Butuh keterampilan orangtua ketika menghadapi anak yang masuk usia remaja. Lalu, seperti apa tips memahami remaja untuk meminimalisir konflik antara orangtua dengan mereka?
Seperti yang Parents tahu, masa remaja merupakan fase peralihan dari kanak-kanak menuju dewasa. Pada fase ini, terjadi proses pematangan fisik maupun emosional pada mereka.
WHO memberi batasan usia remaja yaitu 10-24 tahun. Tadinya batasan usia remaja dimulai sejak usia 14 tahun, namun karena pubertas pada anak-anak sekarang terjadi lebih cepat, maka dibuat batasan baru untuk menyesuaikan.
Bagi orangtua yang memiliki anak remaja, pasti sudah merasakan sendiri bagaimana menantangnya berhadapan dengan mereka. Menghadapi remaja memang agak sulit, tapi bukan hal yang mustahil ditaklukan. Hal paling penting ketika menghadapi remaja ialah memahami bagaimana cara mereka berpikir dan bertindak.
Kebanyakan anak remaja ingin memiliki hubungan yang baik dengan orang tua mereka, jadi tugas kita adalah membuka pintu untuk komunikasi yang lebih baik dan siap untuk mendengar apa yang mereka katakan.
Artikel terkait: ‘Cabe-cabean’? Jangan Biarkan Remaja Anda Mengalaminya!
5 Tips dalam Memahami Remaja
Melansir Psychology Today, Vanessa Van Petten, salah satu pakar parenting dan remaja mengatakan, “Setiap kali saya mewawancarai remaja, saya menanyakan satu pertanyaan penting kepada mereka: ‘Jika Anda dapat memberi saya satu nasihat untuk setiap orangtua, apa yang akan Anda katakan kepada mereka?’ Menariknya, poin mereka cenderung sangat mirip, menyoroti fakta bahwa sebagian besar remaja dan orang tua sebenarnya bergumul dengan masalah yang sama.”
Lantas, hal apa saja tentang remaja yang mereka ingin agar para orangtua memahami itu? Berikut catatan dari pakar parenting dan remaja Vanessa Van Petten.
1. Orangtua jangan bersikap seolah tahu segalanya tentang anak remaja
Sebagai orang dewasa, sering kali orangtua lupa betapa cepatnya remaja berubah, mulai dari tentang minat, teman, hingga identitas diri. Hal sebaliknya berlaku pada orang dewasa. Bagi kebanyakan kita, warna favorit, sahabat, dan warna rambut mungkin tidak berubah dalam beberapa tahun.
“Ibuku mengira aku belum berubah sejak aku berumur 11 tahun. Hanya karena aku menyukai acara TV tertentu, bukan berarti aku belum berubah. Aku berharap dia lebih banyak bertanya tentang diriku daripada menganggap dia tahu seperti apa aku. ” (Carey, 13)
Penting untuk dimengerti, salah satu karakteristik yang sangat menonjol dari remaja adalah kegemaran mereka bereksperimen dengan hal baru, dan saat mereka tumbuh, minat mereka berubah bahkan dari minggu ke minggu.
Keluhan umum yang sering disampaikan para remaja adalah bahwa mereka berharap orangtua mereka lebih memperhatikan minat anak remaja mereka, alih-alih cuma peduli dengan nilai akademis di sekolah. Orangtua juga perlu menyadari bahwa minat anak remaja bisa saja berubah seiring berjalannya waktu.
2. Remaja mendengarkan, meskipun kadang mereka berpura-pura tidak mendengar
“Kadang-kadang aku memutar mata ke arah ibuku dan berpura-pura tidak mendengarkan. Tapi, aku memang mendengar apa yang dia katakan dan aku memikirkannya nanti.” (Jeremiah, 15)
Sangat tidak keren bagi remaja untuk mendengarkan orangtua mereka berceloteh dan mengomel tentang ini dan itu. Karena itulah, terkadang mereka merasa harus berpura-pura tidak mendengarkan.
Tetapi sebenarnya, pada akhirnya mereka akan berusaha mencerna dan memikirkan apa yang disampaikan orangtua mereka.
Artikel terkait: Mengapa Remaja Suka Memberontak?
3. Jika orangtua memperlakukan remaja seperti anak-anak, mereka akan bertindak seperti anak-anak
Tak jarang, orangtua memperlakukan remaja seperti halnya anak kecil yang belum bisa diberi tanggung jawab. Padahal secara pola pikir dan emosi, remaja sebenarnya mampu menimbang hal baik dan buruk jika diberi arahan dan kepercayaan.
“Jika ayahku mengizinkan aku memiliki kebebasan, aku bisa membuktikan kepadanya bahwa aku tidak akan melakukan hal bodoh. Tapi, dia bahkan tidak akan memberiku kesempatan.” (Leslie, 14)
Banyak remaja mengeluhkan sikap semacam itu dari orangtua mereka. Menurut remaja, jika saja orangtua menaruh kepercayaan pada mereka, maka mereka merasa akan mampu memenuhi ekspektasi tersebut. Namun, ketika orangtua memperlakukan remaja seolah-olah mereka akan melanggar peraturan, maka yang terjadi para remaja akan melakukan tindakan pelanggaran pula.
4. Tips memahami remaja: Bagi remaja, teman adalah segalanya
Ini memang agak sulit untuk diterima, tetapi ketika anak-anak mencapai usia 11 tahun, mereka mulai menghabiskan lebih banyak waktu dengan teman-teman mereka daripada dengan orangtua, dan ini dapat meningkatkan pengaruh yang dimiliki oleh teman-temannya. Banyak remaja mengeluh bahwa orang tua tidak memahami betapa pentingnya teman bagi mereka, termasuk dalam hal selera, kebutuhan, dan termasuk penilaian temannya.
Penting bagi orang tua untuk menyadari betapa pentingnya teman bagi remaja, tidak hanya untuk mengendalikan tekanan negatif, tetapi juga untuk menunjukkan kepada anak-anak bahwa orangtua menghormati persahabatan yang baik.
5. Ini Tak Akan Selamanya…
Jika Parents mengalami masa sulit dengan anak remaja, ketahuilah bahwa itu tidak akan bertahan selamanya. Jika Anda memberitahu mereka bahwa Anda mencintai mereka, nilai-nilai yang Anda tanamkan pada mereka akan berkembang.
Itulah beberapa tips memahami remaja untuk Parents. Semoga informasinya bermanfaat, ya.
Baca juga:
Hasil Penelitian : Remaja Masa Kini Lebih Baik Dari Remaja Masa Lalu
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.