Bisa Berakibat Fatal pada Janin, Kenali Tanda-tanda Ibu Hamil Kurang Gizi

undefined

Inilah penyebab, tanda-tanda ibu hamil kurang gizi, serta cara mengatasinya!

Masa kehamilan adalah masa di mana perempuan harus terpenuhi kebutuhan gizi untuk dirinya dan janin. Semua itu berguna bagi tumbuh kembang janin yang sedang berkembang. Namun, tidak semua Bumil mendapat nutrisi tersebut secara sempurna. Ada beberapa di antaranya yang menunjukkan tanda-tanda ibu hamil kurang gizi.

Malnutrisi atau kekurangan gizi adalah kondisi serius yang terjadi ketika diet seseorang mengandung nutrisi yang tidak mencukupi kebutuhan tubuhnya. Ini dapat menyebabkan kerusakan pada organ vital dan dapat memengaruhi fungsi tubuh. Kurang gizi terjadi ketika seseorang memiliki terlalu sedikit makanan atau nutrisi penting. Seseorang dengan malnutrisi mungkin kekurangan vitamin, mineral, dan zat penting lainnya yang dibutuhkan tubuh mereka untuk berfungsi.

Padahal perlu diketahui, kebutuhan nutrisi tubuh meningkat selama kehamilan dan menyusui, sehingga rentan terhadap kekurangan nutrisi. Malnutrisi selama kehamilan dapat mengakibatkan berbagai komplikasi ibu seperti anemia, persalinan prematur, atau perdarahan postpartum.

Artikel Terkait: Waspadai Kekurangan Vitamin D untuk Ibu Hamil, Ini Pengaruhnya pada Janin

Tanda-tanda Ibu Hamil Kurang Gizi

tanda-tanda ibu hamil kurang gizi

Beberapa gejala dan tanda-tanda ibu hamil kurang gizi atau mengalami gizi buruk antara lain:

  • penurunan berat badan
  • kurangnya nafsu makan atau minat pada makanan atau minuman
  • kelelahan dan lekas marah
  • ketidakmampuan untuk berkonsentrasi
  • selalu merasa kedinginan
  • depresi
  • kehilangan lemak, massa otot, dan jaringan tubuh
  • risiko lebih tinggi untuk sakit dan membutuhkan waktu lebih lama untuk sembuh
  • waktu penyembuhan lebih lama untuk luka.

Jika gejala tersebut dibiarkan begitu saja dapat menyebabkan seseorang mengalami gagal jantung.

Penyebab Ibu Hamil Kurang Gizi

Umumnya, kekurangan gizi dapat terjadi karena berbagai alasan, misalnya: 

Asupan Makanan yang Rendah

Beberapa orang mengalami malnutrisi karena tidak tersedia cukup makanan, atau karena mereka mengalami kesulitan makan atau menyerap nutrisi. Hal ini dapat terjadi sebagai akibat dari:

  • kanker
  • penyakit hati
  • kondisi yang menyebabkan mual atau sulit makan atau menelan
  • minum obat yang membuat makan menjadi sulit karena mual.

Masalah mulut seperti gigi palsu yang tidak pas juga dapat menyebabkan malnutrisi.

Kondisi Kesehatan Mental

Kekurangan gizi atau malnutrisi dapat memengaruhi orang dengan:

  • depresi
  • demensia
  • skizofrenia
  • anoreksia nervosa.

Masalah Sosial dan Mobilitas

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kebiasaan makan seseorang dan berpotensi menyebabkan malnutrisi antara lain:

  • tidak dapat meninggalkan rumah atau pergi ke toko untuk membeli makanan
  • merasa sulit secara fisik untuk menyiapkan makanan
  • hidup sendiri, yang dapat memengaruhi motivasi seseorang untuk memasak dan makan
  • memiliki keterampilan memasak yang terbatas
  • tidak memiliki cukup uang untuk dibelanjakan untuk makanan.

Gangguan pencernaan dan kondisi perut

Jika tubuh tidak menyerap nutrisi secara efisien, bahkan diet sehat pun tidak dapat mencegah malnutrisi.

Contoh kondisi pencernaan dan perut yang dapat menyebabkan ini termasuk:

  • Penyakit Crohn
  • kolitis ulseratif
  • Penyakit celiac
  • diare persisten, muntah, atau keduanya.

Gangguan Penggunaan Alkohol

Mengkonsumsi banyak alkohol dapat menyebabkan gastritis atau kerusakan jangka panjang pada pankreas. Masalah-masalah ini dapat mempersulit untuk:

  • mencerna makanan
  • menyerap vitamin
  • menghasilkan hormon yang mengatur metabolisme.

Alkohol juga mengandung kalori, sehingga seseorang mungkin tidak merasa lapar setelah meminumnya. Mereka mungkin, oleh karena itu, tidak makan cukup makanan sehat untuk memasok tubuh dengan nutrisi penting.

Faktor Risiko Ibu Hamil Kurang Gizi

Bisa Berakibat Fatal pada Janin, Kenali Tanda-tanda Ibu Hamil Kurang Gizi

Sementara itu, kurang gizi selama kehamilan dapat disebabkan oleh faktor-faktor risiko berikut.

  1. Kurangnya ketersediaan makanan bergizi karena kondisi sosial ekonomi keluarga.
  2. Sakit gigi atau kondisi mulut yang dapat mempengaruhi kemampuan untuk mengkonsumsi makanan.
  3. Mengikuti diet yang tidak sehat karena kurangnya pengetahuan atau minat
  4. Kehilangan nafsu makan karena kondisi kesehatan lain seperti infeksi kronis, depresi, dan lainnya.
  5. Penggunaan obat-obatan tertentu yang dapat mengganggu penyerapan nutrisi.
  6. Diare, mual, dan muntah juga dapat menyebabkan malnutrisi. Mual dan muntah saat hamil adalah hal biasa.
  7. Asupan nutrisi dan kalori yang tidak adekuat yang tidak memenuhi kebutuhan kehamilan yang meningkat.

Artikel Terkait: 5 Tanda Ibu Hamil Cukup Gizi dan Nutrisi yang Perlu Ada di Makanannya

Risiko Kurang Gizi saat Hamil

Kekurangan gizi tidak hanya berdampak pada ibu hamil. Hal ini juga dapat berakibat fatal pada janin yang sedang berkembang, di antaranya:  

Risiko Kesehatan pada Ibu Hamil

Perempuan yang kekurangan gizi pada saat pembuahan juga dapat gagal memenuhi kebutuhan nutrisi yang meningkat selama kehamilan. Hal ini dapat menyebabkan kenaikan berat badan yang tidak mencukupi selama kehamilan dan meningkatkan risiko kematian.

Kekurangan zat gizi mikro selama kehamilan dapat menyebabkan hal berikut:

  • Kekurangan seng dan magnesium dapat menyebabkan preeklamsia dan kelahiran prematur.
  • Kekurangan Zat Besi dan Vitamin B12 dapat menyebabkan anemia.
  • Asupan vitamin B12 yang tidak memadai juga dapat menyebabkan masalah neurologis.
  • Kekurangan vitamin K dapat menyebabkan perdarahan yang berlebihan saat melahirkan.
  • Asupan yodium yang tidak memadai selama kehamilan dapat menyebabkan keguguran dan lahir mati.

Efek kekurangan gizi selama kehamilan dapat merugikan.Hal ini dapat mempengaruhi kesehatan ibu dengan cara berikut:

  • Ini dapat menurunkan kekebalan dan menyebabkan infeksi.
  • Ini dapat menyebabkan anemia dan kelemahan.
  • Itu bisa menurunkan produktivitas.

Risiko Kesehatan pada Bayi

Menurut sebuah penelitian yang terbit di jurnal Cell Metabolism pada tahun 2014 menjelaskan, kekurangan gizi dalam rahim dapat berdampak buruk pada pertumbuhan bayi di tahun-tahun awal. Ini juga dapat meningkatkan risikonya menderita obesitas, diabetes, dan komplikasi metabolisme lainnya seperti penyakit hati, dll.

Kekurangan zat gizi mikro selama kehamilan dapat berdampak buruk pada bayi dengan cara berikut:

  • Kekurangan yodium dapat menyebabkan – kelainan kongenital, kretinisme neurologis, defisiensi mental, diplegia spastik, kretinisme miksedematous, dll. Juga dapat meningkatkan risiko kematian bayi.
  • Kadar Zinc yang rendah dapat menyebabkan keterlambatan pertumbuhan janin dan kelainan kongenital.
  • Kekurangan vitamin D dapat menyebabkan rakhitis pada janin.
  • Kekurangan folat dapat menyebabkan cacat tabung saraf pada bayi.
  • Kekurangan kalsium dapat menyebabkan perkembangan tulang janin yang buruk.
  • Kadar zat besi yang rendah dalam tubuh ibu dapat menyebabkan keterlambatan pertumbuhan janin

Diet yang tidak seimbang selama kehamilan dapat berdampak buruk pada kesehatan bayi baru lahir dengan cara berikut:

  • Hal ini dapat menyebabkan lahir mati.
  • Ini dapat menyebabkan kelahiran prematur.
  • Hal ini dapat meningkatkan risiko kematian bayi baru lahir.
  • Ini dapat menyebabkan komplikasi neurologis, pernapasan, usus dan peredaran darah pada bayi.
  • Ini dapat menyebabkan cacat lahir dan kerusakan otak.

Gizi ibu yang kurang dapat membuat anak rentan terhadap komplikasi kesehatan berikut, dalam jangka panjang:

  • Disfungsi ginjal
  • Dia mungkin menghadapi masalah kardiovaskular seperti – hipertensi, aterosklerosis, stroke, dan penyakit jantung koroner
  • Osteoporosis
  • Kanker payudara
  • Disfungsi organ testis, ovarium, otak, jantung, hati, dan usus kecil, dll.

Malnutrisi ibu juga dapat berdampak negatif terhadap perkembangan mental dan kinerja sekolah seorang anak.

Cara Mengatasi Agar Ibu Hamil Tidak Kurang Gizi

Kehamilan meningkatkan kebutuhan nutrisi tubuh untuk mendukung pertumbuhan janin. Muntah berlebih, kondisi mendasar yang memengaruhi makan dan pencernaan, atau faktor sosial ekonomi mungkin bertanggung jawab atas malnutrisi selama kehamilan. Mengkonsumsi junk food secara berlebihan juga dapat menyebabkan kekurangan gizi, jika menggantikan makanan padat nutrisi. Kelainan kongenital seperti cacat tabung saraf, retardasi pertumbuhan, kelahiran prematur, dan keguguran dapat dikaitkan dengan defisiensi nutrisi spesifik yang disebabkan oleh malnutrisi. 

Sebagian besar masalah dapat dicegah dengan perubahan pola makan dan gaya hidup. Namun, Bunda harus berkonsultasi dengan dokter untuk mengidentifikasi nutrisi dan suplemen yang dibutuhkan untuk menghindari kekurangan.

Bisa Berakibat Fatal pada Janin, Kenali Tanda-tanda Ibu Hamil Kurang Gizi

Adapun beberapa tips untuk mengatasi kondisi kekurangan gizi pada ibu hamil, yaitu:

1. Makan makanan sehat dan bergizi

Memiliki diet seimbang dapat membantu Bunda menikmati kehamilan yang aman. Perbanyak konsumsi buah dan sayur untuk mendapatkan vitamin, mineral dan serat. Sertakan sumber protein sehat seperti ikan, telur, kacang-kacangan, kacang-kacangan, dan unggas dalam makanan Bunda. Selain itu, tambahkan makanan bertepung seperti tepung jagung, pasta, mie, roti, dan kentang untuk memenuhi kebutuhan karbohidrat Anda yang meningkat.

2. Konsumsi suplemen prenatal

Zat besi, asam folat, kalsium, serta vitamin dan mineral lainnya perlu ditambahkan pada perempuan yang sedang hamil dengan atau tanpa malnutrisi. Karena suplemen tersebut sering dibutuhkan dalam jumlah yang lebih tinggi dari yang dapat diberikan oleh diet normal.

3. Pantau berat badan

Indeks Massa Tubuh (IMT) dipantau secara teratur untuk memeriksa peningkatan atau respons terhadap intervensi diet. Hal ini biasanya dilakukan oleh tenaga medis, seperti dokter atau bidan setiap kunjungan pemeriksaan kehamilan yang dilakukan secara rutin.

Artikel Terkait: Cara Tepat Menghitung Indeks Massa Tubuh (IMT) Ibu Hamil

4. Selalu Melakukan Aktivitas Fisik

Latihan fisik meningkatkan indikator-indikator ini dan menghasilkan penambahan berat badan, sehingga membalikkan fitur terbesar dari malnutrisi. Selain itu, aktivitas fisik meningkatkan kebutuhan akan beberapa vitamin dan mineral. Diet yang seimbang akan menyediakan cukup vitamin dan mineral untuk menutupi kebutuhan yang meningkat karena aktivitas. 

5. Istirahat

Beberapa penelitian menyebutkan, mendapatkan jam tidur berkualitas yang cukup dapat meningkatkan pengambilan keputusan diet dan berkontribusi pada rencana penurunan berat badan yang menyeluruh. Hal ini juga sangat penting dilakukan para ibu hamil, terlebih bagi mereka yang sering mengalami kesulitan saat tidur di malam hari. 

6. Melakukan pemantauan kesehatan

Jika dokter mendiagnosis malnutrisi, mereka akan membuat rencana perawatan untuk ibu hamil. Perawatan akan tergantung pada tingkat keparahan malnutrisi dan adanya kondisi atau komplikasi lain yang mendasarinya.

Pada tenaga kesehatan mungkin akan melakukan:

  • penyaringan dan pemantauan berkelanjutan
  • membuat rencana diet, yang mungkin termasuk mengonsumsi suplemen
  • mengobati gejala tertentu, seperti mual
  • mengobati infeksi yang mungkin ada
  • memeriksa masalah mulut atau menelan
  • menyarankan peralatan makan alternatif.

Dalam kasus yang parah, dokter dapat memberikan nutrisi secara intravena (melalui infus).

Untuk itu, ibu hamil disarankan melakukan pemeriksaan kehamilan atau antenatal secara rutin setiap bulannya. Hal ini berguna untuk melihat apakah ada tanda-tanda ibu hamil kurang gizi atau tidak, sehingga Bunda bisa mendapat perawatan sesuai dengan kondisi yang sedang berlangsung.

Semoga informasi di atas dapat bermanfaat bagi Bunda ya!

***

 

Baca Juga:

Bayi Kurang Gizi Tidak Hanya Kurus, Ketahui Gejala dan Jenis Malnutrisi Berikut

Penting! 8 Nutrisi Ibu Hamil yang Perlu Diperhatikan agar Janin Selalu Sehat

Jalani Promil, Apa Saja Nutrisi yang Dibutuhkan Sebelum Hamil?

Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.