Belum lama ini sebuah foto yang menampilkan seorang anak kecil dijemput oleh petugas medis yang mengenakan APD lengkap membuat geger media sosial. Diketahui, anak yang berusia 7 tahun tersebut dijemput karena harus mengisolasi diri setelah dinyatakan positif Corona. Apa yang harus dilakukan jika anak positif COVID-19?
Tidak hanya orang dewasa dan lansia, anak-anak pun memiliki risiko untuk terinfeksi oleh Virus Corona. Namun penelitian menunjukkan bahwa gejala yang ditunjukkan oleh anak yang positif COVID-19 tidak separah orang dewasa.
Dilansir dari BBC, berdasarkan data yang ada dari Chinese Center for Disease Control and Prevention, anak-anak di bawah usia 19 tahun menyumbang 2% dari 72.314 kasus COVID-19 per Februari 2020.
Sementara pada pusat penelitian di Amerika Serikat melaporkan tidak ada kasus yang berbahaya di kelompok usia anak dalam 508 kasus pasien Corona.
Dokter spesialis anak di Rumah Sakit Khusus Anak Southampton, Sanjay Patel, menjelaskan bahwa kemungkinan orang dewasa terinfeksi Virus Corona lebih besar karena mereka lebih sering keluar rumah untuk bekerja atau melakukan hal lain sehingga mudah terpapar.
“Melihat kondisi sekarang dimana orangtua berdiam diri di rumah bersama anaknya, mungkin saja kita akan melihat kenaikan pada jumlah pasien usia anak,” ungkapnya.
Bocah 7 tahun positif COVID-19, kemasi barang-barang sendiri
Potret anak laki-laki dan petugas medis ini awalnya diunggah oleh akun @ridwanmandar, Ketua AJI Kota Mandar di Twitter. Tampak pada foto tersebut anak laki-laki itu membawa sebuah kresek putih berisi pakaian yang ia bawa untuk menjalani isolasi di rumah sakit.
“Bersama neneknya, bocah 7 tahun ini berdasarkan tes swab positif COVID-19. Dia ‘packing’ sendiri, menggunakan tas kresek menampung bawaannya, bekal di RS. Polman, Sulbar 5 Mei,” tulisnya.
Seperti yang telah diberitakan Liputan6, bocah tersebut disebut berasal dari Dusun Kandemeng, Desa Batulaya, Kecamatan Tinambung, Polman, Sulawesi Barat.
Foto tersebut dibagikan ulang di Facebook oleh akun Fauzan Mukrim. Ia menggambarkan suasana penjemputan bocah tersebut dan 12 orang pasien positif COVID-19 lainnya di Kandemeng.
“Saya berusaha membayangkan bagaimana perasaannya saat ia mengemas pakaiannya. Memilih sendiri mana yang harus ia bawa, dan kemudian membungkusnya dengan plastik. Mungkin ada ia menyelipkan mainan di situ. Sekadar untuk mengusir rasa bosan di tempat isolasi nanti.”
Diduga 12 orang pasien positif lainnya adalah anggota keluarga bocah, sementara satu orang sudah meninggal dunia beberapa hari sebelumnya. Anak itu terpapar virus setelah melakukan kontak dengan salah satu pasien positif lainnya yang disebut sebagai carrier penyebaran virus di Dusun Kandemeng.
Menurut Fauzan, penambahan pasien COVID-19 ini melambat di Jakarta akibat ditekan di sana-sini, tetapi di daerah-daerah kecil lain di luar Jakarta, para pasien baru terus bermunculan.
“Semoga adik ini dan seluruh keluarganya, bisa bertahan dan segera pulih. Sudah terlalu penuh ruang pikiran kita dengan cerita-cerita sedih,” Fauzan menutup postingannya.
Sebagai orangtua, apa yang harus dilakukan jika anak positif COVID-19?
Jika anak menunjukkan salah satu dari gejala berikut ini:
- Demam
- Batuk
- Sakit tenggorokan
- Napas pendek
- Menggigil
- Pegal linu
- Sakit kepala
- Kehilangan kemampuan mengecap rasa atau penciuman
Pertama, lakukan yang terbaik untuk tetap tenang dan jangan panik. Selanjutnya, Parents bisa menghubungi dokter.
Dokter akan memeriksa riwayat kesehatan anak anda sebelumnya dan bertanya apakah Anda atau si kecil sempat melakukan perjalanan ke luar negeri atau kontak dengan penderita COVID-19. Jawablah pertanyaan tersebut dengan jujur.
Jika tidak memungkinkan untuk mengunjungi dokter di klinik atau rumah sakit, manfaatkan fasilitas telemedis yaitu konsultasi dengan dokter melalui telepon atau aplikasi khusus kesehatan.
Pastikan anak tetap diam di rumah agak tidak terekspos kepada virus atau bakteri lainnya di luar rumah. Hal ini juga bertujuan agar anak tidak menyebarkan virus kepada orang lain. Jika dokter mendiagnosis anak dengan kemungkinan positif COVID-19, seluruh anggota keluarga juga diharuskan untuk isolasi mandiri.
Untuk merawat anak yang sakit, usahakan hanya satu orang saja yang melakukan kontak untuk meminimalisir penyebaran virus lebih luas. Anak yang sudah lebih besar bisa mengenakan masker di rumah agar dropletsnya tidak menyebar.
Apabila memungkinkan, anak yang sakit diusahakan memakai kamar dan kamar mandi yang terpisah dari anggota keluarga lainnya. Tetapi jika tidak mungkin bersihkan kamar mandi sesering mungkin dengan cairan disinfektan atau pembersih.
Orangtua juga harus memberikan dukungan moral untuk anak yang positif COVID-19. Beritahu bahwa ini bukan akhir dari segalanya, kemungkinan untuk sembuh dari infeksi Virus Corona cukup besar. Pemikiran yang positif dapat meningkatkan imunitas tubuh.
Ajak anak untuk mengikuti semua instruksi dari petugas medis dan melakukan isolasi sesuai dengan peraturan.
Sumber: BBC, Liputan6, Kidshealth.org
Baca juga:
Waspada! Infeksi Virus Corona pada anak berkaitan dengan gejala penyakit kawasaki
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.