Batuk rejan atau pertusis adalah infeksi bakteri pada paru-paru dan saluran pernapasan yang bisa terjadi pada siapa saja, termasuk bayi yang belum cukup usia untuk mendapatkan vaksin. Seseorang dapat menderita batuk rejan sampai tiga bulan lamanya, sehingga penyakit ini dikenal dengan batuk seratus hari. Penting bagi Parents mengetahui seperti apa gejala batuk rejan pada anak yang bisa mengancam nyawa.
Batuk rejan pada anak buat anak ini kehilangan nyawanya
Melansir akun facebook pribadinya, Dad Minus One menceritakan bagaimana batuk rejan pada anak membuatnya kehilangan buah hati tercinta.
“Hari ini menjadi penanda awal 5 hari menyeramkan yang mengubah hidupku.
Aku mengingat Jumat, 13 Maret 2015 dengan jelas. Pada 12 jam sebelumnya, seorang dokter datang untuk melihat anakku dan meyakinkan kami bahwa dia baik-baik saja dan hanya menderita batuk. Ucapan dokter itu cukup menenangkan aku, apalagi saat itu aku baru saja kembali dari Perth untuk urusan pekerjaan.
Aku ingat bangun tidur dengan panik pukul 6 pagi karena ingat anakku semalam tidak bangun untuk menyusu. Aku dan istriku berpandangan lalu berlari ke tempat tidurnya, bayi mungilku masih tertidur dan terlihat sesak. Kami membangunkannya, istriku mencoba menyusuinya namun dia tidak tertarik.
Kami sadar bukanlah hal normal saat bayi berusia 27 hari tidak ingin menyusu setelah tidur selama 7 jam dan kami memutuskan untuk membawanya ke rumah sakit. Dokter dan perawat pun sepakat itu bukan perilaku normal dan memutuskan memonitor putra kami selama 24 jam”, demikian caption awal yang tertulis.
Penyebab batuk rejan pada anak
Bakteri Bordetella pertussis yang menyebar melalui udara menjadi penyebab terjadinya batuk rejan, ia masuk dan menyerang dinding saluran napas lalu melepaskan racun. Racun akan membuat saluran pernapasan membengkak, sehingga membuat penderitanya harus menarik napas dengan kuat dan memunculkan bunyi mendengking (whoop) yang panjang.
Gejala batuk rejan pada anak
Umumnya, gejala penyakit ini baru akan muncul seminggu setelah bakteri menginfeksi seseorang. Batuk rejan pada anak memiliki tiga tahapan yaitu sebagai berikut:
- Tahap awal ditandai dengan gejala ringan seperti hidung berair, bersin, mata merah dan berair, radang tenggorokan, batuk ringan sampai demam. Fase ini berlangsung selama dua minggu dan sudah berisiko menularkan bakteri pada orang di sekitarnya.
- Tahap paroksismal. Tahapan dimana gejala flu mulai mereda namun batuk justru bertambah parah. Di fase inilah batuk mulai keras dan muncul bunyi mendengking. Bayi dan anak akan mengalami muntah dan kelelahan karena batuk terus menerus. Biasanya fase ini bisa berlangsung hingga empat minggu.
- Masa penyembuhan. Gejala batuk rejan masih ada namun kondisi tubuh mulai membaik, tergantung pengobatan.
Kapan orangtua harus merasa khawatir?
Terdapat beberapa kondisi dimana Parents sebaiknya membawa si kecil ke dokter jika sudah menunjukkan gejala berikut ini:
- Bayi berusia 0-6 bulan yang tidak sehat dan mudah lelah
- Kesulitan bernapas
- Muntah
- Mengeluarkan bunyi saat bernapas
- Tubuh memerah bahkan membiru
- Timbul komplikasi serius, mulai kejang bahkan pneumonia
Pencegahan batuk rejan, harus bagaimana?
Mengingat penyakit ini sangat menular, melakukan vaksin pertusis menjadi langkah preventif terbaik. Biasanya dokter akan melakukannya bersamaan dengan vaksin difteri, tetanus, polis dan Hib. Vaksin akan dilakukan pada usia 2 bulan, 4 bulan, 6 bulan, 1,5 sampai 2 tahun dan pada usia 5 tahun.
Vaksin ini aman dilakukan namun akan menimbulkan beberapa efek samping misalnya nyeri, kulit memerah dan pembengkakan pada area tubuh yang disuntik. Anak biasanya akan demam dan lebih rewel dibanding biasanya. Vaksinasi pertusis sebaiknya juga dilakukan ibu hamil untuk melindungi bayi dalam kandungan. Lakukan saat usia kehamilan memasuki 28-38 minggu.
Jika sudah terlanjur terkena batuk, dokter akan memberikan antibiotik untuk melawan bakteri. Kortikosteroid untuk mengatasi radang bisa juga diberikan melalui infus. Alat bantu pernapasan dan obat-obatan sangat diperhatikan untuk mencegah kerusakan paru-paru yang lebih parah.
Dalam kasus yang lebih parah, upaya oksigenasi membran ekstrakorporeal (extracorporeal membrane oxygenation/ECMO) menjadi pilihan.
Komplikasi batuk rejan
Parents, pasien batuk rejan bayi dan anak-anak paling rentan untuk mengalami komplikasi untuk itu jangan remehkan gejala apapun yang timbul. Ini ragam komplikasi yang bisa terjadi:
- Napas tersengal
- Dehidrasi dan penurunan berat badan karena muntah berlebihan
- Pneomonia
- Tekanan darah menurun
- Kejang
- Kerusakan otak
- Gagal ginjal
Pada orang dewasa, batuk rejan bisa menimbulkan komplikasi tambahan:
- Memar atau retak pada tulang rusuk
- Herniat di perut
- Mimisan
- Infeksi telinga
- Pecahnya pembuluh darah di kulit atau area putih bola mata
- Sariawan
- Bengkak pada wajah
Waspada Parents, bawa si kecil segera ke dokter jika menemui gejala batuk tidak biasanya agar mendapat penanganan medis yang tepat.
Baca juga :
Feses Bayi Berwarna Hitam, Waspadai Gangguan Kesehatan Ini
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.