Sekolah merupakan rutinitas yang biasa dijalankan anak setiap hari. Mereka harus bangun pagi, mengikuti pelajaran di sekolah hingga siang bahkan sore, lalu masih lagi ditambah dengan PR. Kadang-kadang, terjadi suatu masalah yang menyebabkan si kecil menolak ke sekolah. Beberapa anak menolak secara terang-terangan, dan sebagian anak lainnya berpura-pura sakit.
Pada sautu kasus, Ron (bukan nama sebenarnya) menelepon orangtuanya dari sekolah dan mengatakan bahwa ia sakit.
Saat Ron dibawa ke dokter, ia masih terus batuk dan berpura-pura ingin muntah. Pemeriksaan dokter tidak menunjukkan penyakit apapun. Pada akhirnya, orangtua Ron mengetahui bahwa Ron sering mgenalami bullying di sekolah.
5 Alasan anak merasa malas dan tidak ingin pergi ke sekolah
Berikut adalah daftar mengapa anak benci pergi ke sekolah dan bagaimana kita dapat menyelesaikannya:
1. Penindasan (bullying)
Ini adalah masalah terbesar mengapa anak-anak menolak untuk pergi ke sekolah. Lebih buruk lagi, anak-anak sering tidak bercerita kepada kita.
Sebagai orangtua, hal yang paling penting adalah membangun hubungan dengan anak Anda. Ajaklah dia bicara untuk lebih membuka diri dan berbagi masalah.
Jika ini berhasil, berbicaralah dengan gurunya. Setelah intimidasi telah diidentifikasi sebagai masalah utama, lihat bagaimana tindakan dari pihak sekolah. Guru yang baik biasanya memiliki solusi untuk menangani kasus-kasus penindasan yang terjadi pada anak.
2. Stres
Negara-negara Asia memiliki sistem sekolah yang kompetitif dan orangtua berharap anak-anak mereka mencapai nilai sangat baik di bidang akademik.
Apa yang sering tidak kita sadari, adalah bahwa setiap anak berbeda. Sebagian anak tidak dapat mengatasi stres berlebihan. Harapan orang tua terus membebani mereka dan membuat mereka tidak suka bersekolah.
3. Bosan
Mungkin bosan adalah sumber masalahnya. Bisa jadi anak bosan terhadap pelajarannya sehari-hari, gaya mengajar gurunya, atau sekedar bosan dan jenuh dengan rutinitas sehari-hari.
Temukanlah masalahnya dan carilah solusinya. Bila gaya mengajar guru adalah penyebabnya, bicarakanlah dengan pihak kepala sekolah.
Bila anak hanya sekedar bosan dengan rutinitas sehari-hari, cobalah ajak dia mengikuti kegiatan lain di sela-sela kesibukannya, misalnya les musik atau olahraga.
4. Merasa tidak populer
Beberapa anak tampak lebih menyendiri. Mereka makan sendirian di kantin, duduk menyendiri di perpustakaan, serta jarang bergaul. Lakukan upaya untuk meningkatkan kemampuan bersosialisasinya, dan tingkatkan rasa percaya dirinya.
Juga coba masukkan anak ke kegiatan ekstra kurikuler di mana ia akan berada dalam kelompok yang lebih kecil dengan minat yang sama.
5. Tidak mampu mengerjakan tugas/PR
Apakah anak Anda tertinggal dalam pelajarannya? Jika Anda menemukan bahwa ia kesulitan menangkap pelajaran atau anak Anda merasa bahwa pelajaran terlalu cepat baginya, bicaralah dengan gurunya.
Pertimbangkan untuk memasukkan anak ke kelas remedial (kelas tambahan) atau les pelajaran setelah sekolah. Kita juga harus membantu mereka belajar di rumah.
Parents, semoga ulasan di atas bermanfaat.
Baca juga:
Dampak Buruk Menjewer Telinga Anak
Psikologi Anak: Ketika Anak Merasa Dirinya Berbeda
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.