Pentingnya Vaksin IPV untuk Anak, Cegah Kelumpuhan Akibat Virus Polio

Berikan vaksin IPV tepat waktu.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Vaksin IPV, berapa kali harus diberikan kepada anak?

Polio adalah virus menular penyebab kelumpuhan yang hidup di saluran pencernaan.

Virus polio dapat menyebabkan kelumpuhan permanen hingga kematian.

Penyakit ini bahkan pernah menjadi penyebab utama kecacatan di Amerika Serikat.

Setelah ditemukan vaksin polio oral pada tahun 1955, wabah penyakit tersebut pun hilang.

Kemudian sejak tahun 2000, AS telah beralih ke vaksin IPV.

Imunisasi merupakan tindakan pencegahan penyakit menular yang wajib diberikan kepada anak-anak. 

Parents sebaiknya mengetahui jadwal imunisasi rutin yang direkomendasikan.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Imunisasi wajib yang tersedia saat ini telah terbukti efektif untuk mencegah penyakit menular. 

Artikel terkait: Polio pada Anak, Apa Penyebab dan Gejalanya? Ketahui Informasi Penting Ini, Parents!

Apa Itu Vaksin IPV?

Sumber: Freepik

Vaksin IPV adalah inactive polio vaccine yaitu vaksin polio dengan kandungan virus mati, yang tidak dapat menyebabkan penyakit polio setelah disuntikkan.

Pemberian imunisasi ini dilakukan dengan cara disuntikkan di lengan atau kaki.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Di Indonesia, pemberian imunisasi ini baru diwajibkan secara nasional sejak tahun 2016.

Sebelumnya, Indonesia hanya menggunakan vaksin polio oral (OPV).

Vaksin OPV memang tergolong lebih terjangkau bagi negara berkembang dan pemberiannya pun lebih mudah.

Namun, imunisasi polio suntikan terbukti lebih tinggi efektivitasnya dalam melawan penyakit polio tanpa ada risiko kelumpuhan pascavaksinasi.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Artikel terkait: Waspadai Gejala Polio pada Anak, Ini Aturan Vaksin yang Wajib Diketahui

Kapan Imunisasi Polio Suntik atau Jadwal Vaksin IPV Diberikan?

Sumber: Freepik

Imunisasi polio wajib diberikan saat masih anak-anak. Berdasarkan rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), imunisasi polio suntik diberikan saat anak berusia 2 bulan (1 dosis), 4 bulan (1 dosis), 6-18 bulan (1 dosis), dan booster pada 18–24 bulan dan 5 tahun.

Apabila terlewat, jangan mengulang vaksinasi dari awal, tetapi tetap lanjutkan sesuai jadwal. 

Imunisasi polio ini bisa diberikan bersamaan dengan imunisasi lainnya dan terbukti aman.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Imunisasi polio suntik wajib dilakukan karena dapat mencegah kelumpuhan hingga kematian. 

Vaksinasi ini memang hanya wajib diberikan untuk anak-anak dan tidak dianjurkan untuk orang dewasa.

Namun ada kelompok dewasa yang berisiko terserang polio sehingga disarankan untuk melakukan vaksinasi.

Adapun yang termasuk dalam kelompok tersebut adalah:

  • Turis yang bepergian ke negara lain di mana penyakit polio masih mewabah
  • Pekerja laboratorium yang menangani spesimen yang mungkin mengandung virus polio
  • Petugas kesehatan yang memiliki kontak erat dengan orang yang terinfeksi polio

Diskusikan dengan dokter bila Anda termasuk ke dalam tiga kelompok masyarakat tersebut.

Artikel terkait: Tangan Kanan Mendadak Lumpuh, Bayi Terserang Penyakit Langka Mirip Polio

Siapa yang Tidak Perlu Mendapatkan Imunisasi Polio Suntik?

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Sumber: Freepik

Meski wajib diberikan, ada sekelompok anak yang tidak dianjurkan untuk mendapatkan imunisasi polio suntik yakni:

  • Pernah mengalami reaksi alergi parah dari dosis polio sebelumnya
  • Pernah mengalami reaksi alergi parah terhadap antibiotik streptomisin, polimiksin B, atau neomisin
  • Anak yang sakit sedang atau parah juga biasanya harus menunggu sampai pulih sebelum menerima vaksin

Memaksakan pemberian imunisasi pada anak dengan kondisi di atas justru akan membahayakan kesehatan anak.

Artikel terkait: Bagaimana Jika Pemberian Imunisasi Dasar Terlambat ?

Efek Samping Imunisasi Polio atau Vaksin IPV

Sumber: Freepik

Seperti kebanyakan jenis imunisasi lainnya, imunisasi polio suntik ini juga bisa menimbulkan beberapa efek samping.

Efek samping yang biasa dialami setelah imunisasi adalah:

  • Demam
  • Nyeri pada bekas suntikan
  • Bekas merah pada bekas suntikan

Akan tetapi, ketiga efek samping tersebut tergolong ringan dan akan hilang dalam beberapa hari.

Beberapa anak bahkan tidak mengalami efek samping sama sekali.

Parents bisa memberikan paracetamol untuk meredakan demam dan rasa nyeri.

Bila efek samping tidak kunjung membaik, segera konsultasikan ke dokter untuk mendapatkan solusi yang lebih tepat.

Artikel terkait: Vaksin Polio Tetes (OPV): Dosis, Jadwal Pemberian, Efek Samping, dan Bedanya dengan IPV

Berapa Harga Imunisasi Polio Suntik?

Sumber: Freepik

Saat ini imunisasi polio suntik bisa didapatkan secara gratis di Puskesmas terdekat.

Parents hanya perlu mendaftarkan diri dengan membawa kartu BPJS, kartu identitas atau kartu keluarga, dan buku KMS.

Selanjutnya Parents akan diarahkan ke poli imunisasi untuk kemudian mendapatkan imunisasi polio suntik yang sesuai jadwal.

Bila ingin melakukan vaksinasi ini secara mandiri, Parents bisa langsung berkunjung ke rumah sakit atau klinik yang menyediakan layanan vaksinasi.

Melansir dari laman Imuni, penyedia layanan vaksinasi, imunisasi polio suntik dibanderol dengan harga Rp295.000.

Pendistribusian Vaksin IPV

Per 1 Desember 2022, wilayah DKI Jakarta, Banten dan Jawa Barat merupakan tiga wilayah pertama yang mendapatkan distribusi vaksin polio suntik (IPV) sebagai 2 kali pada bayi usia 4 dan 9 bulan.

Kabar baiknya, Kementerian Kesehatan RI akan mendistribusikan vaksin IPV ini ke seluruh Indonesia sejak ahun 2023.

Hal ini dijelaskan dalam rekomendasi WHO dan ITAGI serta ditetapkan melalui Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor HK.01.07/Menkes/1453/2022 tentang Pelaksanaan Introduksi Imunisasi Inactivated Poliovirus Vaccine Dosis Kedua.

Manfaat Vaksin IPV

Vaksin IPV melindungi Anda dari berbagai penyakit berat yang disebabkan oleh virus polio.

Dua dosis IPV memberikan setidaknya 90% perlindungan, dan tiga dosis memberikan setidaknya 99% perlindungan.

Selain itu, vaksin ini juga akan membantu menjaga imun dan kekebalan tubuh sekaligus mencegah munculnya virus polio.

Dengan demikian, suatu wilayah yang diimunisasi dengan IPV akan memiliki risiko lebih rendah untuk muncul kembali atau reintroduksi virus polio tipe 2 liar atau turunan vaksin.

Perbedaan Vaksin IPV dengan Vaksin Polio Tetes

Melansir dari CDDC, ada dua jenis vaksin yang ampuh melindungi diri dari virus polio atau poliomielitis yakni vaksin IPV dan vaksin polo tetes (OPV).

Keduanya memiliki beberapa perbedaan dari pengaplikasiannya sebagai berikut: 

1. Vaksin Virus Polio yang Tidak Aktif (IPV)

  • IPV adalah satu-satunya vaksin polio yang telah digunakan di Amerika Serikat sejak tahun 2000.
  • Vaksin jenis ini diberikan dengan suntikan di kaki atau lengan, tergantung pada usia pasien.
  • Vaksin polio inaktif (IPV)  melindungi dari virus polio tipe 1, 2, dan 3.

2. Vaksin Virus Polio Oral (OPV)

  • Vaksin ini tidak lagi berlisensi atau tersedia di Amerika Serikat.
  • Vaksin ini masih digunakan di banyak bagian dunia.
  • Anak-anak menerima dosis vaksin oral dengan cara diteteskan di mulut.
  • Sejak tahun 2000, hanya IPV yang digunakan di Amerika Serikat untuk menghilangkan risiko virus polio turunan vaksin yang dapat terjadi dengan vaksin jenis OPV.
  • Vaksin OPV melindungi dari virus polio tipe 1, 2, dan 3. Namun, mengikuti “OPV Switch” pada April 2016, OPV tidak lebih lama digunakan oleh sebagian negara di dunia. 

Siapa yang Tidak Boleh Mendapat Vaksin IPV?

Meskipun vaksin ini tergolong aman dan dianjurkan oleh semua orang, tapi ada sebagian orang yang tidak boleh mendapatkan vaksin polio ini karena mengancam jiwa.

Berikut ini beberapa kriteria orang yang tidak boleh vaksin melakukan vaksin tersebut.

  • Jika orang tersebut memiliki alergi parah dan mengancam keselamatan jiwa. 
  • Jika orang tersebut memiliki reaksi alergi yang membahayakan nyawa setelah disuntik IPV atau memiliki alergi parah terhadap bagian mana pun dari vaksin ini, maka tidak disarankan untuk melanjutkan vaksinasi.
  • Jika orang tersebut merasa tidak sehat saat diberikan vaksin. 
  • Jika orang tersebut sedang sakit ringan seperti pilek dan batuk. 
  • Jika orang tersebut sedang sakit parah dan wajib meminta persetujuan dokter untuk vaksinasi IPV.

Pengalaman Vaksin IPV

Apakah Bunda hendak melakukan vaksin IPV kepada buah hati di layanan kesehatan masyarakat Puskesmas?

Jika ya, ada baiknya sebelum melakukan vaksin cek dulu jadwal vaksin yang ada di buku KIA.

Biasanya, vaksin ini masuk dalam jadwal imunisasi polio 4 dan dilakukan ketika bayi usia 4 bulan hingga 11 bulan.

Pengalaman menarik dan tak terduga yang dialami oleh Bunda Kove berikut ini juga bisa jadi pembelajaran untuk Bunda yang hendak vaksin IPV. 

Dalam forum theAsianparent community, Bunda Kove bercerita bahwa jadwal imunisasi yang ada di buku KIA miliknya tidak mencantumkan jadwal imunisasi IPV.

Bunda Kove pun memastikannya kepada petugas Puskesmas terkait imunisasi apa yang harus dilakukan saat anak usia 4 bulan?

Namun, petugas hanya menginstruksikan vaksin campak, padahal masih ada vaksin DPT 3 dan IPV atau Polio 4 yang harus dilakukan. 

Alhasil, anak Bunda Kove pun melewatkan jadwal imunisasi IPV atau Polio 4 padahal ini penting agar anak tidak terserang penyakit Polio dan harus mengejar kelengkapan vaksin ketika anak sudah menginjak usia 9 bulan. 

Baru diketahui, vaksin jenis IPV diganti dengan nama Polio 4 di buku KIA. Hal ini membuat sebagian ibu kebingungan dengan pergantian istilah tersebut.

Namun, akhirnya anak Bunda Kove masih bisa menyusul untuk dilakukan suntik Polio 3 pada si Kecil. 

Nah, dari pengalaman Bunda Kove di atas, pastinya ada pembelajaran yang dipetik yakni sering-sering membaca jadwal imunisasi.

Dan tanyakan kepada tenaga medis secara mendetail terkait vaksin apa saja yang wajib dipenuhi dan diketahui agar tidak ketinggalan info mengenai jadwal imunisasi.

Artikel terkait: Bertambah Lagi! Kemenkes Temukan 3 Kasus Lumpuh Layu Akibat Virus Polio

Pertanyaan Populer Terkait vaksin IPV

Vaksin IPV sampai usia berapa?

Vaksin IPV diberikan saat bayi berusia 4 bulan pada vaksin pertama dan 9 bulan pada vaksin kedua. 

Apa perbedaan vaksin polio dan IPV?

Vaksin polio merupakan vaksin virus polio yang cara kerjanya untuk melemahkan virus polio dengan cara memberikan vaksin oral atau tetes.

Sedangkan IPV diberikan dengan cara disuntik untuk mematikan virus.

Berapa harga imunisasi IPV?

Vaksin IPV di rumah sakit umumnya dihargai Rp 85 ribu hingga Rp 500 ribu.

Meski begitu, Parents bisa mendapatkannya secara gratis di Puskesmas.

Bagaimana jika bayi telat imunisasi IPV?

Apabila Parents telat memberikan vaksin IPV, maka tetap bisa dilanjutkan dan dilengkapi sesuai jadwal imunisasi

Apakah imunisasi IPV membuat anak panas?

Di dalam vaksin IPV terkandung poliovirus yang tidak aktif atau mati dan disuntikkan ke tubuh.

Meski begitu, hal ini biasanya menyebabkan efek samping berupa demam.

***

Artikel telah ditinjau oleh:
dr. Gita Permatasari
Dokter Umum dan Konsultan Laktasi

Baca juga: 

Cek Jadwal Lengkap Imunisasi Anak Terbaru 2023 dan Cara Mengatasi Efek Sampingnya

8 Tips Menenangkan Anak Saat Imunisasi yang Bisa Parents Lakukan

Beberapa Cara Agar Imunisasi Jadi Lebih Menyenangkan

Your Child’s Immunizations: Polio Vaccine (IPV)

kidshealth.org/en/parents/polio-vaccine.html

Polio Vaccination: What Everyone Should Know

www.cdc.gov/vaccines/vpd/polio/public/index.html

Polio Vaccine (IPV)

JADWAL VAKSINASI ANAK IDAI TERBARU 2023

www.webmd.com/children/vaccines/polio-vaccine-ipv