Memukul merupakan reaksi yang sering ditunjukkan anak di antara usia balita. Namun, ini bukan berarti anak kelak akan menjadi pelaku bully. Memukul merupakan cara yang sering kali digunakan anak untuk mengekspresikan perasaannya. Meski begitu, kebiasaan anak suka memukul tentunya saja harus segera dihentikan.
Memiliki anak yang suka memukul bukan berarti Anda gagal sebagai orang tua. Hanya saja, Parents perlu memahami bagaimana cara untuk mengatasinya.
Cara Menghentikan Kebiasaan Anak Suka Memukul
Cara Anda bereaksi saat anak memukul adalah kunci untuk menghentikan kebiasaan tersebut. Yang paling dasar yaitu Parents perlu memposisikan diri Anda sejajar dengan si kecil, tatap matanya, dan katakan dengan suara yang tenang serta tegas kepada anak untuk tidak memukul karena memukul dapat menyakitkan.
Jika dia memukul lagi, jauhkan ia dari situasi tersebut dan berikan time out satu menit.
“Ketika Anda mendisiplinkan si kecil setiap kali dia memukul, dia akan belajar bahwa tidak ada alasan untuk melakukan kekerasan,” ucap Miriam Schechter, M.D., Dokter Spesialis Anak di The Children’s Hospital at Montefiore, in the Bronx, New York, dilansir dari situs Parents.
Nah, berikut ini beberapa cara yang bisa orang tua lakukan pada anak yang suka memukul:
1. Temukan Alasannya
Sumber: Pexels
Menemukan alasan mengapa anak kesal hingga memukul bisa jadi sulit pada usia ini. Namun Anda bisa menyortir beberapa penyebabnya.
Apakah si kecil kesal karena dia tidak dapat menemukan mainan favoritnya? Apakah ia mau camilan? Bantu mereka menemukan alasannya dengan gestur tubuh.
Jika mereka memukul gelas air putih karena isinya tidak sesuai harapan mereka, bantu mereka menemukan yang mereka inginkan, misalnya “Kamu mau susu, ayo bilang su… su…”
Artikel terkait: Wajarkah jika balita suka memukul kepalanya sendiri? Ketahui faktanya
2. Cegah Insiden yang Dapat Menyebabkan Anak Memukul
Sumber: Pexels
Amati apa saja yang membuat anak ingin memukul. Apakah saat anak ngantuk, lapar, berada di tempat ramai, atau saat berada di lingkungan baru?
Jika sudah menemukan jawabannya, Anda bisa mencegah anak untuk berada dalam situasi tersebut. Pastikan anak makan dan tidur sesuai jadwal dan buatlah lingkungan yang kondusif agar tidak memancing anak untuk memukul.
3. Cobalah untuk Tidak Lepas Kendali
Sumber: Pexels
Beberapa anak memukul untuk sekadar mencari perhatian. Bila orang tua ikut berteriak atau tampak stres saat anak memukul, maka ia akan semakin tertarik dan cenderung akan mengulanginya kembali.
Jadi tetaplah tenang saat anak memukul atau melakukan tindakan agresif lainnya.
Artikel terkait: Tips Parenting: 5 Cara Mendisiplinkan Anak Tanpa Harus Memukul
4. Tunjukkan Empati
Sumber: Pexels
Di usia balita, anak belum benar-benar memahami perasaan marah atau frustasi yang ia rasakan. Namun, Parents bisa memahaminya dengan memvalidasi emosinya.
Parents bisa mengatakan, “Kamu marah, ya, karena Bunda enggak izinkan naik ke meja?” atau “Kamu sedih, ya, karena temanmu pulang?” Setelah mengatakannya, Anda bisa mencontohkan reaksi atau tindakan seperti apa yang seharusnya dilakukan anak saat menghadapi perasaan tersebut.
5. Sampaikan pada Anak tentang Perasaan Orang Lain
Anak bisa jadi belum mengerti bahwa segala tindakannya terhadap orang lain bisa memengaruhi orang tersebut. Anak perlu tahu bagaimana perasaan orang yang mereka pukul.
Oleh karena itu, Parents bisa mengatakan kepada mereka bahwa seseorang akan merasa kesakitan dan tidak nyaman bila si kecil memukulnya. Sampaikan pada anak bahwa Anda mengerti mereka merasa kesal atau marah, tetapi memukul bukanlah tindakan yang tepat untuk mengekspresikan perasaan tersebut.
Artikel terkait: Balita Kasar dan Suka Memukul Anak yang Lebih Kecil, Salah Siapa?
6. Ajarkan Keterampilan Memecahkan Masalah
Sumber: Pexels
Parents bisa mengajarkan anak keterampilan memecahkan masalah dengan bermain. Misalnya dengan bermain role play. Anda bisa berpura-pura menjadi orang lain yang mengambil mainan si kecil.
Lalu ketika anak bereaksi dengan cara memukul, Anda bisa mengajarkannya dengan cara lain yang lebih baik dan tidak menyakiti siapa pun. Peragakan atau contohkan sikap tersebut secara berulang-ulang agar anak mampu mengingatnya saat dihadapkan pada masalah yang sama.
7. Alihkan Perhatian Anak
Saat si kecil mulai memukul, orang tua dapat mengalihkannya pada hal lain. “Mengalihkan perhatian anak dengan aktivitas baru sering kali menjadi cara termudah untuk meredakan perselisihan,” kata Erin Floyd, Ph.D., psikolog klinis anak di Atlanta.
Saat anak berebut mainan dengan temannya, diamkan sejenak dan lihatlah apakah mereka bisa menyelesaikan masalahnya sendiri. Namun, bila keadaan tidak terkendali, Anda bisa mengalihkan perhatian anak dan jangan biarkan anak mengambil mainan dengan cara yang agresif.
Dengan begitu, anak akan tahu bahwa kekerasan tidak bisa membuat mereka mendapatkan yang diinginkan.
8. Pantau Tontonan Anak
Sumber: Pexels
Penting untuk memantau semua jenis tontonan anak. Pastikan anak tidak mengonsumsi tontonan yang mengandung kekerasan.
Para peneliti telah menemukan bahwa anak-anak yang terpapar kekerasan di media lebih cenderung untuk menjadi agresif. Jadi batasi tontonan anak dan selalu dampingi setiap kali anak menonton.
9. Jangan Ikut Memukul Anak
Meski Anda percaya bahwa memukul adalah cara yang tepat untuk mendisiplinkan anak, jangan memukul anak! Pada usia balita, anak belum mengerti maksud dari pukulan yang Anda berikan.
Jadi tindakan ini tidak akan menghentikan kebiasaan anak untuk memukul. Tetap kontrol emosi dan tahan diri Anda setiap kali menghadapi anak yang gemar memukul.
Nah, itulah 9 cara menghentikan kebiasaan anak suka memukul yang bisa Parents lakukan. Bila cara-cara tersebut tidak berhasil dan Anda merasa kewalahan, sebaiknya segera berkonsultasi ke psikolog anak untuk mendapatkan solusi yang tepat.
Baca juga:
6 Bagian Tubuh Anak yang Tidak Boleh Dipukul, Efeknya Sangat Berbahaya!
Anak Agresif yang Suka Bertengkar
Bukan Berteriak! Ini Cara Marah yang Sehat pada Anak Tanpa Menimbulkan Trauma
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.