Beberapa orang, khususnya para calon ibu, mungkin masih ada yang belum tahu tentang perbedaan bidan dengan dokter kandungan. Masih saja ada yang menyangka kalau bidan sama dengan dokter, begitu pun sebaliknya.
Keduanya memang bertugas menangani kehamilan dan persalinan, tetapi berasal latar belakang pendidikan yang berbeda serta tugas dan tanggung jawab yang berbeda pula dalam menangani ibu hamil.
Untuk tahu lebih lengkap mengenai hal tersebut, simak penjelasannya, ya, Bunda.
Siapakah Bidan Itu?
Seorang bidan sedang membantu persalinan (Foto: Unsplash)
Hal pertama yang Bunda lakukan setelah mengetahui diri Anda sedang hamil adalah menemukan praktisi kesehatan yang berspesialisasi dalam perawatan prenatal, yakni obgyn (dokter kandungan-ginekologi) atau bidan.
Kedua profesi ini khusus menangani layanan serupa, yaitu perawatan prenatal. Yang berbeda adalah filosofi mengenai persalinan dan kelahiran. Namun intinya, keduanya memiliki tujuan melahirkan bayi Bunda semulus dan seaman mungkin.
Bidan telah ada selama berabad-abad, dan secara historis, tugasnya telah menjadi praktik umum dalam sebagian besar kelahiran di dunia. Meskipun saat ini ada lebih dari 90 persen perempuan di dunia yang memilih dokter kandungan-ginekologi (OB/GYN) atau dokter lain untuk membantu merawat kehamilan dan persalinan mereka, tetap masih ada beberapa ibu yang memercayakan dirinya kepada bidan.
Apakah penting bagi setiap calon ibu mempertimbangkan untuk memilih bidan merawat kehamilan dan membantu persalinannya? Boleh banget, Bunda. Bila Bunda berpikir untuk memilih bidan daripada dokter, panduan ini akan memberikan pencerahan dan membantu Anda dalam memutuskan.
Dalam laman Ikatan Bidan Indonesia, dijelaskan bidan sebagai, “Tenaga profesional yang bertanggung jawab dan akuntabel, yang bekerja sebagai mitra perempuan untuk memberikan dukungan, asuhan dan nasihat selama masa hamil, masa persalinan dan masa nifas, memfasilitasi dan memimpin persalinan atas tanggung jawab sendiri, dan memberikan asuhan kepada bayi baru lahir, dan bayi.”
Pengasuhan yang dimaksud mencakup upaya pencegahan, promosi persalinan normal, mendeteksi komplikasi pada ibu dan anak, dan akses bantuan medis atau bantuan lain yang sesuai dan dibutuhkan ibu hamil, serta melaksanakan tindakan kegawatdaruratan.
Pendidikan yang mereka jalani yaitu Pendidikan Bidan, adalah resmi dan diakui pemerintah dan organisasi profesi di wilayah Negara Republik Indonesia, serta memiliki kompetensi dan kualifikasi untuk diregister, sertifikasi dan atau secara sah mendapat lisensi untuk menjalankan praktik kebidanan (setelah lulus).
Artikel terkait: Sejarah Hari Bidan Nasional 2022: Tema Tahun Ini dan Cara Memperingati
Pekerjaan dan Tugas Bidan
Mereka memulai tugasnya sejak awal kehamilan calon ibu hingga setelah persalinan. Di dalamnya mencakup konseling dan pendidikan kesehatan –tidak hanya kepada calon ibu, tetapi juga pendampingnya (suami atau keluarga lain yang mendampingi ibu hamil) dan masyarakat.
Edukasi yang diberikan mulai dari pengetahuan mengenai antenatal dan persiapan menjadi orang tua, bagaimana menjaga kesehatan ibu, kesehatan seksual atau kesehatan reproduksi (termasuk di dalamnya program KB), dan lingkungan, serta pola pengasuhan anak mulai dari menyusui, merawat, dan menjaga kesehatan bayi.
Profesi ini melakukan tugasnya di berbagai tatanan pelayanan, seperti di rumah, lingkungan masyarakat, rumah sakit, klinik atau unit layanan kesehatan lain (puskesmas, misalnya).
Fokus mereka dalam hal persalinan adalah kelahiran berisiko rendah dengan menggunakan teknologi rendah pada calon ibu yang ingin mencoba menghindari intervensi bedah, epidural, obat pereda nyeri dan/atau obat yang menginduksi persalinan.
Perawatan Sebelum Melahirkan
Jika Bunda memiliki kehamilan berisiko rendah, melakukan perawatan prenatal dengan mereka bisa jadi pertimbangan utama. Jadwal perawatan prenatal biasanya sebagai berikut:
- Satu kali sebulan selama 6 bulan pertama.
- Dua kali sebulan di usia kehamilan 7 dan 8 bulan.
- Seminggu sekali di usia kehamilan 9 bulan.
Bidan juga dapat fokus pada perawatan holistik Anda dan memberikan rekomendasi untuk solusi terapeutik lain seperti ahli tulang atau terapi pijat.
Perawatan Saat Persalinan
Seperti yang sudah dibahas di atas, bidan memprioritaskan teknik manajemen nyeri alami selama persalinan dan melahirkan. Namun, bukannya tidak mungkin juga untuk Bunda menggunakan obat pereda nyeri (melihat kondisi ibu).
Proses persalinan bisa dilakukan di rumah atau pusat bersalin tempatnya bekerja. Ia baru akan merekomendasikan persalinan sesar bila benar-benar dianggap perlu secara medis.
Perawatan Setelah Persalinan
- Memberikan dukungan dan penyuluhan mengenai menyusui dan masalah yang terkait di dalamnya.
- Mengedukasi ibu bagaimana meningkatkan nutrisi guna pemulihan tubuhnya dan nutrisi ASI.
- Mendukung ibu selama masa nifas.
- Memberi edukasi mengenai kesehatan kelamin dan reproduksi (KB).
Pendidikan Kebidanan
Untuk menjadi bidan, seseorang harus menempuh terlebih dahulu pendidikan kebidanan. Ada 3 jenjang pendidikan kebidanan yaitu D3 dengan gelar Ahli Madya Kebidanan (A.Md Keb), D4 Kebidanan bergelar Sarjana Sains Terapan (S.S.T), dan S1 Kebidanan dengan gelar Sarjana Kebidanan (S.Keb)
Setelah itu mahasiswa juga perlu menempuh pendidikan profesi bidan selama 2 semester atau paling lama 6 semester. Setelah menyelesaikan pendidikan profesi bidan maka mahasiswa akan mendapatkan gelar profesional bidan.
Sebelum dapat berpraktik secara resmi, bidan harus memiliki izin dari Ikatan Bidan Indonesia setempat berupa Surat Izin Praktik Bidan dan Surat Tanda Registrasi (STR) terlebih dahulu. STR bidan pun perlu diperbaharui setiap 5 tahun sekali.
Agar STR seorang bidan dapat diregistrasi ulang, bidan harus memiliki sertifikat kompetensi atau profesi, surat keterangan fisik dan mental, serta pernyataan tertulis mengenai etika profesi. Bidan juga harus terbukti mengabdikan diri sebagai tenaga profesi dan memenuhi kecukupan dalam kegiatan pelayanan, pendidikan, pelatihan, dan/atau kegiatan ilmiah lainnya.
Prospek Kerja Jurusan Kebidanan
Seorang bidan memiliki prospek kerja yang sangat luas. Selain bisa bekerja di berbagai fasilitas kesehatan, mulai dari puskesmas, klinik, hingga rumah sakit, bidan pun dapat berperan sebagai penyuluh kesehatan masyarakat atau keluarga berencana, konselor, fasilitator klinik, dan lain sebagainya.
Bidan juga dapat membuka praktik mandiri dan mengambil berbagai sertifikasi praktisi, contohnya konselor laktasi atau praktisi hypnobirthing.
Apakah Bidan Adalah Dokter?
Tentu saja bukan, Bunda. Profesinya memang diakui, berlisensi dan bersertifikat terlatih, tetapi mereka tidak dapat melakukan operasi caesar sendiri. Mereka dapat meresepkan epidural dan obat-obatan pemicu persalinan, tetapi cenderung tidak melakukannya seperti halnya dokter.
Seperti yang disebutkan di atas, tugas bidan adalah fokus melaksanakan proses persalinan berisiko rendah tanpa kehadiran dokter, dan jika terjadi komplikasi pada ibu –seperti operasi caesar darurat- mereka harus segera memanggil dokter untuk melakukan operasi. Di beberapa negara bagian di Amerika Serikat, bidan harus bekerja dalam praktik kolaboratif dengan dokter, dan ada juga dapat bekerja dalam praktik sendiri.
Artikel terkait: Viral Bidan Joged Tiktok Saat Pasien Menunggu Ketuban Pecah, Warganet: Lagi-lagi Demi Konten!
Apa Beda Bidan dengan Dokter Kandungan?
Sebelum mencari tahu bedanya, mari membahas persamaannya dulu, yuk, Bunda, seperti melansir dari laman Healthline ini.
Bidan dan OB-GYN sama-sama dilatih untuk memberikan perawatan medis, dukungan, dan bimbingan di bidang-bidang:
- Perawatan sebelum melahirkan
- Persalinan dan melahirkan
- Kontrasepsi
Keduanya adalah jenis profesional kesehatan yang bertujuan melihat hasil terbaik pada ibu hamil dan bayi mereka.
Dokter
Dokter kandungan adalah dokter medis dilatih untuk melakukan operasi yang terkait dengan kehamilan. Operasi ini dapat mencakup persalinan sesar (C-section) dan episiotomi.
Dilatih untuk mengelola komplikasi terkait kehamilan dengan intervensi medis seperti induksi atau persalinan yang dibantu.
Harus memenuhi persyaratan yang digariskan oleh Standar Pendidikan Profesi Dokter Subspesialis Obstetri dan Ginekologi pada Standar Kompetensi Dokter Indonesia (SKDI). Ini termasuk lulus dari sekolah kedokteran yang terakreditasi dan disetujui dan menyelesaikan 4 tahun residensi yang mencakup ginekologi, kebidanan, ultrasonografi, onkologi ginekologi, dan perawatan pencegahan.
Setelah itu mereka juga harus lulus ujian dan mendapatkan sertifikasi untuk berlatih.
OB-GYN dapat berpraktik di rumah sakit, klinik, atau praktik pribadi atau kelompok. Mereka juga bisa mengejar studi tambahan dan berspesialisasi dalam spesialis tertentu seperti infertilitas atau kedokteran janin.
Bidan
Bidan bukanlah dokter medis, tetapi mayoritas memiliki gelar master atau telah mengikuti program Pendidikan Bidan yang terakreditasi. Kompetensi dan kualifikasi yang dimiliki mereka secara sah mendapat lisensi untuk menjalankan praktik kebidanan.
Tidak seperti dokter yang terlatih melakukan operasi, fokus utama dari tugas mereka adalah mendorong persalinan normal (pervaginam) yang secara umum mengurangi ketergantungan ibu hamil pada intervensi medis dan induksi kecuali benar-benar diperlukan.
Tugas lainnya adalah memberikan perawatan holistik untuk kehamilan dan masa nifas, di antaranya nutrisi, menyusui, dan perawatan bayi.
Bila kemudian ia mendeteksi komplikasi pada ibu dan anak, ia memiliki akses bantuan medis atau bantuan lain yang sesuai dengan kebutuhan ibu hamil dan bayi.
Kelebihan Menggunakan Jasa Bidan Saat Hamil
Bidan adalah pilihan terbaik bagi ibu dengan kehamilan berisiko rendah. Berikut ini beberapa keuntungan atau kelebihan menggunakan jasanya:
- Bisa dilakukan di rumah.
- Persalinan tanpa epidural atau obat pemicu persalinan, atau water birth.
- Tidak hanya fokus selama sebelum dan saat persalinan, tetapi juga fokus mendukung ibu setelah persalinan, seperti mendukung proses menyusui dan laktasi ibu.
- Biaya kunjungan prenatal jauh lebih murah dibandingkan menggunakan jasa dokter kandungan. Cek apakah asuransi kesehatan Bunda menanggung perawatan dengan jasa bidan –biasanya hanya bidan yang praktik di rumah sakit.
Kekurangan Menggunakan Jasa Bidan Saat Hamil
Jika kehamilan Bunda berisiko tinggi, ada komplikasi dan memerlukan tindakan invasive (operasi caesar, misalnya), sebaiknya jangan menggunakan jasa bidan.
- Jarang ada bidan yang tempatnya bekerja difasilitasi dengan alat ultrasonografi (USG).
- Tidak menjamin adanya layanan medis darurat bila terjadi komplikasi saat perawatan prenatal atau persalinan.
Apakah Bidan Dapat Melakukan Operasi Caesar?
Tentu tidak tanpa kehadiran dokter, karena pendidikannya tidak mencakup tindakan invasif seperti itu.
Sementara untuk rekomendasi epidural, ia bisa merujuk pasien ke ahli anestesi untuk tindakan epidural (obat pereda nyeri). Dan hal ini biasanya dilakukan oleh bidan yang bekerja di layanan kesehatan yang menyediakan anestesiologi (seperti rumah sakit), bukan di pusat bersalin atau di rumah.
Artikel terkait: Dibentak Bidan saat Melahirkan Membuat Ibu Ini Trauma, Yuk Simak Kisahnya!
Bagaimana Cara Memilih Bidan yang Tepat?
Dokter kandungan atau bidan, jawabannya tergantung pada apa yang membuat Bunda nyaman dan Bunda butuhkan: Apakah kehamilan Bunda berisiko tinggi atau tidak?
Memilih dokter kandungan jika…
- Kehamilan berisiko tinggi
- Ingin melahirkan dengan operasi caesar
- Khawatir dengan masalah medis yang sudah ada sebelumnya (preeklampsia, diabetes gestasional, atau lainnya)
- Merasa tenang bila muncul komplikasi
- Membutuhkan dukungan asuransi
Memilih bidan jika…
- Kehamilan berisiko rendah
- Menginginkan pendekatan yang lebih holistik
- Ingin melahirkan di rumah
- Menghindari intervensi nonmedis untuk mengatasi rasa sakit dan nyeri kehamilan serta persalinan dan melahirkan
Cara terbaik untuk menemukan bidan yang baik adalah dengan melakukan survei.
- Pilih yang memiliki lisensi dan bersertifikat serta bekerja di klinik bersalin atau rumah sakit dengan integritas tinggi.
- Cari testimoni dari keluarga atau sahabat.
Pertanyaan Terpopuler Seputar Bidan
Profesi bidan merupakan profesi yang cukup diminati di kalangan masyarakat karena prospek kerjanya yang luas dan juga dapat mengabdi untuk masyarakat.
Selain itu, banyak ibu hamil yang lebih memilih untuk berkonsultasi atau mendapatkan pelayanan dari bidan karena berbagai alasan, mulai dari kemampuan finansial hingga relasi dengan bidan yang cenderung lebih dekat dan privat dibandingkan dengan dokter.
Berikut adalah beberapa pertanyaan terpopuler seputar profesi bidan yang lazim ditanyakan beserta jawabannya yang telah dihimpun oleh oleh theAsianparent Indonesia
Apa saja tugas seorang bidan?
Bidan adalah tenaga kesehatan profesional di bidang kesehatan ibu dan anak. Peran seorang bidan sendiri sangat banyak dan luas. Mulai dari memberikan perawatan prenatal (sebelum persalinan), kemudian memeriksa kondisi ibu selama masa kehamilan, saat persalinan dan setelah melahirkan, hingga menangani secara langsung persalinan per vaginam.
Tidak hanya sampai di situ, bidan pun dapat membantu mengidentifikasi kemungkinan terjadinya komplikasi dari persalinan, serta memantau kondisi janin selama proses persalinan dan memberikan saran medis pada ibu dan bayinya jika sewaktu-waktu diperlukan.
Untuk pelayanan kesehatan ibu, bidan dapat memberikan konseling, membantu ibu menyusui, memberikan perawatan antenatal. hingga merawat ibu dalam masa nifas dan pelayanan keluarga berencana.
Sedangkan untuk pelayanan kesehatan anak, bidan dapat memberikan pelayanan neonatal esensial, memantau tumbuh kembang anak dan memberikan intervensi dini, serta memberikan konseling seputar perawatan bayi baru lahir, ASI eksklusif, dan juga imunisasi.
Bidan harus lulusan apa?
Seorang bidan harus menempuh pendidikan profesi bidan terlebih dahulu. Ia harus menyelesaikan pendidikan di jenjang D3, atau juga bisa D4 dan S1 di fakultas Kebidanan serta menyelesaikan pendidikan profesi. Tanpa menempuh pendidikan profesi, lulusan D3 atau S1 Kebidanan tidak boleh berpraktik sebagai bidan.
Berapa gaji seorang bidan?
Gaji antara bidan yang bekerja di instansi kesehatan milik pemerintah atau menjabat PNS (Pegawai Negeri Sipil) dan non-PNS bisa jadi berbeda.
Bidan PNS umumnya dibagi menjadi 2 jenjang jabatan, yaitu Bidan Terampil dengan kisaran gaji pokok antara Rp1.900.000 hingga Rp2.700.000 per bulan, Bidan Ahli dengan kisaran gaji pokok antara Rp2.450.000 hingga Rp3.000.000 per bulannya.
Namun di luar gaji pokok biasanya bidan PNS akan menerima berbagai tunjangan dan insentif.
Kemudian untuk bidan non-PNS pada umumnya mengikuti standar upah minimum setempat, yaitu diperkirakan mulai dari Rp3.000.000 hingga Rp7.000.000 setiap bulannya.
***
Apa pun keputusan Bunda dalam memilih tenaga medis untuk perawatan prenatal dan persalinan nanti, selalu akan ada pro dan kontra dari orang-orang di sekitar Anda. Yang perlu Bunda lakukan adalah, yakinlah dengan keputusan Anda! Tetap semangat, Bunda, dan semoga Anda dan si calon bayi selalu dalam keadaan sehat.
Baca juga:
Amankah Melahirkan di Rumah? Ini Syarat dan Risiko yang Perlu Diwaspadai
8 Kunci sukses melahirkan Gentle Birth dari Bidan Yesie Aprilia
Viral Bidan Bantu Persalinan dengan Teknik Tiup-tiup, Bagaimana Penjelasannya?
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.