Parents, seiring perkembangan zaman, tentunya perubahan bisa datang bermunculan. Termasuk dalam hal mendidik anak. Tentunya, orangtua sekarang mulai merasakan pentingnya mendapat pendidikan anak usia dini di sekolah. Bahkan, beberapa anak ada yang memulai pendidikan dari usia 18 bulan.
Maka tak heran, sekarang banyak sekali sekolah yang membuka pendidikan anak usia dini seperti kelompok bermain atau preschool di kota-kota besar di Indonesia, terutama Jakarta.
Selain preschool, Childcare juga banyak dijumpai di pusat kota termasuk Jakarta. Childcare menjadi pilihan bagi orang tua yang sibuk. Metode ini sebagai bentuk pendidikan sekaligus anak tetap mendapat perhatian dan asuhan selama orang tua bekerja.
Artikel terkait: 4 Alasan penting kehadiran sosok ayah untuk keberhasilan pendidikan anak
Pendidikan Anak Usia Dini Penting Diberikan pada Masa Golden Age
Periode sejak anak lahir hingga kurang lebih usia 4 tahun disebut sebagai periode keemasan (golden age). Pada masa ini, si Kecil sedang mengalami perkembangan yang pesat terutama dalam aspek kecerdasan otaknya.
Maka dari itu, para peneliti percaya jika masa-masa ini merupakan saat yang tepat untuk memberinya stimulasi. Proses pembelajaran dini bisa dimulai dan diberikan bagi si Kecil sesuai usinya.
Di masa-masa ini, anak belajar melalui observasi, eksperimen dan komunikasi dengan orang lain. Masa ini sangat penting sebagai fondasi utama bagi perkembangan anak di usia selanjutnya.
Oleh karena itu, sekarang terdapat banyak sekolah untuk pendidikan anak usia dini (preschool) dengan berbagai metode pendidikan untuk mengoptimalkan kemampuan anak.
5 Aspek Penting Pendidikan Anak Usia Dini
Ada beberapa aspek penting yang akan didapatkan si Kecil saat menerima pendidikan usia dini. Beberapa aspek tersebut di antaranya adalah:
1. Kemampuan motorik atau fisik
Ini mencangkup perkembangan fisik anak. Dala aspek ini, kemampuan motorik halus dan kasar anak sedang diasah. Agar kemampuannya berkembang, Parents bisa memberinya beberapa stimulasi. Untuk mengembangkan kemampuan motorik kasar, ajaklah ia beraktivitas fisik seperti berolahraga atau pun sekadar jalan-jalan di halaman rumah. Sedangkan untuk mengembangkan motorik halus, Parents bisa merangsangnya dengan permainan seperti puzzle.
2. Kemampuan kognitif
Jenis kemampuan ini mengacu pada tahapan atau perkembangan anak dalam memperoleh makna dari pengalaman dan informasi yang didapatkan. Ini mencangkup proses ingatan, kemampuannya dalam memecahkan masalah, serta bagaimana ia mengambil keputusan. Pendidikan usia dini tentunya akan membantu anak dalam mengasah kemampuan kognitifnya.
3. Kemampuan sosial
Ini merupakan kemampuan anak dalam bersosialisasi dan membangun relasi dengan orang-orang di sekitarnya. Mengikuti sekolah akan membantu anak dalam berinteraksi dan menjalin pertaman dengan teman-teman seusianya.
4. Kemampuan emosional
Kemampuan emosional atau Emotional Intellectual Quetient (EQ) mengacu pada keterampilan si Kecil dalam mengatur emosinya secara sehat. Bagaimana dia bisa mengelola emosi, mengekspresikan perasaannya, serta bersikap lebih empati terhadap orang lain. Kemampuan ini dapat diasah dengan cara bersosialisasi dengan orang sekitar. Tentunya, dampingan orangtua dan guru di sekolah usia dini pun dapat membantu si Kecil dalam membentuk kecerdasan emosionalnya.
5. Kemampuan bahasa
Tak hanya kemampuan sosial, saat anak berinteraksi di sekolah baik dengan guru maupun teman sebaya, ini juga akan membantu mengasah kemampuan bahasanya. Anak dapat belajar berkomunikasi dengan orang lain dan bagaimana menyatakan perasaan dan emosinya melalui bahasa.
Mengapa sekolah penting agar anak mendapatkan pembelajaran sejak usia dini?
Menurut Kathleen McCartney, PhD, pakar pendidikan Universitas Harvard di Cambridge, terdapat perbedaan hasil yang dicapai dari anak yang bersekolah sejak dini di preschool.
Selain belajar mengenal angka, huruf dan bentuk, anak juga belajar bersosialisasi dengan anak lainnya dengan belajar berbagi dan menghormati orang lain.
Ia juga menambahkan bahwa anak yang mendapatkan pendidikan di preschool lebih siap ketika memasuki Taman Kanak-kanak (TK).
Anak memiliki kemampuan yang lebih baik dalam persiapan membaca, jumlah kosa kata yang lebih banyak dan dasar matematika. Hal ini jika dibandingkan dengan anak-anak yang tidak belajar di preschool.
Tentunya pendidikan anak usia dini di sekolah diberikan dengan cara yang berbeda dengan anak Sekolah Dasar di mana anak akan lebih banyak belajar melalui bermain dan bernyanyi.
Meski begitu, perlu diketahui juga jika kondisi anak berbeda-beda. Oleh karena itu, tidak ada salahnya melihat kesiapan dan perkembangan anak terlebih dahulu sebelum mendaftarkannya ke preschool.
Tujuan Pendidikan Anak Usia Dini bagi Anak
Mengutip buku Hakikat dan Landasan Penyelenggaraan Pendidikan Anak Usia Dini karya Dr Yuliani Nurani Sujiono M.Pd, tujuan pendidikan anak usia dini adalah untuk mengembangkan talenta dan potensi yang dimiliki anak, sehingga anak siap menjalankan kehidupannya, bersosialisasi dengan orang lingkungan dan masyarakat, serta siap naik ke jenjang pendidikan lebih tinggi.
Kemudian, kegiatan pendidikan di PAUD ditujukan supaya:
- Anak didik dapat beribadah, mengenal dan percaya akan Ciptaan Tuhan dan mencintai sesama. Contoh: pendidik mengenalkan kepada anak didik bahwa Tuhan Yang Maha Esa adalah pencipta segala jenis mahluk di dunia ini, baik manusia, hewan, tanaman, dan mahluk lain yang wajib kita sayangi.
- Anak didik dapat mengelola keterampilan tubuh termasuk gerakan-gerakan yang mengontrol gerakan tubuh, gerakan halus dan gerakan kasar, serta menerima rangsangan sensorik (panca indera). Contoh: Melompat, menangkap bola, membuat huruf atau angka, menggambar, dan mewarnai
- Anak didik dapat berbahasa dan berkomunikasi secara efektif yang bermanfaat untuk berpikir dan belajar. Contoh: setelah tema pembelajaran disampaikan, anak diminta untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan terkait tema yang sudah disampaikan
- Anak didik dapat berpikir logis, kritis, memberikan alasan, memecahkan masalah dan menemukan hubungan sebab akibat. Contoh: memilih gambar yang memiliki hubungan sebab akibat.
- Anak didik mampu mengenal lingkungan alam, lingkungan sosial, peranan masyarakat dan menghargai keragaman sosial dan budaya serta mampu mengembangkan konsep diri, sikap positif terhadap belajar, kontrol diri dan rasa memiliki.
- Anak didik peka terhadap irama, nada, birama, berbagai bunyi, bertepuk tangan, serta menghargai hasil karya yang kreatif. Contoh: anak yang senang dan menyukai dengan musik, saat mendengar lagu maka akan segera mengikutinya, ataupun ketika diminta melanjutkan syair kedua hingga selesai, maka anak mampu melakukannya.
Para Pendidik dalam Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
Masih dari buku Hakikat dan Landasan Penyelenggaraan Pendidikan Anak Usia Dini karya Dr Yuliani Nurani Sujiono M.Pd, para pendidik pada PAUD secara umum dapat disebut guru.
Namun, istilah pendidik pada Pendidikan Anak Usia Dini cukup beragam tergantung apa bentuk lembaganya. Sebutan tersebut antara lain:
- Guru bagi mereka yang mengajar di TK dan SD,
- Pamong belajar bagi mereka yang mengajar di Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) yang menyelenggarakan pendidikan Kelompok Bermain.
- Tutor
- Fasilitator
- Bunda
- Ustad-ustadjah
- Kader di BKB dan Posyandu
- Tante
- Kakak pengasuh
Artikel terkait: Kurikulum Sekolah Internasional
Itulah informasi mengenai pentingnya pendidikan anak usia dini. Semoga informasi ini membantu Parents dalam mencari pendidikan anak yang terbaik bagi si buah hati, ya!
***
Baca juga:
5 Tips Merencanakan Biaya Pendidikan Anak agar Bisa Sekolah Setinggi Mungkin
5 Tabungan Pendidikan Anak Terpercaya di 2024, Rencanakan Sejak Dini
Cek 5 Kesalahan yang Masih Dilakukan Saat Siapkan Dana Pendidikan Anak
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.