Pengabaian terhadap anak, baik secara fisik maupun emosional, bisa menjadi trauma yang menjadi salah satu penyebab penyakit yang muncul di kala dewasa. Tentunya dampak trauma ini tidak bisa kita abaikan begitu saja.
Mungkin agak sulit untuk dipercaya, tapi saya menemukan salah sepupu saya dianjurkan untuk berkonsultasi pada psikiater untuk penanganan penyakit asam lambungnya yang kerap meningkat tajam.
Sepupu saya ini mengatakan, bahwa ia sering merasa diabaikan dan diperlakukan tidak adil ketika ia masih kanak-kanak. Setiap kali ia memikirkan perasaan itu, asam lambungnya selalu meningkat.
Penelitian tentang dampak trauma saat anak anak
Dalam presentasinya, Dr. Burke mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Dr. Vince Felitti dan Dr. Bob Anda, memperlihatkan adanya hubungan yang erat antara trauma masa kecil dan penyakit saat anak telah dewasa.
Penelitian yang berjudul “The Adverse Childhood Experiences Study”, mensurvei sekitar 17.500 orang dewasa yang telah mengalami trauma di masa kecil.
Trauma ini meliputi :
- Pelecehan fisik, emosional, atau seksual (termasuk penyakit serius dan/atau bullying, bencana alam atau kecelakaan
- Pengabaian fisik atau emosional
- Penyakit mental orang tua
- Ketergantungan obat-obatan
- Pengurungan (pemenjaraan)
- Pemisahan dari orang tua
- Perceraian
- Kekerasan dalam rumah tangga.
Hasil penelitian tentang dampak trauma masa kecil dan kesehatan saat dewasa
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, ditemukan adanya korelasi antara trauma yang dialami di masa kecil dengan kondisi kesehatan di masa dewasa. Dari survey tersebut diketahui:
1. Kebanyakan orang mengalami trauma masa kecil
Tujuh puluh persen dari populasi mengalami – setidaknya – satu trauma, sementara 12,6% atau satu per delapan, mengalami empat atau lebih trauma.
2. Semakin banyak trauma yang dialami, semakin buruk kondisi kesehatan mereka dibandingkan dengan mereka yang tidak mengalami trauma.
- Orang yang mengalami 4 atau lebih trauma, mempunyai resiko dua setengah kali lebih besar terhadap penyakit gangguan paru-paru kronis dan juga hepatitis; empat setengah kali lipat resiko depresi dan 12 kali lipat risiko bunuh diri.
- Orang yang mengalami 7 atau lebih trauma, mempunyai 3 kali lipat resiko kanker paru-paru dan tiga setengah kali lipat resiko penyakit jantung koroner, yang menjadi pembunuh nomor satu di Amerika.
Kesimpulan dari penelitian tentang dampak trauma saat anak anak dengan kesehatan saat dewasa
Berdasarkan riset di atas, praktisi kesehatan dapat melakukan diagnosis berdasarkan gejala-gejala yang ada.
“Dengan mengetahui latar belakang suatu penyakit, sebagai dokter, tugas kita adalah menggunakan pengetahuan ini untuk melakukan pencegahan dan pengobatan. Dan itulah yang kita lakukan.” Kata Dr. Burke.
Jadi, Parents, waspadalah terhadap trauma yang mungkin saja dialami anak-anak kita.
Baca juga:
5 Tips menahan amarah pada anak
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.