatan di fasilitas kesehatan.
Gejala yang parah ini cenderung terjadi pada ibu hamil, anak-anak dan orang-orang yang sistem kekebalan tubuhnya terganggu.
Gejala umum cacar monyet adalah:
- Demam
- Sakit kepala
- Nyeri otot
- Sakit punggung
- Lemas dan letih
- Pembengkakan kelenjar getah bening
- Diikuti atau disertai dengan munculnya ruam/bintik-bintik (yang dapat berlangsung selama dua sampai tiga minggu)
Ruam ini tidak hanya berisi air tetapi juga nanah, dan dapat muncul di wajah, telapak tangan, telapak kaki, selangkangan, daerah genital dan/atau anus.
Selain itu, bintik-bintik juga dapat ditemukan di mulut, tenggorokan, anus atau vagina, atau di mata.
Artikel Terkait: Terkonfirmasi, Ini Kronologi Kasus Pertama Cacar Monyet di Indonesia
Cara Diagnosis/Tes Cacar Monyet
Melansir dari Cleveland Clinic, karena monkeypox jarang terjadi, dokter mungkin pertama kali mencurigai penyakit dengan gejala ruam lainnya seperti campak atau cacar air.
Namun, pembengkakan kelenjar getah bening biasanya membedakan monkeypox dari jenis cacar lainnya.
Untuk mendiagnosis monkeypox, dokter biasanya melakukan:
- Mengambil sampel jaringan dari luka terbuka (lesi)
- Mengirimnya ke laboratorium untuk pengujian reaksi berantai polimerase (PCR)
- Mengambil sampel darah untuk memeriksa virus monkeypox atau antibodi yang dibuat oleh sistem kekebalan tubuh
Obat Cacar Monyet pada Anak
Dapat Sembuh Tanpa Perawatan Khusus
Monkeypox biasanya merupakan penyakit yang sembuh sendiri dengan gejala yang berlangsung dari dua minggu hingga empat minggu. Kebanyakan orang dengan cacar monyet akan sembuh sendiri tanpa pengobatan tertentu.
Perawatan untuk Meredakan Gejala
Setelah diagnosis, dokter akan memantau kondisi pasien dan mencoba meredakan gejala seperti demam atau pusing, mencegah dehidrasi, dan memberi obat antibiotik untuk mengobati infeksi bakteri sekunder jika terjadi.
Pengobatan untuk Cacar Monyet yang Parah
CDC menyatakan bahwa di bawah protokol penyelidikan, tecovirimat saat ini digunakan sebagai pengobatan lini pertama untuk infeksi virus Monkeypox.
Termasuk untuk anak-anak dan remaja dengan penyakit parah atau kondisi medis mendasar yang menempatkan mereka pada risiko penyakit parah.
Obat ini juga digunakan untuk anak-anak dan remaja dengan komplikasi dari monkeypox.
Penanganan/Perawatan Lesi-Lesi Cacar Monyet
Cacar monyet menular sampai ruam benar-benar hilang (keropeng rontok dan kulit baru terbentuk), dan ini bisa memakan waktu hingga 2-4 minggu.
Saat monkeypox sedang menular, tindakan pencegahan berikut harus dilakukan:
- Menutupi lesi kulit dengan pakaian atau pembalut untuk meminimalkan kontak.
- Beri tahu anak untuk tidak menggaruk lesi kulit atau menyentuh mata.
- Hindari berbagi peralatan makan, kasur, handuk, atau pakaian.
- Hindari kontak dengan orang lain dan hewan peliharaan. Jika memungkinkan, hindari kontak kulit ke kulit dengan ruam.
- Anak-anak yang berusia minimal 2 tahun yang menderita cacar monyet harus memakai masker yang pas saat berinteraksi dengan pengasuh/orang tua. Begitu pun orang tua atau pengasuh harus menggunakan masker dan sarung tangan saat merawat anak.
- Anak-anak tidak boleh masuk ke sekolah atau penitipan anak saat cacar monyet sedang menular.
Adakah Efek Jangka Panjang Cacar Monyet pada Anak?
Komplikasi cacar monyet dapat meliputi:
Infeksi Sekunder
Bronkopneumonia, sepsis, ensefalitis, dan infeksi kornea dengan kehilangan penglihatan dilaporkan sebagai komplikasi cacar monyet parah yang tidak diobati.
Kematian
Rasio kasus fatalitas cacar monyet secara historis berkisar antara 0 hingga 11% pada populasi umum dan lebih tinggi di usia anak-anak. Dalam beberapa waktu terakhir, rasio kasus kematian berada di sekitar angka 3-6%.
Artikel Terkait: Bantu Tingkatkan Imunitas, 5 Makanan Ini Bisa Cegah Cacar Monyet
Mencegah Anak Tertular Cacar Monyet
Berikut adalah beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mencegah penularan virus monkeypox.
- Hindari kontak kulit-ke-kulit yang dekat dengan orang-orang yang memiliki ruam di kulitnya.
- Jangan menyentuh ruam atau koreng orang yang terkena cacar monyet.
- Jangan mencium atau memeluk penderita cacar monyet.
- Tidak berbagi peralatan makan atau cangkir dengan penderita cacar monyet.
- Jangan memegang atau menyentuh tempat tidur, handuk, atau pakaian orang yang terkena monkeypox.
- Sering-seringlah mencuci tangan dengan sabun dan air atau menggunakan pembersih tangan berbahan dasar alkohol, terutama sebelum makan atau menyentuh wajah dan setelah menggunakan kamar mandi.
***
Berita mengenai monkeypox atau cacar monyet pada anak memang meresahkan, tetapi dengan melakukan tindakan pencegahan dan pengobatan yang tepat Parents tidak perlu khawatir. Semoga informasi ini dapat bermanfaat.
Monkeypox (for Parents)
https://kidshealth.org/en/parents/monkeypox.html
Clinical Considerations for Monkeypox in Children and Adolescents
https://www.cdc.gov/poxvirus/monkeypox/clinicians/pediatric.html
Monkeypox
https://www.aap.org/en/patient-care/monkeypox/
Monkeypox
https://www.who.int/news-room/questions-and-answers/item/monkeypox
About Monkeypox
https://www.cdc.gov/poxvirus/monkeypox/about/index.html#
Monkeypox
https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/22371-monkeypox#
Monkeypox
https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/monkeypox#
Baca Juga:
Cacar monyet, penyakit langka mematikan mengintai keluarga, waspada!
Sudah Masuk Indonesia, Ini Perbedaan Tes PCR Cacar Monyet dengan COVID-19
Gejala, Ciri-Ciri Cacar Monyet serta Tindakan yang perlu Dilakukan