Jika Bunda sedang hamil, terutama hamil tua, maka perlu berhati-hati dengan apa pun yang dilakukan. Bepergian salah satunya, baik itu saat bepergian ke kantor, ke luar kota, atau perjalanan internasional. Artikel ini akan mengulas tentang kendaraan, termasuk transportasi umum, yang aman untuk ibu hamil serta tips bepergian yang aman dan nyaman bagi Anda. Yuk, disimak!
Apakah Aman Bepergian Selama Kehamilan?
Sebenarnya, selama ibu hamil berada dalam kondisi sehat dan mengikuti peraturan keselamatan, tak ada salahnya melakukan perjalanan, baik itu menggunakan transportasi pribadi ataupun umum. Toh, selama 9 bulan itu tidak mungkin juga, kan, Bunda mengurung diri di dalam rumah dan menolak semua ajakan bepergian.
Hal yang perlu Bunda perhatikan ketika bepergian adalah kesehatan Anda, lokasi tempat yang akan dituju, dan kendaraan yang aman untuk ibu hamil. Misalnya, jika Bunda sudah tahu jalan yang akan dilalui bergelombang, lalu lintasnya macet parah, jumlah penumpang di kendaraan tersebut bakal penuh sesak, dan usia kehamilan masih sangat muda/jelang persalinan, ada baiknya perjalanan ini dihindari.
Artikel terkait: Amankah Ibu Hamil Naik Pesawat Terbang?
Hal yang Perlu Diperhatikan Sebelum Bepergian
Berikut ini hal-hal yang harus diperhatikan ketika akan berpergian adalah:
-
Bepergian di Trimester Kedua
Bepergianlah di usia kehamilan trimester kedua karena di waktu itu kandungan Bunda lebih kuat dan risiko mengalami komplikasi lebih kecil.
Berkonsultasi dengan dokter kandungan Anda terlebih dahulu sebelum keberangkatan sangatlah penting guna mendapatkan saran dan merencanakan perjalanan dengan tepat. Terutama jika kehamilan Bunda berisiko tinggi.
Sebagian besar negara berkembang mewajibkan wisatawannya untuk menerima imunisasi beberapa penyakit, seperti tipus, gondok, dan campak. Namun persoalannya, tidak semua vaksin aman bagi janin –atau belum diuji keamanannya secara memadai pada ibu hamil. Kecuali vaksin influenza, yang dapat diberikan dengan aman selama kehamilan.
Vaksin influenza ini sangat dianjurkan diberikan kepada Bumil untuk menghindari penyakit yang lebih serius. Ada juga beberapa vaksin, seperti untuk demam kuning, yang hanya aman diberikan di trimester pertama.
Ada juga negara yang menerapkan vaksin Malaria –virus yang menyebabkan infeksi yang dibawa oleh spesies nyamuk tertentu. Seorang ibu hamil yang terkena malaria berisiko keguguran, persalinan prematur, dan lahir mati.
Beberapa obat antimalaria (seperti klorokuin) dinyatakan aman dikonsumsi Bumil, tetapi yang lainnya (seperti doksisiklin) berpotensi berbahaya bagi bayi yang belum lahir. Jadi agar lebih aman, hindari bepergian ke daerah rentan Malaria.
Berhati-hatilah dalam mengonsumsi obat apa pun, termasuk yang biasa digunakan untuk mengobati diare.
4. Sesuaikan dengan Kondisi Bumil
Ibu hamil yang mengalami komplikasi disarankan untuk tidak bepergian. Beberapa komplikasi yang dimaksud di antaranya:
- Masalah serviks, seperti ‘leher rahim tidak kompeten’
- Perdarahan vagina
- Kehamilan ganda/kembar
- Diabetes gestasional, sebelum dan/atau saat hamil
- Tekanan darah tinggi, sebelum dan/atau saat hamil
- Pre-eklampsia, sebelum dan/atau saat hamil
- Kelainan plasenta, sebelum dan/atau saat hamil
- Pernah keguguran sebelumnya
- Kehamilan ektopik sebelumnya (kehamilan yang berkembang di luar rahim)
- Pernah melakukan persalinan prematur sebelumnya
- Berusia 35 tahun ke atas dan hamil untuk pertama kalinya
Artikel terkait: Kepala Bayi Sudah Terlihat, Ibu Ini Melahirkan di Mobil Dibantu Suami
Tips Bepergian Jauh Saat Hamil
Perjalanan dengan Mobil Pribadi
Hal yang perlu Bunda lakukan adalah:
- Selalu pakai sabuk pengaman. Kencangkan tali pengaman di pangkuan dan Anda.
- Hindari menggunakan tali pengaman di perut untuk menghindari sentakan tiba-tiba yang berisiko menyebabkan plasenta terlepas dari rahim Anda.
- Jika Bunda duduk di kursi penumpang depan, dorong kursi ke belakang menjauhi dasbor untuk mengurangi dampak airbag jika terjadi tabrakan.
- Apabila Bunda mengemudi, posisikan kursi sejauh mungkin dari kemudi.
- Jika Bunda mengalami kontraksi, nyeri, ataupun perdarahan selama perjalanan (atau mengalami kecelakaan), segera datang ke unit gawat darurat terdekat dan beri tahu tenaga medis mengenai golongan darah Anda –terutama bagi Anda yang bergolongan darah rhesus negatif. Golongan darah ini perlu mendapat suntikan anti-D.
Perjalanan jarak jauh menggunakan kendaraan darat (mobil, bus, kereta api) membuat Bunda duduk lebih lama juga. Kondisi ini dapat meningkatkan risiko pembentukan gumpalan di pembuluh darah dalam kaki yang dikenal sebagai deep vein thrombosis (DVT). Gumpalan ini dapat beredar dan bersarang di bagian tubuh seperti paru-paru.
Risiko DVT meningkat pada kehamilan jika:
- Memiliki riwayat DVT di masa lalu
- Berat badan lebih dari 100 kg
- Hamil ganda/kembar
- Ada anggota keluarga yang menderita DVT.
Sekitar 1 dari 1.000 ibu hamil berisiko mengalami DVT, dan penelitian menunjukkan risiko DVT dapat meningkat dua atau tiga kali lipat dalam penerbangan jarak jauh. Mengenai hal ini, memang tidak ada saran berbasis penelitian, tetapi jika Bunda memiliki riwayat DVT dan akan melakukan perjalanan jarak jauh, lakukanlah ini:
- Sering melakukan latihan kaki sebelum perjalanan.
- Berjalan secara teratur di dalam bus atau kereta api (jika dinyatakan aman oleh petugas) atau sesekali berhenti di tempat peristirahatan.
- Hindari dehidrasi dan banyak minum air putih.
- Hindari asupan alkohol dan kafein.
Jika risiko DVT meningkat dan terpaksa melakukan perjalanan jauh, Bunda disarankan untuk:
- Diskusikan rencana perjalanan dengan dokter Anda.
- Kenakan stoking kompresi di bawah lutut yang elastis dan pas selama perjalanan.
- Mendapatkan suntikan heparin sebelum dan sesudah perjalanan lebih dari empat jam.
Perjalanan dengan Transportasi Umum Bus
Ada beberapa risiko yang terkait bepergian dengan bus selama kehamilan yang harus Bunda waspadai.
- Duduk berjam-jam di dalam bus dapat menyebabkan pembengkakan pada kaki dan pembekuan darah.
- Bunda mungkin merasa sulit untuk bersantai atau tidur sambil duduk dalam posisi tegak.
- Jarang ada bus yang menyediakan sabuk pengaman pada kursi penumpang.
- Sangat mungkin bagi Bunda mengalami sentakan dan hentakan terus-menerus dikarenakan aktivitas rem bus. Kemungkinan ini bisa membahayakan kesehatan janin, dan tanpa sabuk pengaman pun Bunda berisiko mengalami kecelakaan.
- Jangan berdiri terlalu lama di dalam bus yang bergerak. Selain berisiko terjatuh dan kehilangan keseimbangan, ada juga risiko terdorong oleh penumpang lain.
- Perjalanan bus bisa sangat melelahkan dan tidak nyaman selama kehamilan. Seluruh proses mulai dari menunggu bus, duduk di bus, dan jam perjalanan yang panjang dapat membuat Anda merasa sangat tidak nyaman dan gelisah.
Perjalanan Udara
Sebelum Bunda memutuskan untuk bepergian dengan pesawat:
- Diskusikan setiap potensi risiko khusus untuk kehamilan Anda dengan dokter kandungan. Ketahuilah, perjalanan udara bagi Bumil dengan usia persalinan kurang dari 6 minggu dapat memicu persalinan prematur.
- Tanya maskapai penerbangan seperti apa kebijakan mereka untuk penumpang hamil, misalnya tidak boleh berusia lebih dari 35 tahun, usia kandungan minimal 6 bulan, harus memberikan surat keterangan dokter dan lain sebagainya.
- Periksa kebijakan asuransi Bunda, apakah ada polis yang mengatur tentang kehamilan?
- Atur dengan maskapai penerbangan agar Bunda mendapatkan untuk kursi prioritas ibu hamil –biasanya di dekat pintu keluar, plus ada ruang ekstra untuk kaki.
- Atau pertimbangkan juga untuk mendapatkan kursi di lorong sehingga memudahkan Anda bolak-balik ke toilet.
- Siapkan kotak P3K pribadi yang mudah Bunda bawa dan akses selama perjalanan. Ingatlah untuk mengemas kit ini di bagasi jinjing Anda sehingga dapat mengaksesnya selama penerbangan.
Yang harus ada di kotak P3K bumil:
- Obat untuk mengatasi keluhan umum kehamilan seperti mulas, sariawan, sembelit dan wasir.
- Obat rehidrasi oral dalam kasus diare perjalanan.
- Multivitamin yang diformulasikan untuk ibu hamil.
- Dipstik urine untuk memeriksa kadar glukosa (jika diperlukan).
Yang wajib Bumil lakukan selama penerbangan:
- Kenakan sabuk pengaman di bawah perut dan di pangkuan Anda.
- Regangkan dan gerakkan kaki Anda secara teratur sambil duduk. Usahakan mengenakan stoking pendukung selama penerbangan untuk menghindari risiko pembekuan darah.
- Minum banyak air untuk mengurangi risiko dehidrasi dan mengurangi risiko DVT.
- Apabila penerbangan lancar, berjalanlah di lorong setiap setengah jam jika memungkinkan.
- Jika penerbangan mengalami turbulensi, tetaplah duduk di kursi Anda. Kemudian tekuk dan rentangkan pergelangan kaki sesering mungkin.
- Jika Anda merasa sesak napas atau pusing, minta salah satu pramugari untuk memberikan Anda oksigen pernapasan.
Transportasi Umum
Berikut ini adalah langkah-langkah kenyamanan dan keamanan yang harus diambil ketika Anda bepergian menggunakan transportasi umum. Jangan sampai terlewatkan ya, Bun.
- Jangan pernah mencoba naik atau turun dari kendaraan yang bergerak.
- Cari tempat yang nyaman untuk Anda sendiri. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari guncangan yang tiba-tiba.
- Pilihlah transportasi publik yang menggunakan AC dan bebas asap rokok agar lebih nyaman.
- Selalu gunakan masker, bawa hand sanitizer dan tisu untuk meminimalkan risiko kuman dan infeksi.
- Pastikan Anda memberi tahu keluarga atau kerabat jika akan bepergian menggunakan transportasi umum.
- Untuk perjalanan jarak jauh, lebih baik bepergian menggunakan kereta api dan pesawat. Hindari pergi jauh dengan naik bus.
- Hindari bepergian saat jam sibuk atau saat jam macet kendaraan. Pasalnya, bau asap dan kebisingan kendaraan dapat membuat Bunda merasa lelah dan mual.
- Bawalah kipas tangan setiap saat, khususnya ketika sedang panas terik.
- Bawa selendang kecil atau bantal yang bisa dibawa ke mana-mana. Benda tersebut berguna untuk dijadikan dudukan apabila kursi atau jok kendaraan terasa tidak nyaman.
Artikel terkait: 10 Panduan naik kereta aman dan nyaman untuk ibu hamil
Jangan Berdiri Terlalu Lama di Transportasi Umum
Jika Bunda memaksakan untuk berdiri terlalu lama, Bunda bisa membahayakan diri sendiri dan janin.
Selama kehamilan, beban tubuh akan meningkat berlipat ganda. Jika Bunda berdiri terlalu lama, kaki pasti akan terasa sangat lelah. Oleh karenanya, banyak anjuran untuk ibu hamil untuk tidak berdiri terlalu lama.
Di sarana angkutan umum juga selalu disediakan tempat duduk khusus ibu hamil, agar mereka tidak harus memaksakan diri untuk berdiri. Jadi, jangan sia-siakan fasilitas ini, ya, Bun. Jika terdapat orang yang tidak layak dan dengan sengaja menduduki kursi prioritas, Bunda bisa melaporkannya pada petugas yang sedang berjaga.
Selain kelelahan, inilah dampak jika ibu hamil terlalu banyak berdiri.
1. Nyeri Punggung Bawah
Berdiri terlalu lama dapat menyebabkan sakit punggung bagian bawah selama kehamilan. Rasa sakit juga bisa menjalar ke kaki. Inilah sebabnya Bumil yang lebih banyak berdiri, lebih berisiko menderita nyeri punggung bawah.
2. Memperburuk Edema
Edema atau pembengkakan kaki sering terjadi selama kehamilan. Berdiri terlalu lama dapat memperburuk kondisi ini.
3. Menyebabkan Rasa Sakit di Area Kemaluan
Beberapa perempuan mungkin memiliki Symphysis Pubis Disfunction (SPD) yang menyebabkan nyeri panggul yang parah. Berdiri dalam waktu yang lama dapat memperburuk nyeri pubis
4. Dapat Menyebabkan Tekanan Darah Tinggi
Tekanan darah tinggi berbahaya bagi semua orang. Namun bagi ibu hamil, tekanan darah tinggi juga dapat janin. Studi menunjukkan bahwa berdiri lama dapat meningkatkan tekanan darah pada ibu hamil.
5. Dapat Menyebabkan Persalinan Prematur
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa berdiri lama dapat menyebabkan kelahiran prematur. Oleh sebab itu, Bumil harusnya cukup beristirahat, dan menyempatkan duduk di sela pekerjaan karena hal ini sangat penting untuk Bunda dan janin.
Nah, Bunda, itulah hal-hal yang harus diperhatikan jika Anda ingin bepergian dan apa saja kendaraan yang aman untuk ibu hamil. Apa pun kendaraan yang Anda gunakan, sesuaikan dengan kesehatan, budget, dan kebutuhan Anda. Semoga bermanfaat dan tetap menjaga keamanan dan kenyamanan, ya.
Artikel diupdate oleh: Ester Sondang
Baca juga:
Penyebab dan Cara Mengatasi Nyeri Bokong saat Hamil
Waspada Komplikasi Vasa Previa Saat Hamil, Kenali Penyebab, Gejala, hingga Cara Mengobatinya
Tips Mudik Bersama Bayi dengan Kendaraan Umum
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.