Kebanyakan orangtua lebih khawatir jika anak tidak mahir membaca, menulis, maupun berbicara di usia yang tepat. Tapi mungkin sudah saatnya Parents memikirkan kemampuan lain yang dipelajari anak TK.
Sebuah studi yang diterbitkan di American Jourrnal of Public Health telah menemukan sebuah fakta mengejutkan. Menurut penelitian, Parents seharusnya jangan terlalu khawatir bahwa anak tidak akan berhasil jika ia masih belum pandai menulis, membaca, atau bahkan berbicara di usia yang tepat.
Sebaliknya, Bunda dan Ayah harus memastikan bahwa dua kemampuan berikut ini adalah yang dipelajari anak TK sedini mungkin:
- kemampuan sosial
- kemampuan emosional
Dua kemampuan penting yang dipelajari anak TK akan menentukan apakah anak Anda bisa masuk perguruan tinggi atau justru akan berakhir di penjara.
Mengapa kemampuan yang dipelajari anak TK ini penting?
Studi yang dilakukan oleh Penn State dan Duke University ini telah berlangsung selama 19 tahun. Awalnya, para peneliti mewawancarai guru di Taman Kanak-Kanak tentang kemampuan sosial dan emosional murid-murid mereka.
Guru akan menceritakan bagaimana perkembangan siswanya dalam hal berbagi pendapat, mendengarkan orang lain, memecahkan masalah, dan bagaimana mereka membantu orang lain.
Beberapa dekade kemudian, para peneliti melakukan tindak lanjut untuk melihat bagaimana perkembangan murid-murid tersebut saat dewasa.
Peneliti menemukan bahwa anak-anak dengan keterampilan sosial dan emosional yang paling baik semasa Taman Kanak-Kanak akan tumbuh menjadi orang dewasa yang sukses.
Kenyataannya, semakin baik nilai keterampilan sosial anak-anak, semakin tinggi hasil yang mereka dapatkan untuk masuk perguruan tinggi, bahkan mereka bisa mendapatkan pekerjaan tetap di usia 25 tahun!
Namun, anak-anak yang memiliki masalah bekerja sama dengan orang lain, mendengarkan orang lain, atau ketidakmampuan memecahkan masalah, cenderung tidak dapat menyelesaikan sekolahnya, bahkan mungkin tidak berkuliah. Kebanyakan dari mereka memiliki masalah pelanggaran hukum dan narkoba.
Sekitar 67 hingga 82 persen dari anak yang memiliki skor rendah dalam keterampilan sosial akan memiliki masalah dengan polisi maupun minuman beralkohol.
Semua ini dapat berubah tergantung bagaimana kemampuan sosial dan emosional yang dipelajari anak TK dapat membuat anak Anda memilih cara hidup yang baik.
Bila anak secara emosional tidak sehat, akan lebih sulit baginya untuk membangun hubungan dengan dunia luar yang lebih besar.
Kemampuan yang dipelajari anak TK ini juga bisa Parents ajarkan
Jangan panik bila Parents mencurigai anak Anda tidak memiliki keterampilan sosial dan emosional. Kemampuan ini juga bisa diajarkan sendiri sejak usia dini.
Bagaimana caranya?
1. Beri label pada perasaan anak
Usahakan untuk memberi nama atau label pada perasaan yang dirasakan oleh anak. Misalnya dengan mengatakan, “Kamu terlihat sedih hari ini.”atau “Bunda lihat kamu lagi marah sekarang.”
Tindakan melabel perasaan akan membuat anak mampu mengenali apa yang ia rasakan. Lama kelamaan ia pun akan paham dan mengerti tentang perasaannya sendiri.
2. Jangan menyangkal perasaan anak
Jangan katakan “tetap tenang” saat anak marah. Sebaliknya, akui bahwa Parents tahu ia sedang marah saat itu.
Meski Parents merasa tidak senang jika anak mengamuk dan marah-marah pada saat itu, tapi Anda perlu mengajari anak bahwa tidak masalah jika merasa marah.
Biarkan mereka mengerti bahwa mereka memiliki hak untuk merasakan sesuatu. Lama kelamaan keterampilan emosional mereka akan membaik.
3. Perbaiki perilakunya, bukan emosinya
Bila anak sudah memahami bahwa marah itu tidak apa-apa, ia harus tahu bahwa perilaku agresif itu tidak dibenarkan. Tidak masalah jika merasa sedih, namun menangis atau menjerit-jerit di toko tidak boleh dilakukan.
Gunakan aturan untuk mengajari mereka mengendalikan emosi yang mereka rasakan.
Selengkapnya: Parents, ini caranya mengendalikan emosi anak sesuai tahapan usia
4. Ajari anak untuk berempati
Misalnya dengan cara meminta anak memikirkan perasaan temannya ketika dipukul oleh anak Anda. Ketika anak Anda menunjukkan wajah sedih atau marah, sebenarnya ia sedang berusaha memahami perasaan temannya dan lama kelamaan ia akan bisa berempati pada orang lain.
Meski anak Anda berusia 3 tahun atau 13 tahun, Parents tetap perlu mengajarinya dua macam keterampilan ini agar ia sukses di masa depan.
Semoga artikel ini bermanfaat.
Baca juga:
8 Cara ajak anak berpikir sebelum bicara dan berperilaku
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.