Sara Wijayanto, aktris yang dikenal memiliki kemampuan indigo menceritakan kisah kelamnya pernah menjadi korban kekerasan sang pacar. Dalam video yang diunggah di channel Youtube Dedy Corbuzier, Sara mengungkap pengalaman menjalani abusive relationship yang pernah ia alami saat remaja.
Awal mencuat nama Sara wijayanto, karena hubungannya dengan pesulap Damian Aditya di tahun 2012. Sempat dituduh pelakor dalam rumah tangga Damian dan Yulia Rachman, kini Sara sudah 5 tahun menikah dengan dengan Damian.
Belakangan, nama Sara Wjayanto kembali disebut-disebut di media karena serial horor Diary Misteri Sara yang tampil di kanal Youtube pribadinya. Di luar kisah-kisah misterinya, ternyata Sara pernah menjadi korban kekerasan yang cukup ekstrim ooleh mantan pacarnya saat masih belia.
Sara Wijayanto pernah disiksa pacar dan terjerat narkoba
Lingkungan pertemanan pemakai narkoba membuat Sara bertemu dengan sang pacar yang juga adalah pemakai narkoba. Ia mengisahkan, setelah dua tahun menjalani hubungan, pacarnya mulai abusive di tahun ketiga. Bahkan, Sara hampir ditusuk dengan pecahan botol di bagian leher.
“Aku ingat pertama kali dia meledak (marah), dia mecahin botol, aku dicekik, botolnya mau ditusuk ke aku,” kisah Sara.
Tidak sampai di situ saja, berbagai tindakan kekerasan dialami Sara dalam hubungannya. Ia pernah dipukul, ditendang, hingga ditusuk-tusuk dengan peniti. Anehnya, selama tiga tahun Sara masih menjalani hubungan dengan pria tersebut.
Dedy Corbuzier merasa heran dengan pengakuan Sara, dan menanyakan lebih lanjut mengapa ia bertahan menjalani hubungan dengan pacarnya yang senang menyiksa. Kata Sara, saat itu ia masih seorang remaja yang muda luluh ketika pacarnya meminta maaf setelah menyakitinya.
“Selalu ada harapan disitu, aku taunya itu adalah cinta. Ya bego ya, gimana sih,” sesal Sara.
Selain siksaan fisik, Sara Wijayanto juga disakiti secara mental. Oleh mantan pacarnya, ia kerap dihina jelek.
“Dia selalu bilang: Ngaca, Lo itu kaya laki-laki, nggak akan ada yang mau sama lo,” kata Sara menirukan perkataan mantan pacarnya.
Selama mengalami tindak kekerasan dari sang pacar, Sara berdoa setiap malam berharap bisa keluar dari rumah tersebut. Saat itu, ia tidak tinggal bersama orangtuanya.
“Orangtua lo nggak ada saat itu?” tanya Dedy Corbuzier.
Sara mengakui orangtuanya tidak mengetahui hal tersebut. Ia pun tak pernah menyampaikan peristiwa yang dialaminya ke orangtua, karena merasa ketakutan.
Pacarnya mengancam akan membunuh keluarga Sara bila sampai ia buka suara soal penyiksaan yang dialaminya.
“Karena benar-benar takut dan percaya apa yang keluar dari mulut dia, kayak di-brainwash, apa yang dia ngomong aku percaya, saat dia nangis minta maaf aku percaya,” ujar Sara.
Kisah Sara wijayanto akhirnya selamat dari abusive relationship
Menurut Sara, kini setelah kejadian itu berlalu, ia tak menganggap dirinya korban. Baginya semua itu murni kesalahannya sendiri saat masih remaja.
“Aku yang menempatkan diriku di posisi itu, aku yang memilih jalan yang nggak benar,” pungkasnya.
Hubungan yang penuh dengan kekerasan itu akhirnya berakhir ketika rumah yang ditempati Sara dan pacarnya digrebek polisi karena sang pacar adalah target operasi narkoba. Saat itu, salah seorang polisi memisahkan Sara, dan bukannya menangkap Sara yang juga pemakai narkoba.
“Kepala polisinya bilang, kamu sadar nggak kamu hanya digunakan oleh dia? Call your Dad, minta jemput sekarang,” ujar Sara mengisahkan pengalamannya. Saat itu Sara merasa, doa-doanya dikabulkan oleh Tuhan.
Selepas kejadian tersebut, perlu waktu panjang sekali bagi Sara untuk pulih. Bahkan, baru setahun belakangan ia bisa berdamai dengan diri sendiri dan memaafkan mantan pacarnya sang pelaku kekerasan. Sara mengakui dirinya menyadari banyak hal.
Menurut Deddy Corbuzier, seorang Sara wijayanto remaja telah diberikan kesempatan kedua untuk berpikir tentang hubungan yang dijalaninya.
“Aku diberi kesempatan memperbaiki hidup,” tukas Sara.
Kini hal yang disadari Sara, di umurnya yang sudah 41 tahun barulah ia berani berbagi cerita, dan berbagi tentang kekerasan yang pernah dialaminya. Baginya, waktu untuk pulih dari semua pengalaman buruk dan trauma masa lalu tersebut sangat panjang.
“Seiring berjalannya waktu, aku merasa narkoba itu lingkaran setan yang nggak baik untuk aku. Prosesnya panjang, sekarang aku 41 tahun, waktu itu aku 19 tahun, butuh waktu panjang sampai benar-benar clean,” pungkasnya.
Belajar dari masa lalu, Sara Wijayanto : “Its all in the past..”
Kini, Sara akui sudah mulai bisa berdamai dengan diri sendiri dan keadaan. Ia pun sudah memaafkan dirinya dan mantan pacar yang pernah meninggalkan trauma pada dirinya yang masih belia.
“Ya aku udah memaafkan, karena Tuhan juga,” ungkap Sara.
Baginya semua hal tersebut adalah masa lalu yang telah menjadi bagian dari perjalanan hidup seorang Sara.
Deddy Corbuzier mempertanyakan apakah hal tersebut pernah membuat Sara trauma berhubungan dengan pria.
Kata Sara, di awal-awal setelah lepas dari abusive relationship tersebut, ia sempat sulit percaya dengan pria.
“Seiring waktu, ada momen dimana menurutku ya kalau nggak pacaran juga nggak apa-apa,” tukas Sara.
Ia merasa beruntung telah dibukakan jalan oleh Tuhan untuk memperbaiki keadaan.
“Gue beruntung dikasih jalan, kalau nggak gue udah mati kali,” ujarnya.
Lingkungan sangat berpengaruh pada kualitas kehidupan
Deddy Corbuzier meminta pendapat Sara tentang keterkaitan antara pemakaian narkoba yang dilakukan Sara dengan abusive relationship yang dialaminya. Menurut Sara, semua berawal dari lingkungan yang kurang baik. Dan lingkungan yang kurang baik juga mempertemukan dengan orang yang kurang baik.
“Saat menggunakan narkoba, akan bertemu dengan lingkungan yang nggak baik, udah pasti, akan berhubungan dengan orang yang terlibat narkoba dan terikut, narkoba itu ujung jadi hal hal buruk, jadi kriminial, prostitusi,” katanya.
Ia ingin menyebar kewaspadaan kepada para remaja, agar selalu terhubung dengan keluarga. Ia berpesan pada perempuan yang mungkin sekarang dalam abusive relationship seperti yang ia alami agar melawan rasa takut.
“Lawan rasa takutmu itu, aku yakin akan ada jalan. Saat rasa ingin kabur dari suatu hubungan itu muncul, ikutin. jangan mikir lagi, ikutin,” pesannya.
Hal ini karena dulu, ia merasa ada banyak momen ia bisa kabur dari sang pacar, tapi tak dilakukannya. Ia meminta semua perempuan yang mengalami kekerasan oleh pasangan, agar tidak menunda-nunda untuk pergi dari hubungan beracun tersebut.
“Begitu ditunda, akan makin parah. Jangan sampai nunggu dia minta maaf. Polanya akan begitu terus. Ketika dia minta maaf, ya lu akan bego. This is the love of my life. Cara berpikir juga jadi nggak jernih. Saat dia nangis, ya percaya aja gitu,” kata Sara.
Ia bilang orang-orang mungkin akan menilai buruk korban KDRT, hal tersebut tak usah dipedulikan.
“Jangan takut, orang akan nge-judge, yang penting kamu safe dulu.”
Ia akui baru sekarang dapat berbagi cerita, karena ia telah bertahan hidup dan dapat melalui semua peristiwa tersebut. Berharap tak ada lagi perempuan yang mengalami hal yang sama.
Demikian kisah Sara Wijayanto yang pernah mengalami kekerasan oleh pasangannya, semoga tidak terjadi ke perempuan lainnya.
Referensi : Youtube Deddy Corbuzier
Baca juga :
Jarang disadari! Ini Gejala Kekerasan Finansial dalam Rumah Tangga
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.