Dapatkah kita mengenali gejala trauma pada anak?
Seperti yang telah kami ulas sebelumnya, trauma pada masa kanak-kanak dapat mempengaruhi kesehatan saat mereka dewasa.
Untuk mencegahnya, mengenali gejala-gejala trauma pada anak merupakan langkah awal untuk mencegah dampak buruk tersebut di kemudian hari. Anak yang mengalami trauma menunjukkan gejala yang bervariasi.
Berikut gejala-gejala trauma pada anak :
Gejala trauma pada anak
1. Anak menunjukkan perubahan yang tidak biasa dalam pengendalian emosi, adanya ledakan emosi dan sulit untuk dihibur;
2. Mengalami gangguan tidur, mimpi buruk dan tidak dapat dipisahkah dari orang tua;
3. Kembali bertingkah laku seperti bayi : mengompol, menghisap ibu jari, berbicara seperti bayi mengoceh, dan lain-lain;
4. Menarik diri dari aktivitas yang disukainya, atau bergaul dengan anak lainnya dan mulai tidak percaya kepada orang dewasa;
5. Kadang kala ia memperlihatkan kekosongan emosi;
6. Mereka sering mengulang kejadian traumatis pada saat bermain (seperti penyiksaan fisik atau sebuah kecelakaan);
7. Mengeluh sakit fisik seperti sakit perut, pusing, dan lain-lain, yang tidak ada latar belakang medisnya.
Apa yang dapat saya lakukan jika terjadi trauma pada anak?
Pertama, Anda harus yakin, bahwa banyak yang dapat Anda lakukan untuk membantu anak Anda bangkit dan mengatasi trauma yang merugikan.
Dengan dukungan yang tepat, anak-anak bisa pulih lebih cepat.
Langkah-langkah yang dilakukan untuk membantu anak mengatasi trauma yaitu :
1. Mengenali gejala trauma pada anak
Kenali gejala- gejala trauma pada anak. Anda bisa melakukan pengamatan terhadap perubahan perilaku yang terlihat nyata/jelas, khususnya pada anak-anak yang belum bisa menjelaskan dengan kata-kata.
2. Menerima trauma pada anak
Jika Anda telah yakin, bahwa anak mengalami perubahan tingkah laku sebagai dampak dari trauma yang dialaminya, terimalah kondisi tersebut. Jangan mengingkari. Terlebih bila Anda mengetahui peristiwa yang mereka alami.
3. Selalu ada untuk mereka
Yakinkan anak, bahwa Anda selalu ada untuk mendampanginya. Berikan cinta dan rasa aman untuk membantu mereka mengatasi trauma dengan cepat
4. Mendengarkan
Ketika ia berbicara dengarkan dengan seksama. Tahan diri Anda untuk menyela, karena hal ini dapat membuat mereka bungkam.
5. Menyemangati
Berikan semangat/apresiasi melalui permainan peran, menggambar, bernyanyi, dan sebagainya. Hal itu akan terasa menyenangkan bagi mereka.
6. Menerima pertolongan
Terbukalah terhadap bantuan yang diberikan oleh tenaga profesional, untuk mengatasi masalah ini. Terkadang, masalah dapat berasal dari dalam rumah sendiri. Mengunjungi psikolog bahkan psikieater bukanlah hal yang buruk. Sebab, psikolog dan psikieater dapat membantu mencegah kerusakan akibat trauma yang mendalam.
Jangan patah semangat karena perkataan orang-orang di sekitar Anda.
7. Mulai menjalani hidup normal
Cobalah untuk kembali ke dalam rutinitas sehari-hari secara perlahan-lahan.
Yakinlah sepenuhnya bahwa buah hati Anda nyaman ketika meninggalkan rumah menuju sekolah atau tempat bermain.
Jangan meninggalkan/mengirimkan anak ke tempat di mana peristiwa traumatik itu terjadi
8. Membangun harga diri
Langkah terakhir yang harus Anda lakukan adalah membangun harga diri dan rasa aman anak. Biarkan ia mengambil risiko dan melaksanakan beberapa tugasnya.
Membangun harga diri anak akan membuat mereka memiliki rasa percaya diri dan meningkatkan rasa percayanya terhadap orang dewasa.
Sebagai orangtua, tentu kita ingin melindungi anak sebaik-baiknya dari berbagai kemungkinan buruk. Namun, kemampuan kita untuk menyesuaikan diri dengan kondisi mereka merupakan sebuah hadiah indah yang dapat kita berikan kepada mereka, agar mereka merasa dicintai.
Menghentikan efek-efek trauma masa kecil sedini mungkin dapat mencegah efek-efek jangka panjang pada kesehatan anak-anak kita.
Ingatlah, ada perbedaan antara anak yang marah dan anak yang mengalami trauma. Jika Anda melihat ada perubahan perilaku yang mengarah pada gejala traumatis, maka Anda harus segera membicarakan masalah itu pada orang-orang yang terlibat pada peristiwa tersebut.
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.