Seorang anak gadis yang kini berusia 10 tahun diperkosa kakak kandungnya hingga hamil. Sederet kalimat tersebut mungkin terdengar tidak masuk akal. Namun, peristiwa tersebut pada kenyataannya terjadi di Surabaya. Para warga di sana dihebohkan oleh kasus anak lelaki yang memerkosa adiknya sendiri hingga hamil dan melahirkan bayi prematur.
Anak Gadis Diperkosa Kakak Kandung Secara Berulang
Adalah anak laki-laki berinisial ND, seorang kakak yang ditangkap polisi karena memerkosa adiknya sendiri. Bocah yang baru menginjak usia 15 tahun dan lulus SMP itu dilaporkan oleh sang ibu (DS) karena perbuatannya.
Kanit Perlindungan Perempuan dan Anak Satreskrim Polrestabes Surabaya IPTU Fauzy Pratama pun menjelaskan mengenai peristiwa ini.
“Pelaku yang memerkosa korban adalah kakak kandungnya sendiri. Ternyata, adik kecil itu sejak umur 8 tahun itu sudah dicabuli kakaknya sendiri dan bahkan hamil hingga melahirkan,” ungkap Fauzy seperti yang dikutip dari laman Suara Jatim.
Kejadian ini mulanya terungkap ketika sang ibu curiga saat kedua anaknya itu sudah jarang bermain di luar rumah. Terlebih, kecurigaan DS pun semakin menjadi ketika mendapati perut anak perempuannya membuncit.
Sang ibu pun akhirnya melaporkan ND pada polisi. Setelah diselidiki oleh pihak berwajib, lelaki itu ternyata sudah mulai melakukan pelecehan seksual pada adik kandungnya sejak tahun 2018 silam.
Korban sudah diperkosa secara berulang sampai bulan Juli 2020. Bahkan, anak perempuan malang itu dikabarkan hamil dan kini sudah melahirkan secara prematur akibat perbuatan kakak kandungnya tersebut.
Kasus Anak Gadis Diperkosa Kakak, Pelaku Dipengaruhi Alkohol dan Kecanduan Film Porno
Awalnya, ND melakukan pencabulan kepada adiknya sendiri lantaran ia dipengaruhi oleh alkohol. Anak remaja itu pulang dalam keadaan mabuk dan melampiaskan hasrat seskualnya kepada adik kandung. Sejak saat itu, aksi pelecehan pun dilakukan berkali-laki oleh ND.
“Jadi pelaku ini ketika pulang dalam keadaan mabuk, hasratnya naik dan ingin bersetubuh dengan perempuan. Hingga akhirnya sang adik menjadi pelampiasan,” lanjut Fauzy.
Saat dibawa ke Mapolrestabes Surabaya pada Selasa (21/7) lalu, ND hanya bisa diam. Namun, setelah didesak pihak berwajib, lelaki tersebut akhirnya mengaku bahwa dia melakukan pelecehan seksual pada sang adik lantaran ia sering menonton video porno.
Dibenarkan oleh Fauzy, ND diketahui sudah kecanduan video porno sehingga ia sering bernafsu saat melihat adik kandungnya. Hal itu juga menjadikan ia melakukan perbuatan tidak senonoh pada adik perempuannya secara berulang.
“Kami sedang memeriksa lebih lanjut terkait pelaku, serta meminta keterangan dari sejumlah saksi. Korban sendiri sudah melahirkan secara prematur dan anaknya kini berusia 11 hari,” pungkas Fauzy.
Akibat perbuatannya, pelaku terjerat Pasal 81 dan Pasal 82 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 atas perubahan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2020 tentang perlindungan anak. Ancaman hukuman yang diterima minimal 5 tahun penjara dan maksimal 15 tahun penjara.
Agar Anak Tidak Menjadi Korban dan Pelaku Pemerkosaan, Parents Wajib Tahu!
Dari kasus tersebut, tidak dapat dipungkiri bahwa pemerkosaan bisa terjadi pada setiap orang dan dilakukan oleh siapa pun. Termasuk oleh anggota keluarga sendiri.
Untuk kasus anak gadis yang diperkosa oleh kakak kandung sejak usia 8 tahun, kehamilan yang tidak diinginkan juga bisa terjadi akibat pelecehan seksual ini.
Pasalnya, meski kondisinya jarang terjadi, anak perempuan juga bisa mengalami pubertas prekoks atau pubertas dini sehingga kehamilan akibat pelecehan seksual bisa terjadi.
Sementara itu, kecanduan film porno juga bisa menjadi salah satu faktor yang menyebabkan anak melakukan pelecehan seksual. Hal dijelaskan oleh Psikolog Henging Widyastuti. Ia memaparkan, anak yang kecanduan film porno akan mendapatkan dampak negatif seperti rentan menjadi pelaku pelecehan seksual.
Hening menjelaskan,”Ketika anak-anak, remaja, atau dewasa iseng membuka situs porno, satu atau dua kali, tetapi lama-lama mereka berpotensi ketagihan. Tak hanya itu, ini juga berpengaruh pada sistem saraf dan meningkatkan risiko masalah interaksi sosial di masyarakat
“Bila kecanduan terjadi pada anak-anak dan remaja, ini juga akan meningkatkan pelecehan seksual pada anak usia dini. Mereka bisa melakukan perbuatan tidak terpuji pada teman atau orang-orang di sekitar atau malah menimbulkan pemerkosaan,” ungkapnya seperti yang dikutip dari laman Kompas.
Apa yang Perlu Orangtua Lakukan?
Dilansir dari berbagai sumber, berikut beberapa hal yang bisa Parents lakukan agar anak tidak menjadi korban atau pun pelaku pelecehan seksual:
- Ajarkan anak untuk menghargai setiap orang. Misalnya, mengajarkan anak lelaki untuk menghargai perempuan dan sebaliknya.
- Berikan pendidikan seksual sesuai usia pada anak. Latih anak untuk mengetahui area tubuh mana yang boleh atau tidak boleh disentuh orang lain. Pendidikan seks yang diberikan sejak dini juga bermanfaat agar anak pun bisa menghargai orang lain dan bersikap lebih bertanggung jawab akan kehidupan seksualnya di kemudian hari.
- Dampingi anak saat bermain gadget seperti berinternet dan menggunakan sosial media. Jangan sampai ia kecanduan pornografi dan hal-hal yang tidak baik untuknya.
- Ajarkan anak untuk terbiasa hidup sehat dan menjauhi sesuatu yang berbahaya bagi kesehatannya seperti alkohol. Terlebih saat anak belum cukup umur untuk mengonsumsi jenis minuman tersebut.
- Bentuk kepercayaan diri anak. Ajarkan anak untuk berani menolak permintaan orang lain termasuk dari orang terdekat dan keluarga sendiri sebagai upaya mencegah adanya pelecehan seksual.
- Berikan kasih sayang dan jadilah orang terdekat dan dipercaya olehnya. Luangkan waktu untuk menjalin komunikasi yang rutin dengan anak.
Pencegahan agar anak tidak menjadi korban maupun pelaku pelecehan seksual bisa dilakukan sejak dini. Parents juga bisa mengajarkan anak untuk menghargai saudara seperti kakak maupun adiknya agar pelecehan seksual di antara keluarga bisa dicegah.
Semoga kasus anak gadis yang diperkosa kakak kandung tidak terulang kembali, ya, Parents!
***
Baca juga:
Manfaat tak terduga dari pertengkaran adik-kakak, Parents wajib tahu!
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.