Salah satu tanggung jawab yang perlu diberikan orangtua kepada anaknya tentu saja memberikan kesempatan untuk mengenyam pendidikan setinggi mungkin. Dengan demikian, menyiapkan dana pendidikan anak perlu dilakukan sejak dini. Sayangnya, masih banyak kesalahan siapkan dana pendidikan anak yang dilakukan.
Mengutip buku MoneySmart Parent: Panduan Praktis Perencanaan Keuangan Orangtua Baru karya Prita Hapsari Ghozie, terungkap survei yang membuktikan bahwa rata-rata kenaikan biaya pendidikan anak di Indonesia mencapai 15% per tahun.
Penting bagi orangtua melakukan segala persiapan dengan baik utamanya biaya. Lantas, kapan sebenarnya waktu terbaik menyiapkan dana pendidikan bagi buah hati?
“Waktu terbaik untuk perencanaan pendidikan anak adalah ketika Anda sadar Anda ingin memiliki anak. Contoh, Anda ingin punya anak 1 tahun setelah menikah, saat itulah Anda harus menyiapkan dana pendidikan dengan matang,” ujar Deepali Sen, Founder Srujan Financial Advisors.
5 Kesalahan Siapkan Dana Pendidikan Anak
Ada banyak faktor yang harus dipertimbangkan dalam persiapan dana pendidikan anak. Pelajari dan hindari melakukan kesalahan berikut ini:
1. Tidak Melakukan Survei
Kesalahan pertama yang kerap dilakukan orangtua ialah tidak melakukan survei sekolah lebih dulu. Beranggapan anak nantinya akan memiliki keputusannya sendiri, orangtua akhirnya abai dan akhirnya bisa kelimpungan saat mendekati tahun ajaran sekolah.
Padahal, orangtua sejatinya harus ambil bagian salah satunya dengan melakukan survei. Tak hanya mengetahui seperti apa kualitas sekolah anak, survei akan membantu Anda mengetahui secara pasti jumlah dana yang diperlukan dan durasi waktu agar dana tersebut terkumpul.
2. Tidak Menghitung Biaya Jadi Salah Satu Kesalahan Siapkan Dana Pendidikan Anak
Selain tidak melakukan survei, enggan menghitung biaya menjadi kekeliruan lain yang luput dari perhatian orangtua. Bagi Parents yang sudah memiliki buah hati, luangkan waktu untuk berdiskusi bersama pasangan dalam menentukan rincian biaya. Diskusi mendetail akan membantu Anda mempunyai gambaran biaya yang dibutuhkan dan tidak kelabakan saat waktunya tiba.
Sebagai contoh uang pangkal yang merupakan komponen biaya terbesar sehingga wajib menjadi fokus utama. Dalam fase ini, sesuaikan perhitungan dana dengan proyeksi biaya pendidikan anak mengikuti tingkat inflasi. Dalam bukunya, Prita menyarankan gunakan rata-rata 10% per tahun kenaikan biaya pendidikan secara umum sebagai asumsi.
Pertimbangkan juga aspek lain seperti jarak dari rumah dan fasilitas yang tersedia. Tak kalah penting, sesuaikan alokasi dana pendidikan ini dengan kemampuan finansial Anda dan pasangan.
3. Tidak Memiliki Strategi Proteksi
Berikutnya yaitu tidak mempersiapkan strategi proteksi atau akrab disebut asuransi. Menilai dirinya masih sehat, kebanyakan orang meremehkan keadaan karena anggapan selalu baik-baik saja. Padahal, tidak ada yang tahu kapan penyakit bahkan kematian akan menghampiri seseorang.
Untuk itu, lindungi kondisi finansial dan kesehatan dengan memiliki asuransi kesehatan dan asuransi jiwa untuk keluarga utamanya bagi orangtua usia produktif yang masih bekerja. Jangan menunda karena seiring bertambahnya usia, biasanya biaya premi asuransi akan semakin mahal.
Dengan demikian bila terdapat kejadian buruk menimpa orangtua saat anak masih bertumbuh, si kecil tetap memiliki keamanan keuangan demi mencapai impian mereka di masa depan.
4. Kesalahan Siapkan Dana Pendidikan, Sering Menunda
Kekeliruan selanjutnya yang kerap dilakukan orangtua ialah: menunda menyiapkan dana pendidikan. Banyaknya waktu membuat orangtua terlalu bersantai, hingga tak terasa sudah waktunya anak masuk bangku sekolah.
Padahal semakin lama orangtua menunda, akan semakin besar pula setoran bulanan yang harus disisihkan orangtua. Untuk itu, kumpulkan dana secara rutin mulai dari sekarang agar Anda dapat memikirkan tujuan keuangan yang lain.
5. Strategi Investasi Tidak Tepat
Layaknya membeli rumah, menyiapkan dana pendidikan adalah suatu bekal besar demi buah hati. Untuk mencapainya, menabung seringkali tak dapat mengejar kenaikan biaya pendidikan yang meningkat setiap tahunnya. Sayangnya, masih banyak orangtua yang belum memahami strategi investasi yang tepat.
Oleh karena itu, persiapkan dana pendidikan sebaik mungkin agar tidak tergerus inflasi. Simpanlah dana pendidikan ini dalam instrumen investasi. Untuk menghindari kerugian risiko investasi, jangan sampai salah memilih instrumen investasi. Tak lupa, sesuaikan juga durasi waktu juga rentang usia anak bagi Parents yang memiliki anak lebih dari 1.
Sebagai contoh, si kecil saat ini berusia 1 tahun. Maka untuk dana Playgroup dan TK yang jangka waktunya pendek, pilihlah produk investasi berisiko rendah seperti tabungan pendidikan atau reksa dana pasar uang yang risikonya lebih minim.
Parents, inilah beberapa kesalahan siapkan dana pendidikan anak yang tanpa sadar masih dilakukan orangtua. Semoga informasi ini bermanfaat dan si kecil bisa mendapatkan pendidikan yang maksimal, ya.
Baca juga:
Parents Baru Punya Anak? Begini 5 Cara Mengatur Keuangan yang Tepat
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.