Teething adalah fase keluarnya gigi bayi dari dalam gusi. Bayi memang dilahirkan tanpa gigi dan gigi-gigi mungil mereka akan tumbuh seiring berjalannya waktu. Namun saat memasuki fase teething, bayi cenderung merasa tidak nyaman dan sering rewel.
Menghadapi bayi yang sedang dalam fase teething bisa cukup merepotkan, terlebih bayi masih belum bisa berkomunikasi dengan baik. Ia belum bisa memberi tahu orang tuanya bahwa giginya sedang tumbuh dan itu membuatnya tidak nyaman.
Tumbuh gigi bisa dimulai sejak bayi berusia 3 bulan, tetapi ada pula yang menumbuhkan gigi pertamanya di antara usia 4 hingga 7 bulan. Usia tumbuh gigi bisa berbeda-beda antara satu bayi dan bayi lainnya.
Sumber: Shutterstock
Artikel Terkait: 5 Cara Merawat Gigi Bayi dan Balita Selain Dengan Sikat Gigi
Gigi bayi yang pertama muncul biasanya adalah dua gigi bagian depan bawah yang juga disebut dengan gigi seri tengah. Biasanya dalam jarak waktu 4 sampai 8 minggu kemudian, empat gigi depan atas akan ikut tumbuh.
Sekitar satu bulan kemudian, gigi seri lateral bawah atau dua gigi yang mengapit gigi depan bawah akan muncul. Kemudian gigi geraham pertama akan menyusul muncul. Terakhir, gigi runcing di rahang atas atau taring muncul paling belakangan.
Sebagian besar anak akan memiliki 20 gigi susu pada ulang tahun ketiga. Namun, jika gigi tumbuh lebih lambar dari itu, segeralah berkonsultasi kepada dokter.
Dalam kasus yang langka, ada beberapa anak yang dilahirkan sudah memilki satu atau dua gigi dan dalam minggu pertama kehidupannya akan tumbuh gigi lainnya.
Penyebab Teething Adalah Tumbuhnya Gigi
Sumber: Shutterstock
1. Teething Adalah Gigi Merobek Gusi
Semua bayi dilahirkan dengan gigi lengkap di bawah gusinya. Selama tahun pertama kehidupan bayi, gigi-gigi ini akan muncul ke permukaan atau seperti yang kita sebut, tumbuh keluar.
Gigi akan menembus gusi atau merobeknya secara bertahap. Hal ini mengakibatkan rasa sakit dan tidak nyaman pada bayi.
2. Pembengkakkan pada Gusi Adalah Salah Satu Penyebab Teething
Proses pertumbuhan gigi yang alami melibatkan pergerakan gigi dari bawah permukaan gusi. Kondisi ini menyebabkan gusi menjadi lebih lunak dan tak jarang bengkak atau tampak merah meradang. Pembengkakkan pada gusi ini bisa membuat mulut bayi terasa tidak nyaman dan ia pun menjadi rewel.
Tak perlu khawatir karena hal ini normal. Saat gigi erupsi, gusi pun akan berhenti bengkak dan peradangannya akan berkurang. Setelah gigi sudah tumbuh dengan baik di posisinya, bengkak di gusi pun tidak akan terlihat lagi.
3. Bayi Belum Bisa Berkomunikasi dengan Baik
Lantaran belum bisa mengungkapkan perasaannya, biasanya teething akan disertai dengan kerewelan dan kegelisahan bayi. Ia akan sulit untuk tidur karena merasa tidak nyaman dan mungkin akan menggigit puting ibu saat menyusui untuk mengurangi rasa sakitnya.
Artikel Terkait: Tips Memilih Sikat Gigi Bayi Agar Kesehatan Mulut Buah Hati Tetap Terjaga
Tanda-Tanda Teething
Sumber: Shutterstock
Bayi belum bisa memberi tahu Parents jika ia sedang tumbuh gigi. Meskipun begitu, Parents bisa memperhatikan tanda-tanda berikut ini yang menunjukkan bahwa bayi sedang berada dalam fase teething.
- Gusi yang tampak merah dan bengkak di tempat gigi akan tumbuh
- Suhu tubuh bayi naik hingga 38 derajat celcius
- Pipi memerah
- Ruam kemerahan di wajah
- Sering terlihat menggosok-gosok telinga
- Bayi mengeluarkan air liur yang lebih banyak dibandingkan biasanya
- Bayi mencoba menggigit dan mengunyah benda-benda yang bisa ia temukan dan bawa ke mulutnya
- Lebih rewel
- Sulit ditenangkan
- Menjadi lebih sensitif, mudah menangis
- Tidak tidur dengan nyenyak atau sering terbangun di malam hari
Faktor Risiko Teething
Teething akan dialami oleh semua bayi yang mengalami pertumbuhan gigi. Pada umumnya teething akan dimulai saat gigi bayi pertama tumbuh, dan akan reda setelah gigi tersebut keluar dengan sempurna menembus gusi. Teething umumnya akan dimulai sekitar 2 bulan sebelum gigi pertama erupsi dan berlangsung sebentar-sebentar.
Ketika ada gigi lain yang akan tumbuh, bayi pun akan memulai fase teething kembali. Hal ini akan terus berulang hingga seluruh giginya tumbuh, di usia 20 hingga 30 bulan.
Akan tetapi, dalam beberapa kasus, ada juga bayi yang tidak merasakan rasa sakit sama sekali saat giginya sedang tumbuh sehingga tidak rewel.
Diagnosis
Bagaimana teething didiagnosis? Tumbuh gigi didiagnosis dengan observasi. Demam tinggi atau iritabilitas yang signifikan tidak boleh serta merta dikaitkan dengan teething, dan harus dicari tahu penyebab lainnya.
Rasa sakit akibat infeksi telinga juga sering kali keliru diidentifikasikan sebagai sakit gigi karena teething.
Artikel Terkait: 6 Mitos dan Fakta Seputar Pertumbuhan Gigi Bayi, Parents Wajib Tahu Nih!
6 Tips Mengatasi Teething
Sumber: Shutterstock
Tumbuh gigi dan fase teething adalah proses alami yang pasti akan dilewati bayi. Ada beberapa metode yang bisa dicoba untuk meringankan ketidaknyamanan yang dirasakan bayi, yaitu sebagai berikut:
1. Pijat Gusi
Gosoklah dan pijit dengan lembut gusi anak dengan menggunakan waslap basah, jari bersih, atau bantalan jari khusus untuk meredakan rasa nyeri yang ia rasakan. Jangan memberikan alkohol pada gusi bayi atau obat oles sebelum berkonsultasi dengan dokter.
2. Berikan Makanan Padat
Perkenalkan bayi dengan makanan padat yang lebih keras seperti potongan buah-buahan dan sayuran. Mengunyah buah dan sayur yang membutuhkan sedikit usaha ekstra dapat mengurangi ketidaknyaman tumbuh gigi.
Parents bisa memasukkan potongan buah dan sayur tersebut ke dalam freezer agar mereka bersuhu dingin ketika digigit oleh bayi. Rasa dingin juga bisa meredakan nyeri dari peradangan gusi.
Pastikan Parents selalu mengawasi anak ketika ia mengunyah potongan buah dan sayur untuk meminimalisir risiko tersedak.
3. Gunakan Bib atau Slaber
Dalam fase teething, wajar jika produksi air liur bayi menjadi lebih banyak dibandingkan biasanya.
Air liur yang menempel di area sekitar mulut atau jatuh di leher dan dada bisa mengiritasi kulit. Oleh karena itu, seringlah mengelap air liur dan pakaikan bib atau slaber pada bayi untuk menampung air liurnya.
4. Cara Mengatasi Teething Adalah dengan Berikan Teether
Teether khusus bayi atau mainan yang bisa digigit ini dirancang khusus untuk masa teething bayi. Namun, hindari teether yang berisi cairan di dalamnya karena berisiko pecah atau bocor.
Dinginkan mainan teether di lemari es (bukan di freezer) dan hindairi mensterilkannya dengan cara direbus. Perubahan suhu yang ekstrem dapat menyebabkan plastik rusak dan bahan kimia bocor.
5. Menggunakan Obat Pereda Rasa Sakit
Jika cara-cara di atas tidak berhasil untuk meredakan bayi yang rewel karena teething, terutama jika bayi terus-menerus terbangun di malam hari karena rasa sakit, cobalah untuk berkonsultasi kepada dokter.
Dokter bisa meresepkan acetaminophen (untuk bayi di atras 2 bulan) dan ibuprofen (untuk bayi di atas 6 bulan) untuk mengurangi rasa sakitnya. Pastikan memberi bayi obat sesuai dengan petunjuk dosis yang tepat.
6. Perawatan Gigi dan Mulut Adalah Cara yang Bisa Dicoba untuk Mengatasi Teething
Perawatan dan pembersihan gigi bayi penting untuk kesehatan mulutnya dalam jangka panjang.
Meskipun gigi susu nantinya akan tanggal dan digantikan gigi dewasa, kerusakan pada gigi susu sebelumnya akan membuat mereka lebih cepat tanggal sehingga meninggalkan celah sebelum gigi permanen siap untuk masuk.
Gigi susu yang tersisa akan tumbuh ke arah celah tersebut untuk mengisinya, sehingga nantinya gigi permanen yang tumbuh di situ akan menjadi bengkok dan tidak tepat pada tempatnya.
Perawatan gigi harian harus dilakukan sebelum gigi pertama bayi tumbuh. Caranya, bersihkan gusi setiap hari menggunakan kain lap atau kain kasa bersih yang lembap. Parents juga bisa menggunakan sikat gigi khusus bayi yang lembut tanpa pasta gigi melainkan hanya air saja.
Segera setelah gigi pertama muncul, sikatlah dengan teratur menggunakan sikat gigi dan pasta gigi berflouride dalam jumlah sedikit saja.
Jangan biarkan bayi tertidur dengan minum dari botol. Susu dapat menggenang di mulut bayi dan menyebabkan kerusakan gigi serta plak.
***
Teething adalah salah satu fase pertumbuhan bayi yang mungkin saja membuat Parents kewalahan. Jika Parents bersabar, fase ini akan lewat dengan sendirinya. Pastikan untuk membantu bayi mengatasi ketidaknyamannnya dengan cara-cara di atas. Semoga informasi mengenai pertumbuhan gigi bayi ini dapat bermanfaat bagi Parents semua.
Baca Juga:
8 Cara Merangsang Pertumbuhan Gigi Bayi dan Merawatnya, Bunda Patut Simak!
Bayi rewel saat tumbuh gigi? Segera atasi dengan 4 hal ini Bun!
Menu dan Tips Memberi Makan Bayi Saat Tumbuh Gigi
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.