Vaksin khusus Omicron yang diproduksi oleh Sinovac telah memasuki progres lebih lanjut. Pasalnya, vaksin ini dikabarkan telah disetujui dan memasuki tahap uji klinis. Tidak hanya vaksin Sinovac, vaksin Sinopharm pun akan segera memasuki tahap uji klinis dalam waktu dekat.
Artikel terkait: Parents, Ini Makanan yang Disarankan untuk Anak Sebelum dan Sesudah Vaksinasi COVID-19
Vaksin Khusus Omicron keluaran Sinovac dan Sinopharm
Dilansir dari Strait Times, vaksin khusus Omicron yang diproduksi oleh dua perusahaan raksasa ini mengandung virus SARS-CoV-2 atau virus corona baru yang telah dilumpuhkan. Lebih lanjut, mereka juga mengeklaim bahwa vaksin tersebut mirip dengan vaksin COVID-19 yang telah diekspor ke berbagai negara.
Nantinya, vaksin Sinopharm akan diberikan sebagai vaksin booster atau vaksin tambahan pada orang yang telah mendapat vaksinasi dosis kedua atau ketiga. Sementara itu, Sinovac mengembangkan vaksin yang sudah ada. Mereka melakukan modifikasi agar dapat melindungi seseorang dari virus corona varian baru, seperti Omicron.
Sebelumnya, studi yang dilakukan di China menunjukkan bahwa dosis keempat vaksin keluaran Sinopharm, yakni vaksin BBIBP-CorV, terbukti kurang efektif untuk menghalau virus corona varian baru, terutama Omicron. Dalam studi tersebut, vaksin Sinopharm berperan sebagai vaksin booster dan diberikan kepada orang-orang yang telah mendapat vaksin dosis pertama dan kedua.
Artikel terkait: Efek Samping Vaksin COVID-19 yang Wajib Parents Ketahui
Pfizer dan Moderna pun Tak Mau Kalah
Tak hanya Sinovac dan Sinopharm, Pfizer pun kini tengah mengembangkan vaksin khusus Omicron. Dilansir dari ABC News, Kepala Eksekutif Pfizer, Albert Bourla, mengatakan pada hari Rabu (13/4) lalu bahwa perusahaan berencana mengembangkan vaksin baru yang memberi perlindungan terhadap varian Omicron pada musim gugur tahun ini.
“Ada kemungkinan bahwa kami akan merilisnya saat itu (musim gugur),” kata Bourla.
Lebih lanjut, ia pun mengungkapkan bahwa apabila data yang diperlukan sudah berhasil dikumpulkan, Bourla mengatakan perusahaan akan menyerahkan data ke Food and Drug Administration.
Selain itu, Moderna pun melakukan langkah yang sama. Bulan lalu, Moderna juga mengumumkan telah memulai uji coba fase 2 dari vaksin penguat khusus Omicron. Pada bulan Februari, Presiden Moderna Stephen Hoge mengatakan dia percaya pendekatan kombinasi – yang mereka sebut vaksin “bivalen” – dapat menawarkan perlindungan yang lebih tahan lama.
“Kami percaya, seperti yang telah kami katakan, bahwa inilah saatnya untuk memperbarui vaksin terhadap mutasi yang saat ini beredar dan untuk meningkatkan daya tahan terhadap varian baru yang menjadi perhatian akhir-akhir ini,” kata Hoge pada bulan Februari lalu.
Dorongan untuk mengembangkan vaksin khusus Omicron memang datang saat subvarian omicron BA.2 melanda dunia dan saat subvarian baru terus bermunculan. Kondisi ini pun memacu para ilmuan untuk terus mengembangkan vaksin yang lebih efektif.
Baca juga:
Apakah Vaksinasi COVID-19 Bisa Batalkan Puasa? Yuk, Cek Faktanya!
Anak SD Meninggal Usai Vaksin COVID-19, Ini Penjelasan Dinkes
Beredar Hoaks Vaksin Pfizer Berbahaya untuk Ibu Menyusui, Cek Faktanya!
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.