Setelah memberi makan atau menyusui bayi, mungkin Anda akan berpikir untuk menidurkannya. Tetapi, Anda perlu berhati-hati ya Bun! Bisa-bisa, bayi muntah saat tidur jika ia terlalu kenyang.
Berikut cara terbaik untuk mencegah risiko bayi muntah saat tidur!
Fakta bayi muntah saat tidur
Bayi yang tidur dalam posisi telentang tentu memiliki risiko lebih rendah mengalami tersedak atau muntah saat tidur, dibanding bayi yang ditidurkan telungkup atau menyamping.
Faktanya, tidur dalam posisi telentang juga membantu melindungi jalan napas bayi. Selain menghindari bayi muntah saat tidur, tidur dalam posisi telentang juga memberi ruang pada saluran napas bagian atas yang terletak di atas esofagus. Esofagus adalah saluran makanan yang membawa makanan dari mulut ke dalam lambung.
Selain itu, bayi yang tidur telentang juga dapat dengan bebas menggerakkan kepala mereka dan menjaga saluran udara jika bayi muntah saat tidur.
Bayi tidur telentang kemungkinan juga bisa mengurangi risiko lebih besar mengalami masalah pernapasan dan pencernaan jika dibandingkan dengan bayi yang tidur dalam posisi telungkup.
Mengingat, cairan akan lebih sulit melawan gravitasi dan memasuki saluran pernapasan dalam posisi tersebut. Oleh karena itu, sebaiknya biarkan bayi Anda tidur telentang untuk meminimalkan risiko tersedak dan bayi muntah saat tidur.
Ketika bayi tidur dalam kondisi miring atau telungkup
Namun, pada bayi yang tidur dalam posisi telungkup, posisi esofagus ada di atas saluran udara mereka. Selain itu, bayi cenderung tidur lebih nyenyak saat tertidur dalam posisi telungkup dan lebih jarang menelan.
Bayi yang memuntahkan susu atau cairan bisa berisiko mengalami pengumpulan cairan di pintu saluran napas. Hal itu membuat bayi lebih berisiko menghirup cairan ke paru-parunya.
Bayi yang tidur dalam posisi menyamping juga memiliki risiko masalah serupa. Posisi tidur ini meningkatkan risiko bayi menghirup cairan ke dalam saluran napas dan paru-paru mereka.
Masalah tidur telentang yang merupakan mitos
Parents mungkin juga banyak yang sudah mengetahui tentang kelebihan posisi tidur telentang pada bayi, termasuk dapat mencegah sindrom kematian bayi mendadak atau SIDS.
Namun faktanya, mungkin masih banyak yang merasa khawatir tentang bahaya yang mungkin mengintai si kecil ketika membiarkan bayi tidur dalam posisi telentang. Padahal, hal itu belum tentu benar.
Berikut hal yang biasanya menyebabkan orangtua khawatir:
- Kepala peyang
Struktur kepala bayi memang belum kuat terbentuk sepenuhnya. Posisi tidurnya diduga ikut memengaruhi bagaimana bentuk kepalanya. Namun, kepala peyang seharusnya bukan menjadi masalah utama bagi bayi yang tidur dalam posisi telentang.
Salah satu hal yang bisa Anda lakukan dalam mengatasi kepala peyang adalah sering-sering memutar arah kepala si kecil ketika mereka berbaring telentang, baik saat bayi tidur maupun ketika ia terjaga.
- Perkembangan yang tertunda
Beberapa orangtua berpendapat bahwa tidur dengan posisi terlentang dikaitkan dengan perkembangan motorik yang tertunda. Khususnya, kemampuan untuk berguling pertama kalinya. Namun, itu tidak sepenuhnya benar.
Jika ingin membuat otot bayi Anda lebih kuat atau mengurangi kemungkinan bayi mengalami kepala peyang, dapat dengan mudah dicapai dengan cara meluangkan waktu untuk si kecil merangkak saat terjaga, ketika bayi sudah cukup usia tentunya.
Kesimpulannya, biarkan si kecil tidur dalam posisi telentang. Selain mengurangi risiko bayi muntah saat tidur, posisi telentang juga dinilai paling aman dan meminimalkan risiko tersedak.
Baca juga:
https://id.theasianparent.com/makanan-yang-membuat-anak-tersedak
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.