Seorang anak SD meninggal usai vaksin COVID-19 di Garut, Jawa Barat pada Jumat (21/1). Diketahui anak tersebut meninggal dunia setelah enam hari mendapatkan vaksinasi COVID-19. Sebelumnya, ia sempat menjalani perawatan di pusat kesehatan (Puskesmas) Wanaraja. Melansir dari Okezone, anak tersebut sempat mengalami demam.
Artikel terkait: Parents, Ini Makanan yang Disarankan untuk Anak Sebelum dan Sesudah Vaksinasi COVID-19
Kronologi Anak SD Meninggal Usai Vaksinasi COVID-19
Terkait peristiwa ini, Sekretaris Dinas kesehatan Kabupaten Garut, Leli Yuliani, pun memberikan penjelasan mengenai kronologi anak SD meninggal usai vaksin COVID-19 tersebut.
Melansir dari Merdeka.com, anak tersebut mendapatkan vaksinasi COVID-19 pada Sabtu (15/1) di sekolahnya. Kemudian, empat hari setelah vaksinasi, ia mengalami muntah-muntah.
“Memang agak jauh setelah vaksinasi. Saat ada gejala itu langsung dibawa ke Puskesmas Wanaraja untuk dilakukan penanganan,” jelas Leli, seperti dikutip dari Merdeka.
Karena mengalami muntah-muntah, anak pun dilarikan ke Puskesmas untuk mendapatkan perawatan. Kondisinya pun sempat membaik pada Kamis (20/1) dengan keluhan yang sudah berkurang.
Sayangnya, pada Jumat (21/1), anak tersebut mengalami muntah-muntah kembali. Ia juga mengeluh sakit kepala. Sore harinya, kondisi sang anak pun turun drastis. Pada pukul 17.35 WIB, sang anak dinyatakan meninggal dunia.
“Jumatnya, saat diperiksa dokter, anak tersebut muntah-muntah lagi disertai sakit kepala dan petugas pun sempat melakukan pemeriksaan ke laboratorium. Sorenya di hari Jumat itu, kondisi anak terus ngedrop drastis dan sekitar pukul 17.35 anak tersebut dinyatakan meninggal dunia,” ungkapnya.
Meski demikian, penyebab kematian sang anak masih belum diketahui. Menurut penutusannya, kelompok kerja kejadian ikutan pascaimunisasi (KIPI) Garut masih terus melakukan penelusuran.
“Kami belum bisa memberikan keterangan ini dari mana penyebabnya,” ucapnya.
Artikel terkait: Orang Tua Wajib Tahu! Pentingnya Vaksinasi COVID pada Anak Usia 6-11 Tahun Menurut IDAI
Bukan Kasus Satu-satunya
Tidak hanya di Garut, kasus anak SD meninggal usai vaksin COVID-19 tersebut juga terjadi di tempat lain, tepatnya di Sukabumi, Jawa Barat.
Melansir dari Detik, seorang siswa kelas enam Madrasah Ibtidaiyah (MI) asal Desa Selajambe, Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat juga dikabarkan meninggal dunia setelah menerima vaksin Covid-19 pada Jumat (21/1) dini hari.
Siswa berusia 11 tahun tersebut sebelum meninggal dunia sempat mengalami demam tinggi. Ia pun sempat mendapat perawatan di Rumah Sakit Betha Medika, Kabupaten Sukabumi. Paman siswa, Deri Ardian, pun sempat menjelaskan kronologi kematian keponakannya tersebut. Ia mengatakan bahwa keponakannya mendapat vaksin di MI Citamiang pada Sabtu (15/1).
Sang anak diketahui memang tidak memiliki penyakit apa pun sehingga lolos screening vaksin COVID-19. Setelah menerima vaksin, sang anak pun mengalami demam ringan dan sempat mengikuti kegiatan belajar mengajar pada Senin (17/1). Kemudian, tiga hari setelah vaksinasi, kondisi anak tersebut semakin memburuk. Ia mengalami demam tinggi dan dilarikan ke UGD.
“Selasa sore udah nggak bisa ditanya karena saking panasnya. Di rumah sakit 3 hari 2 malam,” ujarnya. Dari hasil pemeriksaan rumah sakit, diketahui tingkat trombosit dan hemoglobinnya rendah.
“Dari dokternya panas aja cuman memang dari pihak medis yang saya tanyain hb (hemoglobin) dan trombosit turun drastis,” kata dia.
Artikel terkait: Bersiap Parents, Vaksinasi COVID-19 Anak 6-11 Akan Dimulai 24 Desember 2021
Kasus Serupa Juga Dialami oleh Murid PAUD di Cianjur
Selain itu, seorang murid Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di Cianjur pun mengalami nasib serupa. Melansir dari Tribunnews, anak yang tinggal di Kecamatan Pasirkuda, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat tersebut diduga meninggal karena mengalami KIPI. Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur, Yusman Faisal, menjelaskan mengenai kronologi kematian anak tersebut.
Ia mengatakan bahwa sebelum melakukan vaksinasi, anak tersebut sudah lolos screening dan dalam keadaan sehat. Namun, pada pukul 1 siang, ia mengalami demam dan diberi penurun panas oleh Puskesmas.
“Sebelumnya sudah lolos screening, juga dalam keadaan sehat. Namun pada pukul satu siang, anak tersebut mengalami gejala demam biasa dan diberikan obat demam oleh tim puskesmas,” ujar Yusman.
Kemudian, pada malam harinya, anak tersebut mengalami kejang. Pihak keluarga pun lantas membawa anak ke puskesmas. Saat sampai di puskesmas, anak tersebut harus dirujuk ke Rumah Sakit Pagelaran. Namun, pihak keluarga menolak dan sang anak pun meninggal dunia.
“Keesokan harinya anak tersebut kembali demam dan juga kejang. Pihak keluarga pun membawa anak tersebut ke puskesmas. Saat puskesmas akan merujuk ke Rumah Sakit Pagelaran, pihak keluarga menolak dan sang anak tak tertolong (meninggal dunia),” ujar Yusman.
Lebih lanjut, Yusman pun mengatakan bahwa kejadian ini perlu dilakukan analisis kasus karena vaksin sudah dinyatakan aman bagi anak. Melihat rekam medis sang anak, ia mengungkapkan bahwa anak memiliki kondisi kesehatan tertentu.
“Kami yakin dari kami pihak medis, anak tersebut bukan terkait vaksin. Dari catatan medis ada riwayat medis yang lain, yang tidak bisa kami publikasikan karena akan melanggar UU kerahasiaan medis. Risiko anak tersebut lebih tinggi jika terpapar COVID-19,” kata Yusman.
Tips Aman Mendampingi Anak Vaksin COVID-19
Sumber: Freepik
Seperti vaksinasi anak lain, peran orang tua dalam mendamping anak ketika melakukan vaksinasi COVID-19 memang diperlukan. Ada beberapa tips yang bisa dilakukan orang tua dalam mendamping anak melakukan vaksin COVID-19, berikut ini beberapa di antaranya.
1. Cari informasi mengenai vaksin
Sebelum membawa anak ke tempat vaksin anak, orang tua wajib mencari informasi terkait vaksinasi COVID-19 pada anak. Orang tua dapat mengakses berbagai berita yang ada di media daring, laman pemerintah, atau bertanya pada praktisi kesehatan yang ada di tempat tinggal orang tua.
Orang tua dapat mencari informasi mengenai pentingnya vaksinasi COVID-19 bagi anak, jenis vaksin yang digunakan, kriteria anak yang bisa mendapat vaksinasi, cara mendaftar, dan tempat vaksinasi dilakukan. Dengan demikian, orang tua dapat memahami seluk beluk mengenai vaksinasi COVID-19 terhadap anak dan urgensinya.
Selain itu, orang tua juga harus mengetahui rekam medis anak. Jika anak memiliki kondisi kesehatan tertentu, konsultasikan kepada dokter terlebih dahulu tentang rencana pemberian vaksinasi COVID-19 kepada anak.
2. Menjelaskan pentingnya vaksinasi melalui bahasa anak
Jujurlah pada anak jika ia akan mendapatkan vaksinasi dan jelaskan bahwa nanti rasanya akan sedikit sakit. Kemudian, jelaskan pentingnya vaksinasi untuk anak dengan menggunakan bahasa yang mudah dan sederhana sehingga bisa dimengerti secara baik. Jika orang tua mampu, metode dongeng atau bercerita bisa menjadi cara penyampaian yang baik.
Apabila anak menangis ketika mendapatkan vaksinasi, biarkan saja. Jangan dimarahi atau dilarang untuk menangis, biarkan anak mengekspresikan perasaannya.
Artikel terkait: 4 Negara Ini Sudah Lakukan Vaksinasi COVID-19 untuk Anak di Bawah 12 Tahun
3. Buat anak relaks
Ketika akan melakukan vaksinasi, pastikan anak dalam suasana hati yang baik. Buat ia relaks dan nyaman. Jika ia perlu membawa benda-benda yang menenangkannya, seperti mainan atau boneka kesayangan, biarkan ia membawanya. Orang tua juga bisa membawa buku bergambar atau gadget untuk menenangkan anak.
Selain itu, orang tua juga bisa menggunakan metode pemberian reward. Ketika anak selesai melakukan vaksinasi, beri reward anak dengan makan es krim, cokelat, mainan, atau barang favorit yang diinginkannya.
4. Antisipasi KIPI
Setelah melakukan vaksinasi, banyak anak yang akan mengalami kejadian ikutan pascaimunisasi (KIPI). Oleh karena itu, carilah informasi sebanyak-banyaknya mengenai KIPI tersebut. Cara ini dilakukan agar ketika anak mengalami KIPI, orang tua tidak panik dan tahu bagaimana untuk mengatasinya. Orang tua juga bisa berkonsultasi kepada dokter untuk mengatasi KIPI.
Demikian kabar mengenai anak SD meninggal usai vaksin COVID-19 dan tips untuk orang tua dalam mendampingi anak vaksinasi.
Vaksin COVID-19 tentunya sangat penting diberikan untuk mencegah penyebaran virus corona pada si kecil. Namun, kita sebagai orang tua juga perlu memastikan apakah anak memenuhi syarat sebelum vaksinasi dan tentunya melakukan antisipasi terkait KIPI yang ada. Semoga kasus ini tidak terulang dan tetap terapkan prokes demi kesehatan Anda dan keluarga, ya, Parents!
Baca juga:
Penyintas COVID-19, Ini Aturan Terbaru Vaksinasi yang Perlu Diketahui
Vaksin Influenza Dewasa, Efektif Cegah Kematian Akibat Komplikasi Flu
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.