Jatuh dan terbentur sesuatu adalah bagian tak terpisahkan dari masa anak-anak, terutama pada bayi yang baru mulai belajar jalan dan balita yang aktif berlari ke sana ke mari. Biasanya rasa sakit maupun benjol yang muncul akibat terantuk sesuatu dapat disembuhkan dengan kecupan ajaib maupun kompres es batu. Namun, pada kasus terbentur yang lebih serius, Parents wajib waspada jangan sampai anak mengalami gegar otak.
Bila anak Anda rentan untuk terbentur di bagian kepala, mungkin Parents sudah pernah mengetikkan pertanyaan ini di mesin pencari Google: “Bagaimana saya tahu jika anak mengalami gegar otak?”
Kami di sini untuk membantu menjawab kekhawatiran Anda.
Artikel terkait: Anak 3 Tahun Cedera Parah Saat Main Trampolin, Peringatan Keras Bagi Para Orangtua
Apa itu gegar otak?
Menurut American Academy of Pediatrics, gegar otak biasanya disebabkan oleh pukulan langsung atau tidak langsung ke kepala, wajah, leher, atau tempat lain di tubuh dengan kekuatan ‘impulsif’ yang diteruskan ke kepala.
Ini memang terdengar menakutkan, tetapi Parents harus tahu bahwa biasanya efeknya tidak bertahan lama apalagi mengancam nyawa.
Sakit kepala, sulit konsentrasi, dan masalah keseimbangan serta koordinasi mungkin adalah beberapa akibat dari kondisi ini.
Apa gejala gegar otak?
Karena gejalanya tidak langsung tampak, kondisi ini tentu amat membingungkan. Ada juga tanda-tanda berbeda yang harus diperhatikan pada bayi, balita, dan anak-anak yang lebih tua.
Cara terbaik adalah dengan memahami gejala-gejala dan mengamati anak-anak Anda dari dekat.
Gejala pada bayi
Berhubung bayi belum dapat meengungkapkan rasa sakit atau memberitahukan bagian mana yang sakit, Parents harus waspada ketika kepala bayi terbentur.
Perhatikan tanda-tanda berikut ini:
- Rewel
- Menangis yang diikuti sedikit gerakan di kepala
- Terlihat benjolan dan luka memar
- Pola tidur mengalami perubahan
- Muntah
Gejala pada balita
Balita sudah mulai dapat mengatakan apa yang sakit dan di bagian mana sakitnya. Dengarkan ketika balita Anda mengeluh tentang sesuatu sebelum semuanya menjadi gawat.
Perhatikan tanda-tanda ini:
- Perubahan perilaku
- Kurang antusias dalam kegiatan favorit, misalnya bermain
- Pola tidur berubah
- Sakit kepala
- Cepat marah
- Muntah
Gejala pada anak-anak yang lebih besar
Gejala pada anak yang lebih tua (usia tiga tahun ke atas) mirip dengan balita, tetapi ada lebih banyak perubahan perilaku yang mesti diwaspadai.
- Suasana hati cepat berubah
- Kesulitan menghafal/mengingat sesuatu
- Bermasalah dengan konsentrasi
- Sensitif terhadap cahaya dan suara bising
- Bermasalah dengan keseimbangan
- Pusing
Catatan: Anak-anak besar yang mengalami gegar otak tidak boleh kembali berolahraga sampai benar-benar sembuh.
Perawatan untuk gegar otak
Perawatan terbaik untuk gegar otak adalah dengan banyak istirahat. Otak membutuhkan waktu untuk penyembuhan dan pemulihan sehingga seluruh aktivitas mental serta fisik harus diminimalkan. Hentikan penggunaan handphone, tablet, dan konsol game.
Tips: Dorong anak untuk tidur lebih awal dan lebih lama, saat-saat tenang dan tidur siang akan membantu otak anak cepat sembuh.
Konsultasi ke dokter adalah tindakan bijaksana terutama setelah anak terbentur dan mengalami benjolan besar. Dokter akan membantu memberi tindakan medis jika diperlukan.
Tidak ada tes yang dapat mendiagnosis gegar pada otak tetapi dokter anak Anda dapat memeriksa lebih lanjut melalui CT Scan atau MRI untuk menjamin bahwa tidak ada perdarahan internal.
Kesadaran akan gejala gegar pada otak penting untuk menghindari risiko insiden berulang dan komplikasi jangka panjang yang dapat menyebabkan kerusakan otak permanen. Sementara itu, berikut ini beberapa tips untuk menimalkan risiko gegar otak pada anak:
- Kenakan pelindung untuk kegiatan luar ruangan seperti bersepeda.
- Pastikan anak mengenakan sabuk pengaman saat bepergian naik mobil.
- Buat rumah Anda aman dan bebas dari potensi bahaya untuk anak.
- Gunakan pelindung tepi dan sudut meja kursi.
- Pastikan rumah memiliki penerangan yang baik.
- Lantai harus selalu kering dan bebas dari apa pun yang dapat menyebabkan anak tergelincir atau terjatuh.
- Pasang teralis di jendela maupun pagar pembatas di tangga
Bunda, punya pengalaman anak terbentur sesuatu? Yuk, berbagi ceritanya dengan kami di kolom komentar.
*Artikel disadur dari tulisan Criselle Nunag di theAsianparent Singapura.
Baca juga:
Anak Sering Terbentur, Waspadai Akibatnya
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.