Batuk selama akhir kehamilan merupakan gejala umum yang dialami banyak calon ibu, tak terkecuali di trimester ketiga. Namun, sebetulnya batuk saat hamil tua apakah bahaya?
Meskipun umunya tidak ada yang menjadi tanda serius, penting untuk mewaspadai potensi risiko yang terkait dengan batuk selama trimester ketiga. Sebab, batuk juga dapat menyebabkan kontraksi dini dan menimbulkan rasa sakit bagi Bunda yang pernah menjalani operasi caesar. Oleh karena itu, sangat penting bagi ibu untuk menyadarinya dan segera mengambil langkah untuk menangani kondisi tersebut.
Dalam artikel ini, TheAsianparent akan membahas penyebab batuk selama kehamilan akhir, risiko yang terkait, dan perawatan yang sebaiknya dilakukan. Sebaiknya Bunda baca ulasannya hingga akhir, ya.
Artikel Terkait: 9 Obat Batuk Alami yang Aman untuk Ibu Hamil, Wajib Catat nih!
Batuk saat Hamil Tua Apakah Bahaya?
Beberapa ibu hamil pasti khawatir dengan kondisi kesehatannya selama kehamilan, termasuk jika mengalami gejala batuk di trimester akhir kehamilan. Jadi, batuk saat hamil tua apakah bahaya? Ketahui penyebabnya!
Penyebab Batuk di Trimester Ketiga Kehamilan
Batuk pada akhir kehamilan merupakan keluhan umum di kalangan ibu hamil. Gejala ini bisa menjadi tanda dari berbagai kondisi, tetapi penyebab paling umum adalah infeksi pernapasan seperti flu atau pilek.
Penyebab batuk lainnya bisa termasuk asma, alergi, penyakit gastroesophageal reflux (GERD), mulas, dan gangguan pencernaan. Dalam beberapa kasus, batuk bisa disebabkan oleh kondisi yang disebut ‘asma varian batuk’, yaitu bentuk asma yang dipicu oleh batuk kering.
Penting untuk mewaspadai hal-hal yang penyebab batuk di akhir kehamilan agar bisa mengidentifikasi gejala serta bisa segera tanggap bila mengetahui kondisi serius.
Risiko Batuk Berkepanjangan Saat Hamil
Batuk yang berkepanjangan selama kehamilan dapat memiliki beberapa dampak dan konsekuensi yang perlu diperhatikan ibu hami, seperti berikut:
-
Gangguan tidur: Batuk yang berkepanjangan dapat mengganggu tidur ibu hamil, yang juga dapat menyebabkan kelelahan dan gangguan kesehatan lainnya.
-
Tekanan pada rahim: Batuk yang berkepanjangan dapat menyebabkan peningkatan tekanan pada rahim. Hal ini bisa menjadi masalah terutama jika batuk yang kuat dan sering terjadi, karena dapat meningkatkan risiko kontraksi prematur atau kelahiran prematur.
-
Gangguan pernapasan: Batuk yang berkepanjangan dapat menyebabkan gangguan pernapasan pada ibu hamil. Jika batuk disertai dengan sesak napas atau mengi yang parah, bisa jadi gejala dari kondisi seperti asma atau infeksi saluran pernapasan yang lebih serius.
-
Gangguan kandungan: Batuk yang berkepanjangan dapat memengaruhi kandungan ibu hamil. Dalam kasus yang jarang terjadi, batuk yang berkepanjangan dapat menyebabkan perdarahan plasenta atau pelepasan plasenta yang prematur. Namun, risiko ini sangat kecil dan jarang terjadi.
Penting untuk diketahui bahwa setiap ibu hamil yang mengalami batuk yang berkepanjangan sebaiknya berkonsultasi dengan dokter kandungan untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Risiko Kesehatan pada Bayi yang Belum Lahir
Selain kontraksi dini dan nyeri saat operasi caesar, batuk saat hamil di trimester akhir juga dapat menimbulkan potensi risiko kesehatan bagi bayi yang belum lahir. Hal ini dapat meningkatkan risiko infeksi pada ibu dan bayi yang dapat ditularkan dari ibu ke bayi melalui plasenta.
Batuk juga dapat mengurangi jumlah oksigen yang diterima bayi, menyebabkan komplikasi seperti aspirasi mekonium dan berat bayi lahir rendah (BBLR). Oleh karena itu penting bagi ibu hamil untuk mencari pertolongan medis jika mereka sering batuk dan intens selama trimester ketiga.
Artikel Terkait: Batuk terus saat hamil bisa indikasikan TBC, bahayakah bagi janin janin?
Pilihan Pengobatan untuk Batuk Selama Kehamilan
Perawatan untuk batuk selama kehamilan lanjut tergantung pada penyebab yang mendasarinya. Dokter biasanya merekomendasikan kombinasi dari pilihan berikut:
1. Obat bebas: Obat ini dapat membantu meringankan gejala, seperti nyeri, dan mengurangi peradangan. Tentunya dokter akan merekomendasikan obat bebas yang aman untuk Bumil, ya. Bunda pun sebaiknya selektif dalam memilih dengan memerhatikan label pada obat.
2. Antibiotik: Obat diresepkan oleh dokter jika batuk Bunda disebabkan oleh infeksi bakteri.
3. Pengobatan rumahan: Ini dapat membantu mengurangi gejala, misalnya saja menghirup uap, minum banyak cairan, dan menggunakanhumidifier.
4. Rawat inap: Jika batuk parah atau dicurigai adanya kondisi yang lebih serius, Bunda mungkin perlu dirawat di rumah sakit dan dipantau untuk perawatan lebih lanjut.
Artikel Terkait: 10 Suplemen Asam Folat Ibu Hamil Pilihan untuk Kesehatan Bunda dan Janin
Cara Alami untuk Mengatasi Batuk Selama Kehamilan
Sebelum mencoba obat-obatan kimia, Bunda bisa mencoba pilihan pengobatan alami yang mungkin bisa membantu. Berikut 5 pengobatan rumahan yang aman dan alami untuk mengatasi batuk selama kehamilan.
1. Bawang Putih
Bawang putih adalah makanan super penangkal bakteri. Jika Anda bisa, Bunda bisa memakannya mentah-mentah. Jika tidak, kupas empat hingga lima siung bawang putih, hancurkan sebentar, lalu tumis sebelum menambahkannya ke hidangan favorit Anda.
Alternatifnya, Anda bisa membuat jus empat siung bawang putih, dua tomat, dan lemon untuk membuat minuman antibakteri dan antivirus yang lezat.
2. Teh Herbal
Teh chamomile sangat baik untuk sifat antivirus dan anti-bakteri pada umumnya. Selain itu, saat Anda menghirup aroma teh chamomile akan membuat efek yang menenangkan.
Bunda juga bisa membuat campuran lemon pada teh. Lemon mengandung vitamin C dalam jumlah besar yang meningkatkan sistem kekebalan. Minuman ini bagus untuk ibu hamil yang sistem kekebalannya menurun secara alami selama periode ini. Lemon memperkuat tubuh untuk memungkinkannya melawan infeksi.
3. Campuran Madu Jahe Lemon
- Ambil satu sendok makan jahe segar parut dan masukkan ke dalam mangkuk berisi air panas mendidih. Biarkan selama sekitar lima menit.
- Saring airnya ke dalam secangkir air hangat.
- Tambahkan satu sendok makan jus lemon segar dan satu sendok makan madu lagi. Campur jadi satu dan cicipi.
- Tambahkan lebih banyak madu untuk rasa manis sesuai keinginan.
Jahe digunakan secara luas dalam Pengobatan Tradisional Cina untuk membuang racun yang berlebihan dan membantu tubuh pulih dengan baik.
4. Cuka Sari Apel
Banyak ahli gizi setuju bahwa minuman ini bagus untuk mencegah batuk dan pilek jika diminum dalam jumlah yang tepat. Minuman ini juga dapat membantu mengeluarkan racun saat Anda jatuh sakit.
Di satu sisi, ketika tubuh Anda sakit, tubuh menjadi basa. Sari cuka apel membantu menetralkan penyakit sehingga tubuh Anda melakukan perlawanan terhadap virus. Di sisi lain, hal ini juga dapat mengencerkan lendir sehingga Anda lebih mudah mengeluarkannya dan akan dapat bernapas lebih mudah.
Selain itu, larutan ini juga mengandung mineral vital dan elemen seperti kalium, kalsium, magnesium, fosfor, klorin, natrium, belerang, tembaga, besi, silikon, dan fluor yang penting dalam mengatur fungsi tubuh.
Jika Anda tidak tahan dengan rasanya yang asam, campurkan ke dalam salad atau campur dengan sirup maple dan madu.
5. Berry
Semua buah jenis beri kaya akan antioksidan, tetapi jenis buah yang memiliki khasiat paling baik adalah jenis buah blueberry. Antioksidan merupakan zat yang paling penting dalam membersihkan tubuh dari racun yang bisa menjadi penyebab pilek dan iritasi tenggorokan. Anda bisa membuat jus atau campurkan segenggam berry ke dalam yogurt favorit Anda.
Cara Meredakan Gejala Batuk saat Hamil
Selain obat-obatan dan pengobatan rumahan yang disebutkan di atas, Anda juga dapat melakukan hal berikut untuk membantu meringankan gejala Anda:
- Istirahat yang cukup.
- Minumlah banyak cairan.
- Berkumurlah dengan air garam hangat jika Anda sakit tenggorokan atau batuk.
- Mandi air panas dapat membantu mengencerkan lendir dahak.
- Untuk meredakan peradangan, Anda bisa mengonsumsi sup ayam.
- Teh tanpa kafein dengan madu atau lemon untuk meredakan sakit tenggorokan.
Cara Mencegah Batuk di Akhir Kehamilan
Di masa kehamilan, imunitas memang bisa fluktuatif sehingga kapan pun bisa saja batuk dialami karena berbagai penyebab. Namun, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk mencegahnya terjadi atau mengurangi risikonya, di antaranya:
- Pertama dan terpenting, penting untuk melakukan pemeriksaan rutin dengan dokter. Ini membantu mengidentifikasi potensi masalah sejak dini, sehingga dapat segera ditangani.
- Mengurangi paparan terhadap iritan, seperti debu, bulu hewan peliharaan, dan polusi udara. Cobalah untuk menjaga rumah Anda sebebas mungkin dari debu dan berbagai hal yang bisa memengaruhi.
- Pastikan untuk memakai masker jika Bunda pergi ke tempat umum.
- Terakhir, pastikan Bunda banyak istirahat, makan dengan baik, dan tetap terhidrasi.
Artikel Terkait: Batuk Saat Hamil, Bagaimana Mengatasinya?
Kapan Harus Waspada?
Meski menjadi gejala umum selama akhir kehamilan, tetapi batuk juga bisa menjadi pertanda kondisi yang lebih serius. Berikut adalah tiga tanda bahwa batuk Anda selama akhir kehamilan berbahaya dan memerlukan perhatian medis segera:
- Batuk yang memburuk dan tidak membaik dengan istirahat atau pengobatan.
- Disertai dengan demam tinggi dan menggigil.
- Batuk mengeluarkan darah atau lendir kental.
Jika Bunda mengalami tanda-tanda tersebut, segera hubungi dokter. Batuk saat trimester ketiga kehamilan dapat menyebabkan kontraksi dini bahkan nyeri. Oleh karena itu, jangan ragu untuk segera berkonsultasi dengan dokter, ya.
Jadi Bunda, batuk di akhir kehamilan menjadi gejala yang umum, tetapi tak menutup kemungkinan merupakan tanda gejala yang berbahaya. Namun, dengan perawatan yang cepat dan tepat, risiko yang terkait dengan batuk selama kehamilan dapat diminimalisasi.
Semoga informasi di atas bisa bermanfaat, Bun.
****
Baca Juga:
7 Obat Batuk yang Aman untuk Ibu Hamil, Jangan Salah Pilih Bun!
Pneumonia saat hamil bisa timbulkan komplikasi serius pada janin, waspadai gejalanya
Amankah Silex untuk Ibu Hamil? Bagaimana Aturan Pakainya?
6 Kebutuhan Ibu Hamil Trimester 2 Rekomendasi, Cek!
10 Kebutuhan Ibu Hamil Trimester 1 Rekomendasi, Sudah Ceklis yang Mana?
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.