Tinggal kelas atau tidak naik kelas bukanlah fenomena asing dalam dunia pendidikan di Tanah Air. Siswa yang diputuskan tinggal kelas biasanya telah melalui serangkaian evaluasi hasil belajar di sekolah.
Bagi kebanyakan anak, tidak naik kelas bukan merupakan pengalaman yang menyenangkan. Tak jarang, hal tersebut juga bisa memunculkan rasa rendah diri. Bahkan bukan cuma bagi siswa, orang tua atau wali biasanya juga ikut merasa ‘malu’.
Artikel terkait: Jangan Anggap Sepele, Ini 7 Dampak Anak Malas Belajar
Menghadapi Anak Tidak Naik Kelas
Ketika anak tidak naik kelas, orang tua kerap dihadapkan pada pilihan yang dilematis. Langkah apa yang perlu diambil, pindah sekolah saja atau biarkan anak menetap di sekolah lama?
Sebelum melangkah ke opsi pindah atau menetap, orang tua sebaiknya memahami terlebih dahulu apa yang menjadi penyebab anak tinggal kelas. Ada banyak faktor yang bisa menjadi alasannya, mulai dari hambatan kognitif hingga pergaulan di lingkungan sekolah.
Hindari langsung menyudutkan dan menyalahkan anak ketika ia tidak naik kelas. Pasalnya, hal ini justru akan menciptakan jarak di antara anak dan orang tua. Jika sudah demikian, akan semakin sulit menemukan solusi terbaik bagi perkembangan anak selanjutnya.
Orang tua juga perlu memahami bahwa tinggal kelas bukanlah sepenuhnya kesalahan anak, bukan pula berarti anak tersebut bodoh. Anak tinggal kelas hanya merupakan konsekuensi dari hasil belajarnya di sekolah selama ini.
Artikel terkait: Anak Malas Sekolah? Coba 5 Cara Ini untuk Mengatasinya
Pindah Sekolah atau Tetap Belajar di Sekolah yang Sama?
Keputusan untuk pindah sekolah maupun menetap harus didasarkan pada penyebab mengapa anak tidak bisa naik kelas. Dengan mempertimbangkan alasan ini, maka keputusan yang Parents buat akan lebih terukur.
Opsi pindah sekolah dapat diambil jika ternyata gaya belajar dan kemampuan anak tidak sesuai dengan metode belajar yang diterapkan di sekolah. Misalnya, tuntutan sekolah cukup tinggi sementara anak kesulitan untuk mencerna berbagai materi pelajaran.
Selain itu, pindah sekolah juga akan menjadi pilihan yang ideal jika memang lingkungan belajar mengajar di sekolah tidak kondusif. Contohnya, anak menerima perilaku bullying atau perundungan dari teman atau guru.
Kalau memang demikian keadaannya, anak akan kesulitan untuk mengikuti pelajaran di sekolah. Jika tetap dipaksakan, maka ia akan merasa tertekan dan kehilangan motivasi belajar.
Di sisi lain, anak tetap bisa melanjutkan pendidikan di sekolah yang sama jika memang lingkungan sekolah tersebut sebenarnya bagus. Hal ini dapat dinilai dari kurikulum yang berlaku, metode belajar yang menyenangkan, lingkungan pertemanan yang positif, serta guru dan sekolah yang memberi dukungan kepada anak untuk terus mengevaluasi hasil belajarnya.
Dalam banyak kasus, anak tidak naik kelas bukan karena kemampuannya yang tidak memadai. Namun, bisa jadi ia hanya merasa malas belajar atau ingin mencari perhatian orang tua.
Artikel terkait: Penelitian: Sering pindah sekolah berdampak negatif bagi anak
Tips Mendukung Anak agar Semangat Belajar
Dukungan orang tua dalam menunjang kesuksesan anak di sekolah sangatlah krusial. Sebab nyatanya, berhasil tidaknya anak dalam urusan akademik sangat ditentukan bagaimana orang tua mengambil peran.
Lantas, apa saja yang bisa Parents lakukan untuk mendukung perkembangan akademik si kecil? Berikut ini beberapa kuncinya.
- Ciptakan suasana rumah yang nyaman, bukan sekadar nyaman dalam artian rumah bersih dengan fasilitas yang menunjang, tetapi yang tak kalah penting adalah bagaimana interaksi positif yang terbangun di dalam rumah sehingga anak tidak gampang stres.
- Latih anak untuk disiplin mengerjakan tugas, biasakan anak agar mampu mengatur waktu dengan baik, sehingga ia tahu kapan waktunya bermain dan kapan harus belajar.
- Dampingi anak saat belajar di rumah, tidak harus terlibat langsung dalam artian mengajarkan tentang materi tertentu, Parents juga bisa mendampingi anak belajar sambil membaca majalah misalnya.
- Luangkan waktu untuk mengobrol tentang sekolah, saat anak tahu bahwa Parents tertarik dengan kehidupan di sekolahnya, ia akan lebih rajin dan bersemangat ke bersekolah.
- Berhubungan baik dengan guru dan sekolah, rutin hadiri acara pertemuan orang tua di sekolah dan jangan sungkan untuk menanyakan kepada guru terkait perkembangan akademis anak.
- Perhatikan kehadiran anak di sekolah, jika anak sering enggan masuk sekolah dengan berbagai alasan, bisa jadi ada sebab tertentu yang tidak ia sampaikan. Misalnya bullying, tugas yang sulit, nilai rendah, masalah dengan teman atau bahkan dengan guru.
****
Anak tidak naik kelas bukan berarti ia bodoh, bisa jadi ia hanya butuh diperhatikan. Oleh karena itu, Parents harus lebih banyak mencurahkan perhatian dan berinteraksi dengan mereka dari hati ke hati.
Baca juga: