Menjaga organ intim tentu saja menjadi sebuah keharusan, apalagi saat Bunda sedang hamil. Setidaknya hal ini menjadi langkah utama untuk mencegah hal yang tidak diinginkan seperti halnya infeksi yang bisa memengaruhi janin. Umumnya, sehat atau tidaknya bisa ditandai dengan bau vagina yang normal.
Seperti apa bau vagina saat hamil? Bagaimana jika vagina terasa bau amis atau menyengangat?
Untuk mengetahui jawabannya, berikut penjelasan mengenai penyebab vagina berbau tidak sedap, serta bau miss V yang normal.
Bau Vagina saat Hamil yang Normal
Seorang Aesthetic Gynaecologist, dr. Dinda Derdameisya Sp.OG mengungkapkan bahwa bau vagina saat hamil yang normal sama dengan bau vagina saat tidak hamil. Namun, bila vagina berbau menyengat bisa menjadi tanda penyakit.
“Bau vagina yang menyengat biasanya mengindikasikan suatu penyakit. Normalnya, vagina itu tidak berbau, atau baunya terasa ‘asam’ tapi tidak menyengat. Kalau dia sudah sampai menyengat, misalnya seperti susu basi, atau amis seperti bau ikan, tercium seperti bau-bauan tidak sedap lainnya, itu mengidentifikasikan suatu infeksi bakteri, jamur ataupun infeksi STD (sexual transmission disease) atau penyakit menular seksual,” jelasnya.
Artikel terkait: 6 Kali operasi vagina demi suami, wanita ini malah mengalami nasib tragis
Lebih lanjut dr. Dinda menerangkan bahwa vagina akan lebih berbau lebih asam pada saat-saat tertentu. Perubahan bau vagina ini dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal.
“Kalau faktor internal bisa karena perubahan hormon saat wanita mulai memasuki masa menstruasi. Tapi, setelah wanita menstruasi, biasanya baunya akan hilang. Kalau faktor eksternal biasanya akibat kelembaban udara yang tinggi,” tambahnya.
Apakah Bau Vagina Tak Sedap Sering Dialami Selama Kehamilan?
Meski tidak menyenangkan dan memalukan, bau vagina sebenarnya cukup normal dan sering dialami selama kehamilan. Sekitar 65 persen perempuan melaporkan bahwa mereka pernah mengalami bau vagina selama kehamilan mereka. Bau vagina bahkan bisa menjadi salah satu gejala awal kehamilan.
Jika aromanya muncul setelah Anda hamil, kemungkinan besar itu terkait dengan kehamilan. Bau Anda bisa berkisar dari samar hingga sangat kuat dan biasanya tidak perlu dikhawatirkan.
Tetapi, ingat bahwa setiap kehamilan berbeda. Anda mungkin mengalami bau vagina selama kehamilan ini dan kemudian tidak mengalaminya pada kehamilan berikutnya. Bau juga mungkin lebih jelas pada trimester tertentu.
Penyebab Bau Vagina saat Hamil
Bau vagina yang kuat selama kehamilan mungkin disebabkan oleh perubahan keseimbangan pH, keringat, infeksi, perubahan hormonal, pola makan dll. Jika penyebabnya bukan kondisi medis, maka bau tersebut akan hilang dengan sendirinya setelah Anda melahirkan bayi. Perempuan yang tidak hamil juga bisa mengalami bau vagina karena keringat dan perubahan pola makan.
Berikut ini beberapa penyebab umum bau vagina saat hamil:
1. Perubahan Hormon
Tubuh Anda sedang mengalami perubahan hormon dalam jumlah besar setelah Anda hamil. Perubahan inilah yang memicu segala macam perubahan fisik, termasuk peningkatan sekresi dari vagina yang pada akhirnya menyebabkan bau yang kuat.
Saat hamil, indera penciuman Anda mungkin juga lebih sensitif karena lonjakan estrogen yang luar biasa dalam tubuh.
“Hormon mengontrol begitu banyak pengalaman tubuh kita, dari suhu tubuh hingga suasana hati kita, dan ya, cara indera penciuman kita. Ketika perempuan merasakan vagina mereka berbau berbeda selama hamil, efeknya sering disebabkan oleh indra penciuman itu sendiri. Bau dan rasa makanan tertentu, misalnya, dapat berubah secara ekstrim selama kehamilan karena indera penciuman yang sensitif,” kata dokter kandungan Dr. Mary Jacobson dikutip dari Romper.
2. Asupan Makan Harian
Ibu hamil mungkin mengalami perubahan bau vagina akibat pola makan. Makanan pedas, ikan, kopi, bawang putih, bawang merah, brokoli, dan produk susu bisa menjadi penyebab bau tidak sedap.
3. Dehidrasi
Jika mencium bau amonia yang kuat, Anda mungkin mengalami dehidrasi. Ingat, Anda membutuhkan lebih banyak cairan saat hamil karena tubuh Anda sedang menumbuhkan janin sekarang. Usahakan minum air putih minimal dua liter per hari agar bau vagina saat hamil mereda.
4. Infeksi Jamur
Anda lebih berisiko terkena infeksi jamur saat hamil bila kelebihan gula dalam tubuh. Kadar gula pada area vagina inilah yang menjadi makanan bagi jamur, sehingga menciptakan ketidakseimbangan pH dan pertumbuhan jamur yang berlebih.
5. Infeksi Bakteri
Vaginosis bakteri (BV) adalah infeksi vagina yang paling umum pada ibu hamil dan disebabkan oleh ketidakseimbangan bakteri yang hidup di vagina Anda. Karenanya, bau vagina seperti bau ikan paling jelas dirasakan setelah berhubungan seks.
Meskipun hasil penelitiannya belum jelas tentang apa yang menyebabkan ketidakseimbangan bakteri ini, salah satu cara mengurangi kemungkinan terkena BV adalah dengan melakukan hubungan seks yang aman, tidak merokok, dan tidak melakukan douching. Jika merasa bau amis pada area vagina, segera konsultasikan dengan dokter. Infeksi bakteri di area vagina dapat meningkatkan risiko persalinan prematur.
Artikel Terkait: 10 Kebutuhan Ibu Hamil Trimester 1 Rekomendasi, Sudah Ceklis yang Mana?
6. Virus atau PMS
Virus, seperti herpes simpleks dan PMS lainnya, juga bisa menjadi penyebab aroma tidak sedap Anda.
7. Perubahan Tingkat pH
Tingkat pH normal vagina adalah antara 3,8 dan 4,5, yang berada dalam kisaran asam. PH asam ini disebabkan oleh bakteri baik atau flora alami vagina yang hidup di dalam vagina dan menghasilkan asam laktat.
Selama kehamilan, kelebihan suplai darah ke daerah vagina juga menyebabkan pH ini berubah. Hal ini membuat vagina rentan terhadap infeksi bakteri seperti vaginitis dan dapat menyebabkan keluarnya cairan amis atau berbau busuk dari vagina.
8. Kebersihan yang Buruk
Mengenakan pakaian ketat, menggunakan produk berbahan kimia, tisu basah, semprotan, dan tidak menjaga kebersihan area vagina juga dapat menyebabkan bau yang tidak sedap.
9. Memakai Pakaian Terlalu Ketat
Memakai pakaian yang terlalu ketat menyebabkan area vagina lembab dan cepat berkeringat. Bila area vagina lembap, bau tak sedap akan muncul. Karena itu sebaiknya ibu hamil tidak menggunakan pakaian ketat.
10. Douching
Douching adalah metode mencuci bagian dalam vagina dengan menggunakan air yang biasanya dicampur dengan cairan lain, biasanya cuka, soda kue, atau yodium. Efeknya jauh berbeda dengan mencuci dengan air biasa. Dokter tidak merekomendasikan douching karena dapat meningkatkan risiko masalah kesehatan termasuk Infeksi Menular Seksual (IMS) dan bahkan mengganggu perkembangan janin.
Douching juga menghilangkan bakteri sehat yang dibutuhkan vagina untuk menjaga keseimbangan pH dan sebenarnya dapat memperburuk masalah dalam jangka panjang. Selain itu, douching dapat meningkatkan pertumbuhan berlebih dari bakteri berbahaya, yang dapat menyebabkan infeksi jamur atau BV.
Jika Anda menderita infeksi vagina, douching dapat menyebabkan infeksi ke dalam rahim, saluran tuba, dan ovarium, yang dapat menyebabkan panggul penyakit radang, infeksi serius yang menyebabkan infertilitas pada 1 dari 10 perempuan yang menderitanya, menurut American College of Obstetricians and Gynecologists.
11. Keringat
Kulit di daerah selangkangan rentan berkeringat, yang dapat menyebabkan bau vagina.
12. Trikomoniasis
Infeksi menular seksual (IMS), trikomoniasis dapat menyebabkan bau vagina. IMS lain, seperti gonore dan klamidia, biasanya tidak disertai dengan bau yang menyengat, tetapi mungkin menjadi penyebabnya, menurut Mayo Clinic.
13. Fistula Rektovaginal
Ini adalah pembukaan abnormal yang jarang terjadi antara vagina dan rektum yang memungkinkan kotoran bocor ke dalam vagina, sehingga dapat menyebabkan bau vagina. Gejala lain termasuk infeksi saluran kemih atau vagina berulang (ISK), nyeri saat berhubungan seks, atau tinja di vagina Anda. Fistula rektovaginal dapat disebabkan oleh cedera saat melahirkan; komplikasi dari operasi panggul, termasuk histerektomi; Penyakit Crohn; atau pengobatan kanker ke daerah tersebut, menurut Mayo Clinic.
14. Kanker Serviks atau Vagina
Dalam kasus yang jarang terjadi, bau vagina yang tidak normal terkadang bisa menjadi gejala kanker serviks atau vagina. Gejala lain dari kemungkinan kanker serviks atau vagina adalah keputihan berat yang dapat memiliki bau yang kuat, menurut Klinik Cleveland.
Artikel Terkait: 6 Kebutuhan Ibu Hamil Trimester 2 Rekomendasi, Cek!
Gejala Bau Vagina Tak Sedap yang Berbahaya
Meski umumnya perubahan bau vagina normal saat hamil, bau vagina yang disertai dengan gejala lain perlu diwaspadai. Sebab, bau vagina dianggap normal jika Anda tidak memiliki gejala lain. Tetapi, jika baunya terus-menerus dan disertai dengan gejala berikut ini, sebaiknya Anda menemui dokter untuk pemeriksaan vagina.
- Gatal
- Iritasi
- Sensasi terbakar atau panas
Faktor Risiko
Ibu hamil yang berisiko mengalami bau vagina tak sedap bila ia melakukan beberapa hal di bawah ini:
- Tidak menjaga kebersihan vagina dengan baik
- Melakukan douching
- Terlalu banyak dan sering konsumsi makan manis
- Menggunakan pakaian yang ketat di area vagina
Cara Mengobati Bau Vagina
Jika semua tes menunjukkan hasil negatif untuk infeksi jamur, infeksi bakteri, dan PMS, perubahan hormon Anda mungkin menjadi penyebab atas bau tersebut. Kemungkinan besar akan hilang begitu bayi lahir.
Namun, ingatlah untuk selalu membersihkan area vagina dengan baik dan mencoba beberapa cara berikut ini untuk meredakan bau vagina saat hamil.
1. Menjaga Kebersihan Vagina
Cuci bagian luar vagina Anda dengan sabun lembut dan air 1x sehari. Hindari penggunaan loofah atau sabut mandi, karena dapat membuat robekan kecil dan membuat area tersebut terkena kemungkinan infeksi.
2. Jangan Lakukan Douche
Memasukkan air, atau bahan pembersih apa pun, ke dalam vagina Anda dapat menghancurkan bakteri sehat atau bahkan mendorong infeksi ke dalam rahim Anda. Douching sangat tidak dianjurkan untuk dilakukan saat hamil.
3. Gunakan Pakaian dalam Berbahan Katun
Mengenakan pakaian dalam yang tepat dapat membantu mengobati bau vagina saat hamil. Ini akan membuat area vagina yang kering dan bernapas untuk daerah bawah Anda, karena kapas akan menghilangkan kelembapan berlebih dari keringat atau kotoran.
4. Sering Mengganti Pakaian Dalam
Mengganti pakaian dalam sesering mungkin juga akan membantu mengurangi kelembapan dan bau.
Potong pakaian yang ketat: Kami tahu celana yoga bisa sangat nyaman, terutama selama kehamilan, tetapi yang terbaik adalah mengenakan pakaian yang membuat area kewanitaan Anda bernapas.
5. Ganti Produk Sabun
Sabun beraroma dan produk feminin lainnya dapat mengiritasi atau bahkan berkontribusi pada bau. Coba gunakan produk yang tidak diberi wewangian atau bahkan hanya air hangat biasa agar tetap bersih.
6. Ubah Pola Makan yang Sehat
Pola makan yang seimbang akan membantu menjaga seluruh tubuh Anda tetap sehat, termasuk area vagina. Makan terlalu banyak gula dapat memicu pertumbuhan jamur.
Pastikan rajin mengonsumsi buah-buahan, sayuran, biji-bijian, dan protein. Anda juga bisa mencoba menghilangkan makanan tertentu, seperti bawang putih dan brokoli, dan menambahkan makanan kaya probiotik, seperti yogurt, kefir, dan asinan kubis.
7. Tetap Terhidrasi
Pastikan Anda minum banyak air untuk membantu mengurangi aroma amonia dan mendorong pengeluaran keringat yang sehat dan pelepasan cairan. Ibu hamil harus minum antara 8 hingga 10 gelas air per hari.
Dampak Vagina Bau pada Hubungan Intim
Seorang Sexologist, dr. Haekal Anshari, M. Biomed (AAM) menyebutkan bahwa, kondisi vagina berbau tidak sedap tentu saja bisa berisiko menganggu hubungan intim dengan suami.
“Selain wanita menjadi tidak percaya diri saat berhubungan seksual, vagina berbau tidak sedap juga dapat menganggu hubungan intim dengan suami. Suami yang tadinya turn on (terangsang), bisa saja langsung turn off (tidak terangsang lagi) akibat mencium bau tidak sedap tersebut,” ungkapnya.
Artikel terkait: Wanita ini jadikan kulit vaginanya sebagai liontin pasca operasi vagina
Walaupun aktivitas seksual tetap dilanjutkan karena suami mengiginkannya, karena bau tidak sedap tersebut, biasanya sesi bercinta tidak akan berkair dengan kepuasan. Sebab, salah satu pihak sebenarnya belum merasa puas.
“Walaupun hubungan intim tetap dilakukan, biasanya suami akan ingin cepat-cepat selesai bercinta meskipun sang istri belum puas,” tambahnya.
Fakta lain yang tidak bisa disepelekan, vagina yang berbau tidak sedap juga bisa saja membahayakan kesehatan pasangan. Kalau hal ini dibiarkan, maka bisa menganggu hubungan seksual atau hubungan rumah tangga.
Vagina berbau tidak sedap akibat infeksi ini tidak diatasi, perempuan yang mengalaminya bisa menularkan penyakit pada suaminya.
Artikel Terkait: 11 Skincare untuk Ibu Hamil dan Menyusui Pilihan, Aman dan Berkualitas
Kapan Harus ke Dokter?
Meskipun penyebab bau vagina selama kehamilan mungkin hal-hal sederhana seperti keringat atau perubahan pola makan, penting untuk berkonsultasi dengan dokter untuk memastikan bahwa Anda tidak memiliki infeksi atau kondisi lain yang dapat membahayakan bayi. Dalam keadaan berikut, Anda harus berkonsultasi dengan profesional medis yang berkualifikasi:
1. Bau Tak Sedap Terus-Menerus
Terkadang, bau tak sedap bisa bertahan lama selama kehamilan. Jika disertai dengan keluarnya cairan berwarna kuning atau hijau, sebaiknya konsultasikan ke dokter. Keputihan berwarna hijau atau kuning biasanya merupakan tanda infeksi jamur atau bakteri dan tidak boleh dianggap enteng.
2. Gatal Tak Terkendali
Iritasi atau rasa gatal yang tidak terkendali pada vagina juga merupakan tanda infeksi mikroba, dan disarankan untuk segera berkonsultasi dengan dokter kandungan.
3. Penyakit Menular Seksual (PMS)
Penyakit menular seksual juga dapat menyebabkan keputihan yang berlebihan dengan bau yang menyengat. Seorang ginekolog dapat meresepkan obat untuk mengobati kondisi tersebut dan memastikan bahwa Anda dan bayi tetap sehat.
4. Nyeri dan Peradangan
Mengalami rasa sakit atau sensasi terbakar saat berhubungan seksual atau buang air kecil adalah tanda adanya infeksi. Peradangan dan gatal-gatal adalah tanda-tanda peringatan infeksi dan Anda harus segera menemui dokter.
5. Tanda Lainnya
Jika Anda melihat darah di keputihan yang memiliki penampilan seperti keju cottage, berbau amis atau berwarna kehijauan atau kekuningan, itu pertanda ada yang tidak beres. Anda harus segera berkonsultasi dengan dokter.
Jadi, saat merasa bau vagina sangat menyengat, Bunda baiknya segera berkonsultasi ke dokter. Semoga informasi di atas bermanfaat!
***
Artikel telah diupdate oleh: Fadhila Afifah
Baca juga:
Vagina menyengat seperti bau bawang, ternyata disebabkan 4 hal ini!
7 Macam Aroma Vagina dan Maknanya, Kapan Harus Waspada?
5 Alasan yang Menyebabkan Vagina Bau Tak Sedap Saat Hamil
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.