Down syndrome adalah kondisi bayi memiliki salinan kromosom 21 ekstra. Bayi dengan down syndrome sering mengalami tantangan perkembangan, seperti lebih lambat berbicara dibanding anak lainnya. Lantas, apa saja ciri-ciri bayi down syndrome?
Ciri-ciri bayi down syndrome bisa dilihat dari fisik, perkembangan kognitif, dan tingkah lakunya.
Ciri fisik, kognitif, maupun tingkah laku bayi down syndrome akan semakin terlihat seiring pertumbuhannya.
Namun untuk mengetahui apakah bayi berisiko down syndrome, hal tersebut dapat diketahui sejak dari kandungan.
Berikut cara mengetahui bayi down syndrome dari sejak dalam kandungan dan ciri-cirinya.
Anak Down Syndrome Terlihat sejak Usia Berapa?
Anak down syndrome dapat terlihat sejak usianya 1 hari alias 24 jam setelah lahir. Ciri fisik maupun tingkah laku anak down syndrome mungkin belum terlihat sesaat setelah ia lahir. Namun tes darah dapat mengetahuinya dengan cara menghitung jumlah kromosom.
Tanda-tanda fisik down syndrome yang muncul saat lahir dan menjadi lebih jelas seiring pertumbuhan bayi yakni sebagai berikut, seperti melansir dari CDC:
- Wajah datar, terutama pangkal hidung
- Mata berbentuk almond yang miring ke atas
- Lidah yang cenderung menjulur keluar dari mulut
- Leher pendek
- Telinga, tangan dan kaki kecil
- Garis tunggal di telapak tangan
- Jari kelingking kecil
- Tonus otot buruk atau sendi longgar
- Tinggi badan lebih pendek dari rata-rata.
Ciri fisik tersebut sebenarnya sudah ada sejak bayi lahir, namun akan semakin jelas dan dapat diamati seiring pertumbuhan si Kecil.
Bagaimana Cara Mengetahui Anak Down Syndrome dalam Kandungan?
Bayi down syndrome sebenarnya bisa didiagnosis sejak ia masih berada di dalam kandungan.
Sejumlah tes dapat dilakukan selama masa kehamilan Bunda untuk mengetahui apakah ada kemungkin si Kecil mengalami down syndrome.
Cara mengetahui anak down syndrome dalam kandungan adalah lewat tes skrining prenatal dan tes diagnostik selama kehamilan.
1. Tes Skrining Prenatal
Melansir Cleveland Clinic, tes skrining prenatal menilai risiko Bunda memiliki anak dengan down syndrome, bukan untuk memberikan informasi diagnosis.
Tes skrining bisa berupa tes darah dari orang tua yang melahirkan.
Tes skrining lainnya adalah USG. Selama USG, penyedia layanan kesehatan atau dokter akan mencari tanda-tanda down syndrome seperti cairan ekstra di belakang leher bayi.
Melansir Eunice Kennedy Shriver National Institute of Child Health and Human Development, tes darah dan tes USG dilakukan selama trimester pertama kehamilan.
Kemudian dilanjutkan dengan tes darah selama trimester kedua kehamilan.
2. Tes Diagnostik selama Kehamilan
Tes diagnostik selama kehamilan dapat memastikan diagnosis down syndrome. Tes ini biasanya dilakukan setelah hasil tes skrining positif. Tes ini meliputi:
- Amniosentesis, pengambilan sampel cairan ketuban yang kemudian diuji untuk mengetahui adanya kromosom tambahan. Tes ini tidak dapat dilakukan sampai usia kandungan 14 minggu sampai 18 minggu.
- Pengambilan sampel vili korionik, yakni pengambilan sampel sel dari bagian plasenta lalu menguji sampel tersebut. Tes ini dilakukan antara usia kandungan 9 minggu sampai 11 minggu.
- Pengambilan sampel darah tali pusat perkutan yakni mengambil sampel darah janin di tali pusat melalui rahim. Tes ini tidak dapat dilakukan hingga akhir kehamilan antara usia kandungan 18 minggu sampai 22 minggu.
Baby Syndrome Terlihat pada Usia Berapa?
Melansir Mayo Clinic, baby syndrome dapat terlihat pada usia 1 hari atau 24 jam pertama setelah bayi lahir. Pemeriksaan fisik dapat dilakukan dalam 24 jam pertama setelah bayi lahir untuk mengidentifikasi apakah ia punya down syndrome.
Jika bayi dicurigai menderita down syndrome, dokter akan meminta Bunda menjalani tes yang untuk memastikan diagnosis. Tes tersebut akan memeriksa kromosom si Kecil menggunakan sampel darah.
Jika terdapat kromosom 21 yang lengkap atau sebagian di semua maupun beberapa sel, maka diagnosisnya adalah down syndrome.
Baby syndrome dapat terlihat pada usia 24 jam setelah bayi lahir dan cara mengetahui dengan tes darah untuk pengecekan jumlah kromosom.
Tingkah Laku Anak Down Syndrome?
Tingkah laku anak down syndrome dapat diamati dan diketahui karena ia menunjukkan gerak-gerik yang berbeda dari anak lainnya.
Gejala perilaku down syndrome terjadi karena anak tidak dapat mengomunikasikan kebutuhannya kepada orang tua atau pengasuhnya.
Tingkah laku anak down syndrome termasuk:
- Keras kepala dan mengamuk
- Kesulitan memperhatikan
- Perilaku obsesif atau kompulsif.
Parents, ciri-ciri bayi down syndrome akan nampak saat ia tumbuh seiring pertambahan usianya. Akan tetapi, tes untuk mengetahui apakah si Kecil berisiko mengalami down syndrome bisa dilakukan sejak awal kehamilan.
Tes untuk mengetahui apakah bayi down syndrome juga dapat dilakukan di 24 jam awal setelah si Kecil lahir lewat tes darah untuk mengetahui jumlah kromosom tubuhnya.
Parents bisa konsultasi dengan dokter kandungan terkait down syndrome pada bayi.
***
Baca Juga:
Tahukah Mengapa Wajah Anak Down Syndrome Khas? Temukan Jawabannya di Sini!
Beragam Tes Down Syndrome Saat Hamil yang Aman untuk Ibu dan Janin
5 Cacat lahir pada bayi yang sering terjadi di Indonesia
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.