Berat badan bayi yang mengalami Down syndrome umumnya sulit naik di awal kehidupannya karena kondisi komorbiditas yang menyertai, seperti hipotiroid kongenital, kelainan jantung bawaan, dan lain-lain.
Di kemudian hari, saat anak beranjak dewasa, ia cenderung lebih mudah mengalami obesitas.
Oleh karena itu, menjaga kenaikan berat badan (BB) dan panjang/tinggi badan (PB) anak dengan Down syndrome sangat penting agar dapat mencegah obesitas saat ia dewasa. Meski begitu, berat badan bayi Down syndrome juga tergantung pada kondisi kesehatan mereka.
Dengan memberi asupan gizi seimbang sesuai kebutuhan, berat badan bayi dengan Down syndrome bisa saja normal seperti bayi lainnya.
Berikut penjelasan lengkapnya, Parents.
Berapa Berat Badan Bayi dengan Sindrom Down?
Menurut penelitian yang dipublikasikan di National Library of Medicine, rerata berat badan lahir bayi dengan Down syndrome adalah sekitar 3 kg untuk bayi laki-laki dan 2,9 kg untuk bayi perempuan. Sekitar 20% bayi Down syndrome terlahir dengan Berat Lahir Rendah (BBLR).
Apakah Bayi dengan Sindrom Down Memiliki Berat Badan Lahir Rendah?
Ya, bayi Down syndrome kerap mengalami berat lahir rendah. Hal ini disebabkan oleh gangguan pertumbuhan yang terkait dengan kondisi komorbiditas.
Salah satunya, anak dengan Down syndrome umumnya mengalami hypotonia atau tonus otot lemah, sehingga membuat mereka mengalami kesulitan makan.
MPASI pada bayi yang mengalami keterlambatan perkembangan biasanya ditunda terlebih dahulu. Namun, bukan berarti anak yang memulai MPASI lebih cepat akan mengalami pertumbuhan yang lebih baik.
Apakah Bayi Down Syndrome Susah Naik Berat Badan?
Pertumbuhan bayi Down syndrome memang berbeda dengan bayi lainnya, tetapi bukan berarti mereka tidak bisa tumbuh sehat. Pemberian asupan gizi yang baik serta penanganan komorbiditas yang tepat dapat membantu tumbuh kembang anak dengan Down syndrome lebih baik, terutama dalam membantu kenaikan berat badannya.
Bagaimana Cara Menaikkan Berat Badan Bayi dengan Down Syndrome?

Meningkatkan berat badan bayi Down syndrome memerlukan asupan nutrisi yang tepat. Berikut beberapa tipsnya:
- Jika bayi dapat diberikan ASI, maka berilah dia ASI. Namun, bayi Down syndrome umumnya mengalami hypotonia atau tonus otot lemah, sehingga sering terlihat malas menyusu. Bayi Down syndrome perlu dibantu untuk menyusu, bisa dengan ASI perah atau menggunakan orogastric/nasogastric tube. Parents juga dapat berkonsultasi dengan dokter konselor laktasi jika mengalami kesulitan dalam menyusui bayi
- Jika bayi membutuhkan nutrisi tambahan berupa susu formula, sebaiknya diskusikan terlebih dahulu dengan dokter spesialis anak untuk memilih asupan nutrisi terbaik bagi Si Kecil
- Ketika sudah memasuki masa MPASI, berikan makanan pendamping dengan gizi seimbang. Karena mengalami kesulitan makan, Parents dapat memberikan si Kecil makanan padat kalori dalam porsi kecil. Makanan padat kalori merupakan makanan yang mengandung karbohidrat, lemak, dan protein, seperti macaroni schotel, lemper, bubur hati ayam dengan santan, dan lain sebagainya. Sesuaikan MPASI dengan usia si Kecil. Umumnya bayi berusia 6-8 bulan umumnya masih mengonsumsi MPASI bertekstur halus agar lebih mudah dicerna dan mencegahnya tersedak
- Perhatikan tabel panduan berat badan normal dari WHO untuk memantau kenaikan berat badannya. Selain berat badan, pertambahan panjang/tinggi badan bayi juga sama pentingnya untuk terus dipantau secara ketat.
Itulah penjelasan mengenai berat badan bayi dengan Down syndrome. Dengan asupan gizi yang tepat, anak dengan Down syndrome tetap dapat tumbuh sehat.
Jika Parents masih bingung, konsultasikan dengan dokter spesialis anak untuk saran yang sesuai dengan kondisi kesehatan si Kecil.
Semoga bermanfaat!
***