Keterikatan berlebih pada pasangan disebut juga dengan trauma bonding atau ikatan trauma.
Trauma pada tindak pelecehan mungkin menimbulkan perasaan yang sulit dipahami. Apalagi, jika pelecehan diselingi dengan kebaikan dan keintiman.
Saat pelecehan dan kekerasan terjadi, Anda mungkin merasa kaget. Hingga kemudian, yang melecehkan Anda akan meminta maaf dan berjanji akan berubah.
Anda pun kemudian larut dalam manipulasinya. Inilah yang menjadi asal muasal ikatan trauma.
Artikel Terkait: Menyayat Hati, 11 Film Ini Angkat Isu Pelecehan Seksual dan Trauma Psikologis Korban
Apa Itu Trauma Bonding?
Sumber: Pexels
Trauma bonding adalah keterikatan yang dirasakan oleh orang yang dilecehkan terhadap pelaku pelecehan.
Ikatan tersebut tercipta karena adanya siklus pelecehan dan tindakan positif.
Siklus tersebut adalah setelah melakukan pecelehan atau kekerasan, pelaku akan menyatakan cinta, penyesalan, dan mencoba membuat hubungan seolah terasa aman hingga korban merasa membutuhkan pelaku.
Inilah yang kemudian membuat korban pelecehan merasa kebingungan dan terasa terbebani saat ingin meninggalkan pelaku.
Ini melibatkan perasaan positif atau cinta untuk pelaku, membuat orang yang dilecehkan merasa terikat dan bergantung pada pelakunya.
Trauma bonding bukan hanya bisa terjadi pada pasangan tetapi juga pada hubungan lainnya, seperti:
- Seorang anak dan orang tua atau pengasuhnya
- Pelaku dan korban penculikan
- Pemimpin dan bawahan
Baca juga: Toxic Relationship: Bagaimana Hubungan Bisa Meracuni Diri Anda?
Tanda-Tanda Trauma Bonding
Trauma bonding atau ikatan trauma dapat terlihat sedikit berbeda tergantung pada jenis hubungan, tetapi mereka cenderung memiliki dua karakteristik utama, yaitu:
1. Terjadinya Siklus
Sumber: Pexels
Ini adalah siklus yang seringkali membingungkan. Akan lebih mudah meninggalkan situasi atau hubungan yang sepenuhnya buruk.
Situasi di mana orang yang melakukan tindakan kasar atau pelecehan tidak pernah memberikan kebaikan atau perhatian.
Jika Anda tidak percaya seseorang akan berubah, Anda mungkin tidak akan bertahan.
Tetapi dalam hubungan yang kasar dan toxic, pasangan terkadang memperlakukan Anda dengan baik.
Mereka bisa saja membawakan Anda hadiah, menyebut Anda sebagai belahan jiwanya, dan mengajak Anda ke luar untuk bersantai.
Tindakan tersebut akan sangat membingungkan dan meluluhkan. Terutama jika Anda menganggapnya sebagai tanda perubahan yang permanen.
Akhirnya, rasa cinta menutupi rasa takut akan pelecehan selanjutnya. Saat perlahan mendapatkan kembali rasa percaya, Anda mungkin mengabaikan atau menekan ingatan tentang perilaku masa lalu mereka sampai siklus itu dimulai kembali.
2. Ketidakseimbangan Kekuatan
Ikatan trauma biasanya didasari pada ketidakseimbangan kekuatan yang mendasarinya.
Dalam dinamika ini, Anda mungkin merasa seolah-olah mereka mengendalikan ke titik di mana Anda tidak tahu lagi bagaimana melawan atau membebaskan diri.
Bahkan jika berhasil meninggalkan hubungan, Anda mungkin kesulitan memutuskan ikatan itu tanpa bantuan profesional.
Anda mungkin merasa tidak lengkap atau tersesat tanpa mereka dan akhirnya kembali, hanya karena siklus pelecehan itu sudah biasa dirasakan dan belum tahu bagaimana hidup tanpanya.
Baca juga: Mengenal Toxic Masculinity, Perilaku Maskulin yang Berdampak pada Kesehatan Mental
3. Tanda Kunci Lainnya
Sumber: Pexels
Selain dua karakteristik di atas, masih ada beberapa tanda kunci dari ikatan trauma, yaitu:
- Anda merasa tidak bahagia dan bahkan tidak menyukai pasangan Anda lagi, tetapi Anda masih merasa tidak dapat mengakhiri hubungan
- Ketika Anda mencoba untuk pergi, Anda merasa tertekan secara fisik dan emosional
- Ketika Anda mengatakan ingin pergi, mereka berjanji untuk berubah tetapi tidak berusaha untuk benar-benar melakukannya
- Anda terpaku pada hari-hari “baik”, menggunakannya sebagai bukti bahwa pasangan Anda benar-benar peduli pada Anda
- Selalu membuat alasan dan membela perilaku mereka ketika orang lain mengungkapkan keprihatinan
- Anda terus mempercayai mereka dan berharap untuk mengubahnya
- Anda melindungi mereka dengan merahasiakan perilaku kasarnya
Ikatan trauma bisa bertahan lama, bahkan ketika pelecehan itu terjadi sejak lama.
Anda mungkin berjuang untuk berhenti memikirkan seseorang yang menyakiti Anda dan merasakan dorongan untuk menjangkaunya atau mencoba berhubungan lagi.
Dampak Trauma Bonding
Sumber: Pexels
Dampak terbesar dan terburuk dari ikatan trauma adalah bahwa perasaan positif untuk pelaku dapat membuat seseorang tetap berada dalam situasi yang kasar. Itu dapat menyebabkan pelecehan yang berkelanjutan bahkan kematian.
Setelah dipisahkan dari pelaku, seseorang yang memiliki trauma pada dirinya dapat mengalami banyak hal buruk, mulai dari trauma lanjutan hingga kepercayaan diri yang rendah.
Dilansir dari verywellfamily, sebuah studi mencatat bahwa dampak pada kepercayaan diri berlanjut bahkan enam bulan setelah perpisahan dari pelaku.
Selain itu, efek samping dari ikatan trauma dapat mencakup depresi dan kecemasan.
Mengalami ikatan trauma juga dapat meningkatkan kemungkinan siklus pelecehan antar generasi.
Baca juga: Dipukul hingga Dibeset Pisau, Toxic Relationship Andien Membuatnya Depresi
Cara Mengatasi Trauma Bonding
Jika Anda berada dalam hubungan yang melecehkan hingga menyebabkan trauma bonding, prioritaskan diri Anda.
Prioritaskan untuk melewati ikatan trauma sehingga Anda dapat melihat situasi apa adanya dan bergerak melewatinya.
Bila sudah ke luar dari situasi tersebut, Anda mungkin tidak perlu melakukan langkah pertama.
Berikut ini beberapa cara ke luar dari trauma bonding:
1. Rencanakan Keselamatan
Sumber: Pexels
Jika saat ini berada dalam situasi yang kasar, Anda harus meninggalkannya ketika telah membuat rencana keselamatan.
Anda sebaiknya memiliki tempat yang aman untuk dikunjungi dan memberikan dukungan.
2. Terapi
Ini adalah cara yang paling luar biasa untuk membantu orang mengatasi trauma masa lalu.
Tidak hanya membantu melewati emosi kompleks dan sulit yang dialami setelah melewati situasi yang toxic, tetapi juga memungkinkan Anda untuk membuat pilihan berbeda di masa depan.
Ini juga dapat membantu melihat tanda-tanda peringatan pelecehan sehingga Anda tidak berakhir dalam situasi yang kasar lagi.
Ada banyak jenis terapi yang bisa dilakukan, dengan terapi trauma selalu menjadi pilihan utama bagi orang-orang yang pernah mengalami trauma seperti pelecehan.
3. Bicara Jujur Pada Diri Sendiri
Sumber: Pexels
Salah satu dampak signifikan dari situasi hubungan yang kasar adalah dapat menurunkan kepercayaan diri.
Menjadi tergantung pada pelaku, dicemooh dan dilecehkan terus menerus dapat merusak harga diri seseorang.
Berbicaralah pada diri sendiri dan melakukan yang terbaik untuk percaya bahwa situasi yang kasar bukanlah kesalahan Anda.
Ini menjadi cara yang sangat berguna untuk memutuskan ikatan Anda dari pelaku.
4. Melakukan Perawatan Diri
Tindakan ini dapat menempatkan diri dalam situasi di mana Anda bisa yakin bahwa setiap individu tidak membutuhkan orang lain untuk merasa baik-baik saja.
5. Menulis jurnal
Sumber: Pexels
Menulis hal-hal yang terjadi setiap hari dapat membantu Anda mulai mengidentifikasi pola dan melihat masalah dengan perilaku yang mungkin tidak terlihat kasar saat itu.
Ketika pelecehan terjadi, catat apa yang terjadi dan apakah pasangan mengatakan sesuatu setelahnya agar Anda memaafkannya.
Dengan begitu, Anda bisa melihat pola atau siklus yang terjadi dengan lebih jelas.
6. Dukungan Komunitas
Selain terapi, berkomunikasi dengan orang lain yang juga mengalami hal serupa bisa sangat membantu.
Ini dapat membantu agar kita merasa tidak sendirian dan mengurangi rasa malu karena telah dilecehkan.
Jika Anda merasa tidak cocok dengan kelompok pendukung, pertimbangkan untuk membagikan apa yang Anda alami dengan orang-orang terdekat yang sangat dipercayai.
Artikel Terkait: Tak Mau Wariskan Luka Batin pada Anak, Marshanda Berjuang Sembuhkan Inner Child
Itulah beberapa informasi terkait trauma bonding. Pada dasarnya, ini merupakan respons emosional manusia, bukan termasuk dalam cacat karakter. Serta, kondisi ini bisa terjadi pada siapa pun, kok, Parents.
Mengungkapkan pengalaman dapat memberikan rasa lega begitu kita melihat betapa empatinya orang-orang di sekitar terhadap apa yang dialami.
Baca juga:
Jangan sedih berlarut! Ini 5 Cara atasi trauma setelah perselingkuhan
9 Cara Sembuhkan Trauma Masa Kecil pada Orang Dewasa
Sempat Trauma Akibat Disiksa Pacar, Sara Wijayanto: "Lawan Rasa Takutmu!"
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.