X
theAsianparent Indonesia Logo
theAsianparent Indonesia Logo
kemendikbud logo
Panduan ProdukMasuk
  • Hidrasi Keluarga
  • Breastfeeding Week 2022
  • Cari nama bayi
  • Perawatan Ibu dan Bayi
  • Rangkaian Edukasi
    • Pengasuhan Anak
    • Edukasi Prasekolah
    • Edukasi Sekolah Dasar
    • Edukasi Remaja
  • TAPpedia
  • TAP Rekomendasi
  • Kehamilan
    • Kalkulator perkiraan kelahiran
    • Tips Kehamilan
    • Trimester Pertama
    • Trimester Kedua
    • Trimester Ketiga
    • Melahirkan
    • Menyusui
    • Kehilangan bayi
    • Project Sidekicks
  • Tumbuh Kembang
    • Bayi
    • Balita
    • Prasekolah
    • Usia Sekolah
    • Praremaja
  • Parenting
    • Keluarga
    • Pernikahan
    • Seks
    • Berita Terkini
  • Kesehatan
    • COVID-19
    • Info Sehat
    • Penyakit
    • Vaksinasi
    • Kebugaran
  • Gaya Hidup
    • Korea Update
    • Hiburan
    • Travel
    • Fashion
    • Kebudayaan
    • Kecantikan
    • Keuangan
    • Marvelous Asian Mums Special 2021
  • Nutrisi
    • Resep
    • Makanan & Minuman
    • Sarapan Bergizi
  • Videos
    • Kata Pakar Parenting
    • Plesiran Ramah Anak
    • Pilihan Parents
    • Kisah Keluarga
    • Kesehatan
    • Kehamilan
    • Event
    • Tumbuh Kembang
  • Belanja
  • Ayah manTAP!
    • Kesehatan Ayah
    • Kehidupan Ayah
    • Aktivitas Ayah
    • Hobi
  • VIP

Mengenal Trauma Bonding, Saat Seseorang Terikat pada Hubungan Toxic

Bacaan 6 menit
Mengenal Trauma Bonding, Saat Seseorang Terikat pada Hubungan ToxicMengenal Trauma Bonding, Saat Seseorang Terikat pada Hubungan Toxic

Trauma bonding merupakan keterikatan seseorang pada hubungan yang toksik. Berikut tanda, dampak, dan cara keluar dari kondisi ini.

Meninggalkan hubungan yang toxic tidak semudah membalikkan telapak tangan. Seiring dengan kekhawatiran untuk tinggal sendiri atau tidak ada tempat untuk bersandar, Anda mungkin telah merasa terikat dengan pasangan. Sehingga, sulit bagi Anda untuk melepaskan diri. Nah, keterikatan ini disebut juga dengan trauma bonding atau ikatan trauma. 

Trauma pada tindak pelecehan mungkin menimbulkan perasaan yang sulit dipahami. Apalagi, jika pelecehan diselingi dengan kebaikan dan keintiman. Saat pelecehan dan kekerasan terjadi, Anda mungkin merasa kaget. Hingga kemudian, yang melecehkan Anda akan meminta maaf dan berjanji akan berubah. Anda pun kemudian larut dalam manipulasinya. Inilah yang menjadi asal muasal ikatan trauma. 

Apa Itu Trauma Bonding? 

trauma bonding

Sumber: Pexels

Trauma bonding adalah keterikatan yang dirasakan oleh orang yang dilecehkan terhadap pelaku pelecehan. Ikatan tersebut tercipta karena adanya siklus pelecehan dan tindakan positif. 

Siklus tersebut adalah setelah melakukan pecelehan atau kekerasan, pelaku akan menyatakan cinta, penyesalan, dan mencoba membuat hubungan seolah terasa aman hingga korban merasa membutuhkan pelaku. Inilah yang kemudian membuat korban pelecehan merasa kebingungan dan terasa terbebani saat ingin meninggalkan pelaku. 

Ini melibatkan perasaan positif atau cinta untuk pelaku, membuat orang yang dilecehkan merasa terikat dan bergantung pada pelakunya.

Trauma bonding bukan hanya bisa terjadi pada pasangan tetapi juga pada hubungan lainnya, seperti:

  • Seorang anak dan orang tua atau pengasuhnya
  • Pelaku dan korban penculikan
  • Pemimpin dan bawahan

Baca juga: Toxic Relationship: Bagaimana Hubungan Bisa Meracuni Diri Anda?

Tanda-Tanda Trauma Bonding

Trauma bonding atau ikatan trauma dapat terlihat sedikit berbeda tergantung pada jenis hubungan, tetapi mereka cenderung memiliki dua karakteristik utama, yaitu:

1. Terjadinya Siklus 

trauma bonding

Sumber: Pexels

Ini adalah siklus yang seringkali membingungkan. Akan lebih mudah meninggalkan situasi atau hubungan yang sepenuhnya buruk. Situasi di mana orang yang melakukan tindakan kasar atau pelecehan tidak pernah memberikan kebaikan atau perhatian. Jika Anda tidak percaya seseorang akan berubah, Anda mungkin tidak akan bertahan. 

Tetapi dalam hubungan yang kasar dan toxic, pasangan terkadang memperlakukan Anda dengan baik. Mereka bisa saja membawakan Anda hadiah, menyebut Anda sebagai belahan jiwanya, dan mengajak Anda ke luar untuk bersantai. Tindakan tersebut akan sangat membingungkan dan meluluhkan. Terutama jika Anda menganggapnya sebagai tanda perubahan yang permanen. 

Akhirnya, rasa cinta menutupi rasa takut akan pelecehan selanjutnya. Saat perlahan mendapatkan kembali rasa percaya, Anda mungkin mengabaikan atau menekan ingatan tentang perilaku masa lalu mereka sampai siklus itu dimulai kembali. 

2. Ketidakseimbangan Kekuatan 

Ikatan trauma biasanya didasari pada ketidakseimbangan kekuatan yang mendasarinya. Dalam dinamika ini, Anda mungkin merasa seolah-olah mereka mengendalikan ke titik di mana Anda tidak tahu lagi bagaimana melawan atau membebaskan diri. 

Bahkan jika berhasil meninggalkan hubungan, Anda mungkin kesulitan memutuskan ikatan itu tanpa bantuan profesional. Anda mungkin merasa tidak lengkap atau tersesat tanpa mereka dan akhirnya kembali, hanya karena siklus pelecehan itu sudah biasa dirasakan dan belum tahu bagaimana hidup tanpanya. 

Baca juga: Mengenal Toxic Masculinity, Perilaku Maskulin yang Berdampak pada Kesehatan Mental

3. Tanda Kunci Lainnya 

ikatan trauma

Sumber: Pexels

Selain dua karakteristik di atas, masih ada beberapa tanda kunci dari ikatan trauma, yaitu: 

  • Anda merasa tidak bahagia dan bahkan tidak menyukai pasangan Anda lagi, tetapi Anda masih merasa tidak dapat mengakhiri hubungan 
  • Ketika Anda mencoba untuk pergi, Anda merasa tertekan secara fisik dan emosional 
  • Ketika Anda mengatakan ingin pergi, mereka berjanji untuk berubah tetapi tidak berusaha untuk benar-benar melakukannya 
  • Anda terpaku pada hari-hari “baik”, menggunakannya sebagai bukti bahwa pasangan Anda benar-benar peduli pada Anda
  • Selalu membuat alasan dan membela perilaku mereka ketika orang lain mengungkapkan keprihatinan 
  • Anda terus mempercayai mereka dan berharap untuk mengubahnya 
  • Anda melindungi mereka dengan merahasiakan perilaku kasarnya 

Ikatan trauma bisa bertahan lama, bahkan ketika pelecehan itu terjadi sejak lama. Anda mungkin berjuang untuk berhenti memikirkan seseorang yang menyakiti Anda dan merasakan dorongan untuk menjangkaunya atau mencoba berhubungan lagi. 

Dampak Trauma Bonding 

ikatan trauma

Sumber: Pexels

Dampak terbesar dan terburuk dari ikatan trauma adalah bahwa perasaan positif untuk pelaku dapat membuat seseorang tetap berada dalam situasi yang kasar. Itu dapat menyebabkan pelecehan yang berkelanjutan bahkan kematian. 

Setelah dipisahkan dari pelaku, seseorang yang memiliki trauma pada dirinya dapat mengalami banyak hal buruk, mulai dari trauma lanjutan hingga kepercayaan diri yang rendah. 

Dilansir dari verywellfamily, sebuah studi mencatat bahwa dampak pada kepercayaan diri berlanjut bahkan enam bulan setelah perpisahan dari pelaku. Selain itu, efek samping dari ikatan trauma dapat mencakup depresi dan kecemasan. Mengalami ikatan trauma juga dapat meningkatkan kemungkinan siklus pelecehan antar generasi.

Cerita mitra kami
Jangan Diabaikan, Ini 3 Faktor Penentu Anak Tumbuh Tinggi
Jangan Diabaikan, Ini 3 Faktor Penentu Anak Tumbuh Tinggi
Jaga Anak Tetap Sehat Saat Belajar di Rumah, Pastikan Nutrisi Ini Terpenuhi
Jaga Anak Tetap Sehat Saat Belajar di Rumah, Pastikan Nutrisi Ini Terpenuhi
Ini Cara Dukung Potensi si Kecil Agar Tumbuh Hebat Seperti Rayner Setiawan, Podcaster Science Termuda di Indonesia
Ini Cara Dukung Potensi si Kecil Agar Tumbuh Hebat Seperti Rayner Setiawan, Podcaster Science Termuda di Indonesia
Ini Dia Nutrisi Penting untuk Melindungi Kesehatan Si Buah Hati
Ini Dia Nutrisi Penting untuk Melindungi Kesehatan Si Buah Hati

Baca juga: Dipukul hingga Dibeset Pisau, Toxic Relationship Andien Membuatnya Depresi

Cara Mengatasi Trauma Bonding 

Jika Anda berada dalam hubungan yang melecehkan hingga menyebabkan trauma bonding, prioritaskan diri Anda. Prioritaskan untuk melewati ikatan trauma sehingga Anda dapat melihat situasi apa adanya dan bergerak melewatinya. Bila sudah ke luar dari situasi tersebut, Anda mungkin tidak perlu melakukan langkah pertama. 

Berikut ini beberapa cara ke luar dari trauma bonding:

1. Rencanakan Keselamatan

ikatan trauma

Sumber: Pexels

Jika saat ini berada dalam situasi yang kasar, Anda harus meninggalkannya ketika telah membuat rencana keselamatan. Anda sebaiknya memiliki tempat yang aman untuk dikunjungi dan memberikan dukungan.

2. Terapi

Ini adalah cara yang paling luar biasa untuk membantu orang mengatasi trauma masa lalu. Tidak hanya membantu melewati emosi kompleks dan sulit yang dialami setelah melewati situasi yang toxic, tetapi juga memungkinkan Anda untuk membuat pilihan berbeda di masa depan. 

Ini juga dapat membantu melihat tanda-tanda peringatan pelecehan sehingga Anda tidak berakhir dalam situasi yang kasar lagi. Ada banyak jenis terapi yang bisa dilakukan, dengan terapi trauma selalu menjadi pilihan utama bagi orang-orang yang pernah mengalami trauma seperti pelecehan.

3. Bicara Jujur Pada Diri Sendiri 

Mengenal Trauma Bonding, Saat Seseorang Terikat pada Hubungan Toxic

Sumber: Pexels

Salah satu dampak signifikan dari situasi hubungan yang kasar adalah dapat menurunkan kepercayaan diri. Menjadi tergantung pada pelaku, dicemooh dan dilecehkan terus menerus dapat merusak harga diri seseorang. 

Berbicaralah pada diri sendiri dan melakukan yang terbaik untuk percaya bahwa situasi yang kasar bukanlah kesalahan Anda. Ini menjadi cara yang sangat berguna untuk memutuskan ikatan Anda dari pelaku.

4. Melakukan Perawatan Diri

Tindakan ini dapat menempatkan diri dalam situasi di mana Anda bisa yakin bahwa setiap individu tidak membutuhkan orang lain untuk merasa baik-baik saja.

5. Menulis jurnal 

Mengenal Trauma Bonding, Saat Seseorang Terikat pada Hubungan Toxic

Sumber: Pexels

Menulis hal-hal yang terjadi setiap hari dapat membantu Anda mulai mengidentifikasi pola dan melihat masalah dengan perilaku yang mungkin tidak terlihat kasar saat itu. Ketika pelecehan terjadi, catat apa yang terjadi dan apakah pasangan mengatakan sesuatu setelahnya agar Anda memaafkannya. Dengan begitu, Anda bisa melihat pola atau siklus yang terjadi dengan lebih jelas.

6. Dukungan Komunitas

Selain terapi, berkomunikasi dengan orang lain yang juga mengalami hal serupa bisa sangat membantu. Ini dapat membantu agar kita merasa tidak sendirian dan mengurangi rasa malu karena telah dilecehkan.

Jika Anda merasa tidak cocok dengan kelompok pendukung, pertimbangkan untuk membagikan apa yang Anda alami dengan orang-orang terdekat yang sangat dipercayai. 

Itulah beberapa informasi terkait trauma bonding. Pada dasarnya, ini merupakan respons emosional manusia, bukan termasuk dalam cacat karakter. Serta, kondisi ini bisa terjadi pada siapa pun, kok, Parents. Mengungkapkan pengalaman dapat memberikan rasa lega begitu kita melihat betapa empatinya orang-orang di sekitar terhadap apa yang dialami.

Baca juga:

Jangan sedih berlarut! Ini 5 Cara atasi trauma setelah perselingkuhan

9 Cara Sembuhkan Trauma Masa Kecil pada Orang Dewasa

Sempat Trauma Akibat Disiksa Pacar, Sara Wijayanto: "Lawan Rasa Takutmu!"

Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.

img
Penulis

Ruhaeni Intan

Diedit oleh:

Shafa Nurnafisa

  • Halaman Depan
  • /
  • TAPpedia
  • /
  • Mengenal Trauma Bonding, Saat Seseorang Terikat pada Hubungan Toxic
Bagikan:
  • Kenali Manfaat dan Efek Samping Obat Kortikosteroid, Disebut Obat Sejuta Umat!

    Kenali Manfaat dan Efek Samping Obat Kortikosteroid, Disebut Obat Sejuta Umat!

  • Mengenal Nihilisme, Paham Ekstrem yang Menganggap Hidup Tak Berarti 

    Mengenal Nihilisme, Paham Ekstrem yang Menganggap Hidup Tak Berarti 

  • Mengenal Apa Itu Positive Self Talk, Manfaat dan Cara Melakukannya

    Mengenal Apa Itu Positive Self Talk, Manfaat dan Cara Melakukannya

app info
get app banner
  • Kenali Manfaat dan Efek Samping Obat Kortikosteroid, Disebut Obat Sejuta Umat!

    Kenali Manfaat dan Efek Samping Obat Kortikosteroid, Disebut Obat Sejuta Umat!

  • Mengenal Nihilisme, Paham Ekstrem yang Menganggap Hidup Tak Berarti 

    Mengenal Nihilisme, Paham Ekstrem yang Menganggap Hidup Tak Berarti 

  • Mengenal Apa Itu Positive Self Talk, Manfaat dan Cara Melakukannya

    Mengenal Apa Itu Positive Self Talk, Manfaat dan Cara Melakukannya

Daftarkan email Anda sekarang untuk tahu apa kata para ahli di artikel kami!
  • Kehamilan
    • Tips Kehamilan
    • Trimester Pertama
    • Trimester Kedua
    • Trimester Ketiga
    • Melahirkan
    • Menyusui
  • Tumbuh Kembang
    • Bayi
    • Balita
    • Prasekolah
    • Praremaja
    • Usia Sekolah
  • Parenting
    • Pernikahan
    • Berita Terkini
    • Seks
    • Keluarga
  • Kesehatan
    • Penyakit
    • Info Sehat
    • Vaksinasi
    • Kebugaran
  • Gaya Hidup
    • Keuangan
    • Travel
    • Fashion
    • Hiburan
    • Kecantikan
    • Kebudayaan
  • Lainnya
    • TAP Komuniti
    • Beriklan Dengan Kami
    • Hubungi Kami
    • Jadilah Kontributor Kami
    • Tag Kesehatan


  • Singapore flag Singapore
  • Thailand flag Thailand
  • Indonesia flag Indonesia
  • Philippines flag Philippines
  • Malaysia flag Malaysia
  • Sri-Lanka flag Sri Lanka
  • India flag India
  • Vietnam flag Vietnam
  • Australia flag Australia
  • Japan flag Japan
  • Nigeria flag Nigeria
  • Kenya flag Kenya
© Copyright theAsianparent 2022. All rights reserved
Tentang Kami|Tim Kami|Kebijakan Privasi|Syarat dan Ketentuan |Peta situs
  • Fitur
  • Artikel
  • Beranda
  • Jajak

Kami menggunakan cookie agar Anda mendapatkan pengalaman terbaik. Pelajari LagiOke, Mengerti

Kami menggunakan cookie agar Anda mendapatkan pengalaman terbaik. Pelajari LagiOke, Mengerti

theAsianparent heart icon
Kami ingin mengirimkan Anda informasi terbaru seputar gaya hidup.