Hingga kini para ilmuwan masih terus mempelajari COVID-19 yang memasuki babak baru tanpa permisi. Beragam gejala baru bermunculan, seperti sakit mata hingga delirium. Namun, adanya komplikasi paru menjadi concern pasien COVID-19, maka penting untuk mengetahui seperti apa tanda gejala COVID-19 sudah ke paru-paru, agar penanganannya tepat.
5 Tanda Gejala COVID-19 Sudah ke Paru-paru
Seperti diketahui, setiap orang yang terkonfirmasi positif COVID-19 bisa menunjukkan gejala berbeda. Bahkan, tak jarang ia tidak menunjukkan gejala yang berarti. Gejala COVID-19 yang sejauh ini telah ditemukan antara lain:
- Demam
- Batuk kering
- Kelelahan
- Nyeri otot
- Sakit tenggorokan
- Diare
- Konjungtivitis atau peradangan pada mata
- Sakit kepala
- Kehilangan fungsi indra penciuman dan pengecap rasa
- Ruam pada kulit atau perubahan warna jari tangan dan kaki
- Sesak napas
- Nyeri dada
- Kehilangan kemampuan berbicara atau bergerak
- Sakit mata
- Delirium
Sementara di laman The Indian Times, Dr Arvind Mohan selaku Ketua Institute of Chest Surgery, Chest Onco-Surgery & Lung Transplantation at Medanta lung fibrosis menyebutkan bahwa penurunan kinerja paru menjadi indikator peningkatan keparahan COVID-19.
Baru-baru ini, sebuah makalah yang dipublikasikan oleh John Hopkins Medicine mengungkap beberapa gejala yang merujuk pada komplikasi paru-paru. Ini bisa terjadi dalam jangka pendek hingga panjang, dan dapat dikaitkan dengan gejala yang muncul di awal. Apa saja?
1. Batuk Terus Menerus
Virus corona SARS-CoV-2 penyebab COVID-19 berkembang di lapisan dada sehingga dapat menyebabkan serangan batuk yang parah. Memang, batuk kering tak serta merta jadi penanda khas COVID-19.
Akan tetapi, jika batuk tidak kunjung sembuh, bahkan hingga 2-3 minggu setelah gejala awal, maka memungkinkan ini pertanda telah terjadi komplikasi paru. Batuk yang keras dan berkelanjutan bisa jadi tanda COVID-19 yang berkepanjangan dan perlu menjadi perhatian.
2. Mengalami Sesak Napas
Berikutnya, sesak napas atau dispnea juga menjadi masalah bilamana ada gangguan pada fungsi paru-paru. Jika dibiarkan, hal ini menyulitkan oksigen masuk ke paru-paru. Bagi orang yang sudah terjangkit COVID-19, sesak napas dan penurunan saturasi oksigen akan dirasakan, terutama mereka yang termasuk golongan berisiko tinggi.
Kondisi ini berpotensi fatal, mengingat pasien sesak napas tentu membutuhkan oksigen yang mumpuni. Gejala ini biasanya juga dapat menimbulkan masalah setelah proses pemulihan, karena pasien akan membutuhkan dukungan tambahan untuk menormalkan fungsi paru-paru dalam kesehariannya.
3. Nyeri Dada dan Sulit Bernapas
Dokter memperingatkan bahwa kesulitan bernapas, atau mengalami nyeri dada akut secara tiba-tiba juga merupakan tanda kerusakan paru-paru terkait COVID-19 yang parah, atau ARDS (Acute Respiratory Distress Syndrome) yang merupakan tanda gagal paru-paru.
Baik itu gejala yang ringan maupun berat, ARDS dan komplikasi terkait menandakan adanya radang di paru-paru dan dapat menimbulkan dampak yang bertahan lama, seperti jaringan parut paru-paru.
4. Tanda Infeksi Lain Bermunculan
Komplikasi paru-paru atau dada dapat memicu penyakit dan infeksi mematikan lain. Sebut saja sepsis, yang mana terjadi ketika virus masuk ke aliran darah dan mulai menyerang jaringan sehat di tubuh, termasuk ini jantung dan paru-paru.
Sepsis juga dapat merusak sinkronisasi dan koordinasi organ vital dalam tubuh. Dalam beberapa kasus yang sudah parah, sepsis dapat mengakibatkan kerusakan paru-paru permanen.
Untuk itu, jika Anda mengalami gejala berkaitan dengan penurunan fungsi paru-paru, segeralah berkonsultasi dengan dokter. Hal ini juga berlaku untuk pasien berisiko tinggi dan melakukan evaluasi parameter organ vital secara berkala.
5. Badai Sitokin
Terakhir yang juga tak kalah penting untuk menjadi fokus utama adalah badai sitokin. Badai sitokin merupakan pertanda sistem kekebalan tubuh seseorang secara keliru menyerang organ tubuh dan sel sehat dan mengakibatkan komplikasi pernapasan.
Hal ini bisa terjadi saat sistem pertahanan tubuh bekerja terlalu keras untuk menghilangkan virus dari organ tubuh, sehingga tubuh rentan terhadap infeksi dan kerusakan lainnya, selain COVID-19.
Patut diingat, bahwa peradangan ini juga bisa terus terjadi kendati sudah tak ada infeksi. Jika disepelekan, kondisi ini akan membuat kerusakan paru-paru bertahan lebih lama dan fungsinya terganggu atau disebut super infeksi.
Mengingat virus ini belum kunjung menunjukkan tanda melandai, penting bagi kita semua tetap disiplin melakukan protokol kesehatan yang dianjurkan pemerintah, kendati vaksin telah ditemukan.
Semoga informasi seputar tanda gejala COVID-19 sudah ke paru-paru ini bisa membuat Anda lebih aware terhadap kesehatan diri sendiri dan orang lain.
Artikel telah ditinjau oleh:
dr.Gita PermataSari
Dokter Umum dan Konsultan Laktasi
Baca juga:
Perlu Tahu! Ini Bedanya Pusing karena COVID-19 dengan Sakit Kepala Biasa
15 Gejala COVID-19 yang Sudah Ditemukan, Jangan Anggap Remeh!
Pasien COVID-19 Alami Gangguan Pendengaran, Gejala Baru Virus Corona?
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.