Sudah diketahui umum bahwa merokok selama kehamilan dapat membahayakan ibu dan janin. Namun, penelitian menunjukkan bahwa banyak ibu hamil yang tidak menyadari bahaya rokok elektrik alias vape.
Mereka yang menggunakan vape percaya bahwa menggunakan rokok elektrik tidak seberbahaya menghisap rokok tembakau.
Banyak orang yang tidak mengetahui bahwa rokok elektrik pun mengandung nikotin, sama seperti rokok tembakau. Beberapa ibu hamil juga mungkin menggunakan vape selama kehamilan karena persepsi bahwa perangkat tersebut dapat membantu mereka berhenti atau mengurangi merokok.
Mengutip Mayo Clinic, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika melaporkan lebih dari 1.000 kasus cedera paru yang terkait dengan vape, sebagian besar melibatkan produk yang mengandung tetrahydrocannabinol (THC).
Food and Drug Administration (FDA) sendiri menyarankan bahwa ibu hamil tidak boleh menggunakan produk vape, apapun kandungannya.
Zat berbahaya apa saja yang terkandung dalam asap vape?
Ilustrasi perempuan menggunakan vape.
Perlu digaris bawahi bahwa perokok dan pengguna vape itu berbeda. Secara teknis, para pengguna vape tidak bisa digolongkan sebagai perokok. Mereka tidak merokok, melainkan hanyalah “vaping.” Artinya, mereka menggunakan vaporizer sebagai alat inhaler yang bertenaga baterai.
Rokok tradisional melibatkan pembakaran tembakau menggunakan api yang melepaskan emisi kimia beracun ke udara. Sisa pembakaran beracun inilah, alias asap rokok, yang telah menyebabkan kebijakan kesehatan masyarakat yang meluas untuk melarang merokok di ruang publik.
Sementara vape memproduksi uap melalui sistem pemanasan. Namun demikian, kita tidak bisa serta merta menganggap vape tidak berbahaya.
“Menganggap bahwa asap vape yang dilepaskan ke udara hanya berupa uap air tidak sepenuhnya tepat,” tandas Tobias Schripp, peneliti dari Fraunhofer Institute di Jerman, dilansir dari Washington Post via Hello Sehat.
Sebagian besar perangkat vape, menggunakan cairan dengan empat bahan utama yaitu:
- Propilen glikol.
- Gliserin nabati.
- Nikotin.
- Perasa tambahan.
Selain bahan di atas, vape mungkin juga mencakup bahan kimia lainnya. Setelah dipanaskan, cairan tersebut menguap menjadi kabut asap yang dihirup seperti asap rokok tembakau sebelum akhirnya akan dilepaskan ke atmosfer.
Schripp menjelaskan, selain partikel uap air, asap vape juga mengangkut partikel nikotin ultra-halus, senyawa polutan organik yang mudah menguap, dan hidrokarbon yang berpotensi karsinogenik lainnya ke udara.
Senyawa itu bahkan bertahan di ruangan yang berventilasi mumpuni. Dari satu fakta ini saja sudah bisa mengonfirmasi bahwa rokok elektrik pun tidak sepenuhnya bebas polusi.
Kandungan nikotin dalam vape secara permanen merusak otak bayi yang sedang berkembang dan banyak organ lainnya. Sementara propilen – yang digunakan untuk membuat uap – dan zat aditif berbahaya lainnya yang mungkin tidak aman untuk bayi.
Bahaya dari asap vape (nikotin) bagi ibu hamil dan janinnya
- Aliran darah antara ibu dan janin terganggu sehingga pasokan oksigen dan nutrisi dari ibu ke janin pun terhambat.
- Risiko terjadinya kelahiran prematur meningkat.
- Terganggunya asupan nutrisi sehingga meningkatkan resiko terjadinya berat bayi lahir rendah atau BBLR.
- Dapat menyebabkan kematian janin didalam kandungan jika asupan oksigen ke janin terganggu dalam waktu yang lama.
- Gangguan perkembangan paru-paru dan otak bayi.
- Bayi mati dalam kandungan atau stillbirth.
Bagaimana Jika Ayah Memakai Vape Sementara Bunda Sedang Hamil?
Mengingat bahaya vape di atas yang tidak kalah seram dibanding rokok, sebaiknya Bunda berhenti menggunakan vape saat hamil dan menghindari asap vape yang digunakan oleh orang lain.
Nikotin dan zat adiktif di dalam vape dapat masuk ke dalam tubuh ibu melalui berbagai cara. Salah satunya adalah melalui furniture, interior kendaraan, dan benda-benda lain yang kontak dengan uap vape.
Dr. Lia N. Amalina dalam laman Alodokter menyarankan agar Bunda berikan motivasi kepada Ayah agar berhenti merokok dengan cara apapun termasuk vape.
Selain itu, jika Ayah sedang merokok atau menggunakan vape sebaiknya jangan berada didekatnya. Usahakan juga area rumah bebas dari asap rokok maupun vape.
Jika Bunda memiliki keluhan-keluhan yang berhubungan dengan kehamilan, segera periksakan kondisi kesehatan Bunda dengan dokter atau dokter spesialis kandungan agar dapat dilakukan pemeriksaan dan penanganan lebih lanjut.
Artikel telah ditinjau oleh:
dr.Gita PermataSari, MD
Dokter Umum dan Konsultan Laktasi
dr. Ivander R. Utama, F.Mas, SpOG, MSc dari RS Bunda Citra Ananda
Baca juga:
Waspada! Kebiasaan merokok suami bisa merusak kualitas sel telur istri
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.