Sebuah kasus mirip polio pada anak terjadi pada seorang bayi berusia 7 bulan bernama Zoe. Gadis kecil asal Amerika Serikat ini tidak bisa menggerakkan tangan kanannya sama sekali. Ternyata ia terserang Acute Flaccid Myelitis atau penyakit AFM.
Di awal bulan Oktober 2018, Zoe sempat mengalami demam, yang kemudian sembuh. Namun setelah sembuh dari demam, sang ibu melihat bahwa Zoe jadi jarang menggunakan tangan kanannya.
Dua minggu berselang, sang ibu melihat lengan kanan Zoe sama sekali tidak bisa digerakkan, dan hanya tergeletak lunglai di samping tubuh Zoe.
Bayi 7 bulan terserang penyakit AFM, gejala mirip polio
Penyakit AFM menimpa bayi berusia 7 bulan.
Olga Butler, ibunda Zoe segera membawa bayinya ke dokter anak. Setelah menjalani pemeriksaan X-Ray, dokter tidak melihat keanehan di tubuh Zoe, sehingga mereka disuruh pulang lagi. Namun, bila ada gejala lain yang terjadi, Olga diminta ke pergi ke UGD.
Tak puas dengan hasil pemeriksaan dokter anak, Olga tak menunggu gejala lain muncul, ia langsung membawa Zoe ke UGD. Di sana, Zoe kecil menjalani pemeriksaan darah dan tes MRI. Dokter menyatakan, Zoe mengalami gejala lumpuh mendadak di lengan, yang mirip dengan penyakit langka polio pada anak.
Olga tentu saja kaget mendengarnya, apalagi kasus penyakit misterius mirip polio pada anak sempat menghebohkan di California beberapa tahun lalu.
Ketakutan sang ibu saat bayi mengidap penyakit AFM
Dokter melihat, saat Zoe diletakkan di playmate, dia bermain dan bergerak ke sana kemari. Akan tetapi, tangan kanannya tidak bergerak sama sekali dan tergeletak lemas di lantai. Kini, Zoe menjalani terapi fisik, dan menemui pakar neurologi mingu depan.
“Aku merasa takut, karena kemungkinan tangan Zoe tidak akan pernah pulih,” tutur Olga.
Kasus yang dialami bayi Zoe disebut sebagai Acute Flaccid Myelitis atau penyakit AFM. Yakni kondisi tangan atau kaki yang lumpuh mirip seperti gejala polio.
Departeman Kesehatan di Washington menyatakan, penyakit AFM bisa disebabkan oleh beberapa virus, seperti virus penyebab radang tenggorokan, infeksi pernapasan, virus Zika, bahkan juga bisa diakibatkan oleh poliovirus dan non-polio enterovirus.
Apa yang dialami Zoe bukan baru kali ini terjadi, 9 kasus serupa dilaporkan terjadi di Washington pada tahun 2016, 3 kasus pada tahun 2017 dan di tahun 2018 sudah ada 7 kasus.
Akan tetapi, penyakit ini dinyatakan masih cukup langka. Kurang dari 1 per 1 juta penduduk per tahunnya, dan penyebab pasti dari penyakit AFM belum dikonfirmasi.
Peringatan Olga pada ibu lainnya
Olga merasa sedih, karena putrinya menderita penyakit langka yang belum diketahui penyebab pasti dan pengobatannya. Bahkan para dokter pun tidak bisa memberikan penjelasan lengkap tentang kondisi Zoe.
“Informasi yang ada sangat tidak memadai,” keluh Olga.
Namun demikian, ibu asal Seattle, Amerika Serikat ini, tetap berharap agar anaknya bisa sembuh dan dapat menjalani masa kecil seperti anak sehat lainnya.
“Dia adalah bayi yang ceria. Saya harus tetap berpikiran positif, hanya ini cara melewati semuanya.”
Meski apa yang dialami putrinya termasuk langka, namun Olga memperingatkan pada semua orangtua bahwa ini bisa terjadi pada siapa saja, karenanya orangtua harus tetap waspada.
“Jangan panik bila anak demam, karena itu sudah biasa terjadi. Tapi bila kau melihat anak berhenti menggunakan kaki atau tangannya, jangan anggap sepele, segera bawa dia ke UGD dan menjalani pemeriksaan secara menyeluruh,” tutur Olga.
Gejala penyakit AFM yang harus diwaspadai
Meski Center of Disease Control and Prevention (CDC) tidak menemukan bukti bahwa penyakit AFM menular, para ahli akan terus memantau penyebarannya, mengingat penyakit-penyakit serupa umumnya menular. Demikian seperti dikutip dari Beritagar.
Sebagaimana flu, gejala penyakit ini bisa muncul bersama batuk, bersin, dan demam tetapi diiringi tanda-tanda neurologis.
Penyakit AFM ringan umumnya ditandai dengan serangan lemah mendadak pada otot lengan atau kaki, juga refleks tubuh yang lebih lambat.
Selain itu, bicaranya berubah cadel, wajah terkulai, hingga sulit melakukan gerakan sederhana macam menggerakkan mata, menelan, dan paling parah, sesak napas.
Beberapa anak bisa sembuh sepenuhnya dengan cepat, tetapi yang lain bisa lumpuh bertahun-tahun bahkan permanen dan butuh perawatan berkelanjutan.
Bagi orangtua yang mendapati gejala-gejala tersebut pada buah hatinya, disarankan untuk segera membawa sang anak ke rumah sakit untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Baca juga:
"Anak Matahari", Kisah Kakak Beradik yang Lumpuh Tiap Matahari Terbenam
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.