Tidak hanya hubungan cinta atau pertemanan, lingkungan kerja yang toksik juga bisa menimbulkan masalah kesehatan mental. Salah satunya trauma karier yang kerap membuat seseorang sulit untuk berkembang.
Seperti halnya trauma lain, luka yang dialami di lingkungan kerja juga sulit untuk dipulihkan. Bahkan memiliki dampak pada kehidupan secara berkepanjangan. Banyak pekerja yang mengabaikan hal ini demi berbagai alasan. Mungkin dirinya atau rekan kerjanya tidak pernah menyadarinya juga.
Namun, meski diabaikan mereka tetap menderita setiap harinya. Oleh karenanya perlu pengetahuan tentang cara menyadari dan memulihkan trauma di lingkungan kerja.
Apa Itu Trauma Karier?
Trauma di dunia kerja bukan sekadar emosi yang dirasakan sesaat karena bisa terjadi dalam jangka panjang. Mengutip Entrepreneur, trauma karir atau disebut juga career trauma merupakan luka batin yang terjadi ketika seseorang mengalami peristiwa traumatis di tempat kerja.
Sebabnya bisa bermacam-macam, seperti rasisme, pelecehan seksual, kekerasan fisik maupun verbal, intimidasi, bahkan kekecewaan karena dilewatkan untuk promosi.
Career trauma juga bisa muncul bahkan tanpa ada peristiwa pemicu. Contohnya saat tempat kerja tidak memberikan kebutuhan pekerjanya seperti uang, keamanan, dan fasilitas pendukung lainnya.
Mengutip BBC, beberapa pekerja menyebut kondisi ini sebagai ‘PTSD di tempat kerja’. Apapun istilahnya kondisi tersebut telah mengakibatkan pada karier mereka, seperti mengubah cara mereka membuat keputusan karier, berinteraksi dengan atasan atau rekan kerja dan banyak lagi.
Artikel terkait : Riset: trauma masa kecil mempengaruhi kesehatan saat dewasa!
Tanda-Tanda Career Trauma
Setiap pekerjaan tentu memiliki kesulitan dan tekanannya masing-masing. Namun, masalah bisa semakin rumit saat pekerja mengabaikan tanda trauma di tempat kerja. Perlu diketahui gejala yang muncul bisa berupa gangguan kesehatan fisik maupun mental, meliputi:
- Merasa mati rasa
- Sulit tidur
- Sulit berkonsentrasi
- Merasakan tekanan konstan untuk terlalu banyak bekerja
- Masalah pencernaan seperti sindrom iritasi usus besar (IBS)
- Kecemasan, serangan panik dan depresi
- Masalah hubungan sosial seperti menarik diri dari teman atau keluarga
- Luapan kemarahan yang tidak disadari
Gejala-gejala tersebut jika diabaikan dapat menyebabkan halusinasi dan gangguan mental yang ekstrim seperti depresi atau gangguan kecemasan.
Artikel terkait : Apakah Anak Saya Mengalami Trauma?
Saat Mengalami Trauma di Tempat Kerja, Lakukan Hal ini!
Perjuangan untuk sembuh dari trauma karier merupakan hal yang sulit, berat, dan melalui proses yang panjang. Namun, ada sejumlah cara yang bisa membuat mereka bisa melewatinya dengan lebih mudah. Apa saja?
1. Prioritaskan sendiri
Lakukan beberapa hal untuk merawat diri sendiri, seperti beristirahat yang cukup di antara pekerjaan. Makan siang tepat waktu dan tinggalkan pekerjaan sejenak. Bahkan pekerja bisa liburan bila perlu.
2. Identifikasi apa yang memicu trauma karier
Ketahui akar permasalahan yang memicu terjadinya trauma dan stres, mungkin itu karena kekerasan, kematian seseorang di tempat kerja, kemungkinan PHK yang tinggi, dan lain sebagainya.
3. Pertimbangkan untuk Mengambil Cuti
Semakin mengetahui betapa berat dan beracunnya lingkungan kerja, terkadang pilihan terbaik adalah menghindarinya sementara waktu. Bila memungkinkan cobalah untuk mengambil cuti panjang atau menggunakan waktu liburan yang diberikan perusahaan.
4. Ambil Dukungan yang Diperlukan
Bercerita kepada seseorang dapat membantu mengidentifikasi langkah selanjutnya yang akan ditempuh. Akan lebih baik meminta bantuan konselor yang bukan hanya memberi dukungan tetapi juga kejelasan yang dibutuhkan untuk memahami apa yang terjadi untuk menyelamatkan diri.
5. Buat Batasan yang Jelas
Profesionalitas itu penting tetapi ingat perusahaan seringkali tidak menghargai loyalitas pekerjanya. Para pembisnis memang dibentuk untuk mencari keuntungan perusahaan. Namun, saat di lingkungan kerja terjadi pelecehan, intimidasi, dan hal mengerikan lain, jangan mengabaikan kemanusiaan hanya demi profesionalitas. Selain itu, cobalah untuk membuat batasan antara pekerjaan dan waktu yang dihabiskan di rumah.
Artikel terkait : Mengenal Trauma Bonding, Ketika Seseorang Terikat Pada Hubungan yang Toxic
6. Hadapilah Trauma Karier Sebagai Sebuah Kenyataan
Seseorang yang mengalami trauma seringkali merasa sulit untuk menerima kenyataan. Ia kerap memaksakan diri untuk mengabaikan perasaan trauma. Mengutip Glassdoor, Dr. Claudia Luiz mengungkapkan bahwa :
“Hal terburuk yang coba dilakukan orang ketika mereka pulih dari trauma kerja adalah mencoba mengubah perasaan mereka. Artinya, cobalah untuk merasa lebih percaya diri, kurangi trauma, optimis, positif dan kuat. Ironisnya, ini melemahkan jiwa. Trauma kerja harus diperlakukan sebagai sesuatu yang pantas dan harus diterima”.
Itulah penjelasan tentang trauma karier yang dapat berdampak pada perkembangan karier mereka sendiri. Itulah sebabnya, jangan abaikan gejalanya!
How To Recover From A Career Trauma
https://www.glassdoor.com/blog/how-to-recover-from-a-career-trauma/
Career Trauma Is a Real Thing. Here’s How to Recognize and Recover From It.
https://www.entrepreneur.com/article/385839
Why long-term workplace trauma is a real phenomenonhttps://www.bbc.com/worklife/article/20210415-why-long-term-workplace-trauma-is-a-real-phenomenon
***
Baca juga :
Dibentak Bidan saat Melahirkan Membuat Ibu Ini Trauma, Yuk Simak Kisahnya!