Melahirkan seharusnya menjadi pengalaman yang menyenangkan bagi seorang ibu. Penantian selama 9 bulan akhirnya akan segera terbayar dengan kehadiran sang buah hati. Namun apa jadinya jika ibu dibentak saat melahirkan? Tentunya hal ini akan menimbulkan trauma bagi ibu yang mengalaminya.
Seorang ibu, sebut saja ibu Nina menceritakan pengalamannya dibentak saat melahirkan oleh seorang bidan yang seharusnya membantu ibu Nina menjalani persalinan.
Seperti apa kisah selengkapnya?
Pengalaman Dibentak saat Melahirkan Membuatku Trauma
Melahirkan adalah dambaan kaum ibu yang telah menjalani kehamilan selama 9 bulan. Pun seperti saya ingin buru-buru melahirkan agar bisa bertemu buah hati saya. Tapi harapan tidak sesuai kenyataan. Saya kira akan baik-baik saja tapi kenyataannya tidak sesuai perkiraan.
Baru Pembukaan 1 Sudah Dikasih Induksi
Saat itu saya baru pembukaan 1, tiba-tiba di kasih cairan infusan tp ternyata itu adalah cairan induksi oleh bidan sekitar jam 8 malam. Saat itu saya di tangani oleh bidan yang bertugas jaga malam.
Awalnya beberapa jam saya baik-baik saja, tapi beberapa jam berikutnya saya mulai kesakitan. Saya tahan walaupun sakit dan mencoba tarik buang nafas dan istigfar. Tapi makin lama makin sakit.
Rasanya benar-benar sakit seperti di gilas. 5 menit sekali selama 4 jam merasakan sakit yang tidak ada habisnya sampai saya lupa caranya tarik-buang nafas.
Dibentak saat Melahirkan
Kira-kira jam 3 pagi ibu dan suami yg menemani saat itu langsung memanggil bidan. Tapi apa yang saya dapatkan? Bidan itu malah marah-marah.
” Kamu kalo kesakitan jangan teriak-teriak.. tarik buang nafas aja. Ganggu pasien yang lain tau. Ini baru pembukaan 5. Lagian mau lahiran rewel amat sih!!!” Bentaknya sambil pergi.
Suami saya hanya bisa diam kasihan melihat saya.
Lalu ibu saya bicara sambil nahan air mata dan mengelus kepala saya dengan nada yang bergetar
” Bidannya marah kali yaa Teh, gara-gara Mamah bangunin tidurnya. Maafin Mamah yaa. gara-gara Mamah, Teteh di bentak-bentak.”
Saya hanya bisa diam walaupun sebenarnya nggak terima karena itu bukan kesalahan orangtua saya. Toh ini waktunya dia kerja bukan tidur.
Mungkin orangtua saya sedih sedari kecil tidak pernah membentak saya tapi orang yang baru di kenal beberapa jam berani-beraninya membentak saya.
Nggak lama ketuban saya pecah dan saya langsung di pindahkan ke ruang lain. Rasanya kontraksi semakin hebat saya makin kesakitan sakit sampai tubuh gemeteran.
Kembali Dibentak oleh Bidan yang Marah
Tepat pukul 7.55 bayi saya sepertinya akan keluar. Ibu saya panik dan memanggil bidan bilang saya mau melahirkan. Sedangkan suami saya harus menunggu diluar.
Bidan dan tim-nya datang dan menyiapkan peralatannya sambil marah
“Ini sih namanya ngerjain!!!” Kata bidannya marah
Maksudnya dia sudah jam pulang malah tertunda karena harus menangani saya.
Akhirnya saya pun melahirkan dan bayi saya selamat. Tapi harus saya di jahit karena banyak robekan. Sepertinya bidan itu benar kesal sama saya sampai-sampai saat di jahit dalam keadaan lemas pun saya masih di marahin juga.
“Awas yaa kalo kamu teriak-teriak lagi!” ancamnya.
Dibentak saat Melahirkan membuat Saya Trauma
Buat kalian yang bertanya kenapa saya nggak melawan? Itu karena kondisi saya sangat lemas. Udah nggak mikir apa-apa lagi selain pengen cepet pulang yang penting saya dan anak saya sehat dan selamat. Dan cukup satu kali saya melahirkan di tempat ini.
Nggak tahu kenapa sampai saat ini, saya masih trauma mengingat perlakuan bidan saat lahiran. Sampai berfikir nanti lah punya anak 5-6 tahun lagi. Saya berharap trauma ini segera menghilang.
Tips Memilih Bidan yang Baik untuk Membantu Persalinan
Pengalaman ibu Nina seharusnya bisa dihindari. Bidan adalah tenaga kesehatan yang sepatutnya memahami apa yang dilalui oleh seorang ibu yang sedang melahirkan.
Bagi Anda yang sedang mencari opsi bidan untuk membantu persalinan, perhatikan tips berikut agar pengalaman melahirkan Anda minim trauma.
1. Cari Tahu tentang Bidan tersebut
Riset adalah hal yang penting, termasuk saat memilih bidan untuk membantu persalinan. Selain reputasi, Anda juga perlu bertanya kepada teman atau kerabat atau orang yang pernah melahirkan di tempat bidan tersebut. Bagaimana pelayanannya, apakah bidannya cukup baik memperlakukan pasien atau tidak. Jika rekam jejaknya kurang bagus, sebaiknya cari bidan yang lain.
2. Waktu dan Tempat Praktik
Melahirkan kadang tidak bisa diprediksi, kontraksi dan pembukaan bisa berlangsung selama berjam-jam bahkan ada yang hitungan hari. Pastikan tempat bidan yang Anda tuju bisa mengakomodasi hal tersebut, usahakan jangan memilih bidan yang lokasi praktiknya terlalu jauh dari tempat tinggal Bunda.
3. Bisa Memberikan Rasa Nyaman
Melahirkan adalah pengalaman yang cukup traumatis dan menakutkan bagi seorang ibu, terutama ibu yang hendak melahirkan anak pertama. Maka pilihlah bidan yang bisa memberikan Anda rasa nyaman selama proses persalinan. Bahkan semenjak masa kehamilan, apakah bidan tersebut cukup baik dalam menjelaskan dan memberikan Anda ketenangan. Juga bersedia dihubungi saat keadaan darurat atau bila Bunda memiliki keluhan.
4. Prosedur dan Peralatan Medis yang Baik
Keselamatan ibu dan bayi dalam proses persalinan harus diutamakan. Karena itu pilihlah bidan yang memiliki layanan medis dan peralatan yang memadai. Juga tak memaksakan bila ada kondisi sulit yang bisa mengancam nyawa ibu ataupun bayi dan memilih merujuk pasien ke dokter kandungan.
***
Itulah kisah ibu Nina yang dibentak saat melahirkan hingga membuatnya trauma. Apakah Bunda pernah mengalami peristiwa serupa?
Baca juga:
Trauma melahirkan bisa dialami semua ibu, ini gejala dan cara mengatasinya
Ibu Lahirkan Anak di Rumah Tanpa Bantuan Dokter karena Trauma, Bagaimana Kisahnya?
Pengalaman Melahirkan dari Seorang Ibu Penyandang Polio
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.