Selama ini yang sering dikabarkan di media adalah risiko anak-anak terpapar virus corona rendah karena imunitas mereka lebih baik dibandingkan orang dewasa. Benarkah demikian? Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menemukan fakta yang berbeda dan memberikan anjuran untuk cegah COVID-19 pada anak-anak.
Data temuan IDAI terkait COVID-19 pada anak-anak
Informasi bahwa anak-anak tidak rentan terhadap COVID-19 dan hanya menderita sakit ringan saja bertebaran baik di media massa maupun sosial media. Oleh sebab itu, banyak orang tua yang abai akan kesehatan dan keselamatan anak-anak mereka terkait virus corona baru ini.
Faktanya, IDAI menemukan bahwa angka kesakitan dan kematian anak akibat COVID-19 di Indonesia cukup tinggi. Secara mandiri, IDAI melaksanakan upaya deteksi kasus pada anak-anak hingga tanggal 18 Mei 2020.
Dari hasil penelusuran tersebut, didapatkan angka sebagai berikut:
Foto: Instagram/idai_ig
- 3.324 anak berstatus PDP (pasien dalam pengawasan).
- 584 anak positif terkonfirmasi positif COVID-19.
- 129 anak berstatus PDP meninggal dunia.
- 14 anak meninggal akibat COVID-19.
Angka tersebut terhitung besar dan mengkhawatirkan. Sehubungan dengan hasil evaluasi data tersebut, IDAI merasa perlu untuk mendesak pemerintah dan para pemangku kepentingan untuk mengambil keputusan dan melakukan tindakan demi kesehatan dan kesejahteraan anak-anak.
Terlebih masa tanggap darurat COVID-19 di Indonesia akan segera berakhir pada tanggal 29 Mei 2020. Selain itu pemerintah juga akan memberlakukan pelonggaran dan “new normal”. Hal ini dikhawatirkan akan meningkatkan kasus COVID-19 pada anak.
Untuk itu, IDAI memberikan anjuran kepada masyarakat untuk membatasi penularan COVID-19 pada anak-anak. Anjuran ini diumumkan oleh IDAI melalui akun Instagram resmi mereka @idai_ig pada 22 Mei 2020.
Berikut 11 anjuran IDAI untuk cegah Covid-19 pada anak-anak
#1 Meningkatkan upaya pencegahan COVID-19
Upaya pencegahan dan pemberantasan COVID-19 di Indonesia harus diutamakan dalam menyusun tatanan kehidupan normal baru. Protokol kesehatan harus dilakukan dengan ketat.
Penentuan status infeksi dengan menggunakan pemeriksaan reverse transcription polymerase chain reaction (RT-PCR), penelusuran kontak (contact tracing), tindakan karantina dan isolasi, serta pembatasan fisik belum berlangsung optimal, sehingga harus terus ditingkatkan.
#2 New normal menyesuaikan tumbuh kembang anak
Tatanan kehidupan normal baru disusun sesuai dengan kebutuhan dasar tumbuh kembang dan kesehatan anak, bukan sebaliknya karena tumbuh kembang optimal anak akan menentukan kualitas generasi bangsa Indonesia di masa depan.
#3 Layanan kesehatan dan tumbuh kembang anak kembali normal
Upaya pemenuhan kebutuhan dasar tumbuh kembang dan kesehatan anak harus tetap berjalan sesuai jadwal bagi seluruh anak Indonesia.
Roda pelayanan kesehatan dasar seperti asuhan neonatal esensial, imunisasi, pemenuhan nutrisi lengkap seimbang, suplementasi sesuai kebutuhan, stimulasi, deteksi, dan intervensi dini, tumbuh kembang, serta berbagai program terkait kesehatan anak yang sempat terganggu pada awal masa pandemi COVID-19 harus kembali berjalan optimal.
#4 Jangan menunda imunisasi
Tidak lagi disarankan untuk menunda imunisasi, terutama bagi bayi dan anak yang masih sangat muda. Anak yang imunisasinya sempat tertunda sebaiknya direncanakan imunisasi kejar.
Pelayanan imunisasi harus dapat diberikan untuk semua anak agar tercapai cakupan imunisasi yang tinggi terus-menerus, dengan pengaturan tertentu di daerah dengan kasus positif COVID-19.
#5 Pemantauan tumbuh kembang anak
Pemantauan pertumbuhan dan perkembangan tetap dilakukan sesuai jadwal SDIDTK (Stimulasi, Deteksi, Intervensi Dini Tumbuh Kembang) yang direkomendasikan Kementerian Kesehatan.
#6 Kegiatan PAUD
Kegiatan pendidikan anak usia dini sebaiknya dilakukan di dalam lingkungan keluarga dalam bentuk stimulasi berbagai ranah perkembangan dalam lingkungan penuh kasih sayang oleh anggota keluarga yang sehat.
#7 Kegiatan belajar mengajar anak usia sekolah
Kegiatan pembelajaran bagi anak usia sekolah dan remaja sebaiknya tetap dilakukan dalam bentuk pembelajaran jarak jauh, mengingat sulitnya melakukan pengendalian transmisi apabila terbentuk kerumunan.
IDAI menyampaikan apresiasi atas kehandalan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dalam mengembangkan berbagai bentuk pembelajaran jarak jauh, termasuk bentuk kegiatan belajar daring. Hal ini disarankan untuk tetap dilanjutkan, mengingat kemungkinan Bulan Juli wabah belum teratasi dengan baik.
#8 Penyesuaian new normal
Tatanan kehidupan normal baru memerlukan penyesuaian kebiasaan dalam interaksi sosial sesuai budaya di tempat masing-masing, namun harus tetap mengutamakan pembatasan fisik untuk mencegah penyebaran COVID-19.
Masyarakat diharapkan menyadari pentingnya beribadah belajar, dan berkegiatan di rumah saja, bahkan dalam suasana liburan. Sebaiknya menghindari kontak fisik yang berisiko penularan, seperti mencium bayi.
Anggota yang terpaksa keluar rumah untuk bekerja, terutama yang berisiko misalnya tenaga kesehatan, bekerja di tempat keramaian, dan sebagainya, harus tetap melakukan pengendalian infeksi baik saat di tempat bekerja maupun saat tiba di rumah.
#9 Pelonggaran berdasarkan analisis kurva epidemiologi
Pelonggaran, terlebih penghentian Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), harus didasarkan analisis kurva epidemiologi secara seksama dan meyakinkan sehingga tidak memanjangkan anak terhadap risiko tertular.
#10 Menjaga kesehatan
Tetap menjaga kesehatan dengan nutrisi lengkap seimbang, perbanyak makan buah dan sayuran, istirahat cukup, dan aktivitas fisik sesuai usia.
#11 Kerjasama mempersiapkan new normal
Setiap anggota IDAI diimbau untuk siap bekerja sama dengan berbagai pihak dalam mempersiapkan tatanan kehidupan normal baru yang mendukung kesehatan dan kesejahteraan anak Indonesia. Dalam melaksanakan hal tersebut, koordinasi dilakukan melalui Satuan Tugas COVID-19 IDAI.
***
Anjuran IDAI di atas bersifat sementara dan berlaku sampai terbit anjuran baru yang disesuaikan dengan perkembangan penyakit dan bukti keilmuan mengenai COVID-19.
Sumber: Instagram/idai_ig
Baca juga:
Viral foto bocah packing baju untuk isolasi, lakukan ini saat anak positif COVID-19
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.