Tanda bahaya pada kehamilan trimester 2 patut diwaspadai karena bisa mengindikasikan adanya komplikasi kehamilan yang serius.
Di trimester 2, mual dan muntah biasanya sudah hilang serta risiko keguguran telah turun.
Meski begitu, ada beberapa komplikasi yang bisa terjadi.
Yuk, kenali gejala yang normal dirasakan di trimester 2 serta yang harus diwaspadai.
Artikel Terkait: 6 Keluhan yang Kerap Dirasakan Ibu Hamil 2 Bulan, Bunda Mengalaminya Juga?
Daftar isi
5 Gejala Kehamilan Trimester 2
1. Pembengkakan Ringan
Sekitar 3 dari 4 ibu hamil mengalami pembengkakan ringan pada tangan dan kaki.
Kondisi ini terjadi mulai sekitar minggu ke-22 kehamilan, walaupun terkadang lebih awal dan dapat berlangsung hingga melahirkan.
Pembengkakan ini disebabkan oleh peningkatan volume darah dan cairan dalam tubuh.
Volume darah Bunda akan meningkat sekitar 50 persen selama kehamilan dan tubuh pun mengalami retensi cairan.
Untuk mengurangi bengkak pada tangan dan kaki, cobalah tetap aktif bergerak.
Hindari berdiri atau duduk dalam waktu yang lama dan tidur dengan posisi miring ke kiri.
2. Kaki Kram
Kram kaki biasa terjadi saat kehamilan trimester 2, dan sering terjadi di malam hari.
Hal ini terjadi karena ada hubungannya dengan perubahan sirkulasi darah dan tekanan pada otot-otot kaki karena membawa beban ekstra saat hamil.
Bayi yang sedang tumbuh juga memberi tekanan pada saraf dan pembuluh darah yang menuju ke kaki.
Menurut para ahli, hal ini juga bisa terjadi karena tingkat kalsium yang rendah dalam tubuh, atau perubahan cara tubuh memproses kalsium.
Untuk mencegahnya, regangkan otot betis sebelum tidur, tetap aktif secara fisik, dan minum banyak cairan.
Pilihlah sepatu dengan mempertimbangkan kenyamanan.
Jika kram kaki terjadi, regangkan otot betis di sisi yang sakit. Mandi air panas atau pijat menggunakan es juga dapat membantu.
3. Gusi Sensitif
Memiliki gusi berdarah selama kehamilan adalah kondisi yang normal dan umum terjadi.
Bunda biasanya mengalami gusi berdarah atau bengkak pada trimester kedua atau ketiga.
Kondisi ini sering disebut sebagai gingivitis kehamilan, dan disebabkan oleh perubahan hormonal dalam tubuh.
Sekitar 60 hingga 75 persen ibu hamil mengalami pembengkakan, kemerahan, atau gusi terasa lebih lunak yang berdarah saat menggunakan benang gigi atau disikat.
Gingivitis kehamilan disebabkan oleh perubahan hormonal yang membuat gusi lebih sensitif terhadap bakteri dalam plak.
Kadar progesteron dan estrogen sangat tinggi selama kehamilan sehingga meningkatkan aliran darah ke selaput lendir, yang menyebabkan sensitivitas.
Berkumur dengan air garam dan beralih ke sikat gigi yang lebih lembut dapat mengurangi iritasi pada gusi.
Pastikan untuk menjaga kebersihan gigi dan mulut selama kehamilan.
4. Pusing
Selama trimester kedua, pusing mungkin disebabkan karena rahim yang tumbuh memberi tekanan pada pembuluh darah.
Pusing juga dapat terjadi jika Bunda berbaring telentang, yang memungkinkan berat bayi menekan vena cava (vena besar yang membawa darah dari tubuh bagian bawah ke jantung).
Jika Bunda sering mengalami pusing saat hamil, minumlah banyak cairan, hindari berdiri dalam waktu lama, dan bergerak perlahan saat berdiri atau mengubah posisi. Saat merasa pusing, coba berbaringlah dalam posisi miring.
5. Masalah pada Hidung
Selama kehamilan, kadar hormon meningkat dan tubuh akan membuat lebih banyak darah.
Hal ini dapat menyebabkan selaput lendir membengkak dan mudah berdarah sehingga kerap mengakibatkan hidung tersumbat dan mimisan.
Untuk membantu meredakan hidung tersumbat, gunakan nasal spray yang mengandung cairan saline.
Bunda juga perlu minum banyak cairan dan gunakan pelembap udara.
Hidung tersumbat atau pilek sering kali mengiritasi kulit di sekitar hidung.
Oleh karena itu, oleskan petroleum jelly di sekitar tepi lubang hidung untuk membantu melembabkan kulit.
Tanda Bahaya Kehamilan Trimester 2
Waspada jika Bunda mengalami salah satu dari tanda-tanda bahaya kehamilan trimester 2 berikut ini:
- Keputihan yang tidak normal (berair, berlendir, atau berdarah)
- Rasa sakit pada perut bagian bawah atau panggul
- Sakit punggung
- Kram perut, dengan atau tanpa diare
- Kontraksi atau pengencangan rahim yang teratur dan konsisten (lebih dari empat kontraksi dalam satu jam)
- Sakit kepala yang tidak hilang meski sudah minum obat
- Penglihatan kabur atau melihat bintik-bintik, dengan atau tanpa sakit kepala
- Pingsan
- Pembengkakan yang parah pada wajah, tangan, atau kaki
- Kenaikan berat badan yang sangat cepat
- Gerakan janin berkurang
Jangan ragu untuk segera berkonsultasi dengan dokter jika mengalami gejala-gejala seperti yang disebutkan di atas.
Ibu hamil juga harus mewaspadai komplikasi yang mungkin terjadi pada kehamilan trimester kedua seperti:
1. Perdarahan
Meskipun keguguran jarang terjadi pada trimester kedua, bukan berarti tidak akan terjadi sama sekali. Perdarahan vagina biasanya merupakan tanda peringatan pertama pada keguguran.
Penyebab lain perdarahan pada trimester kedua adalah persalinan dini atau adanya masalah dengan plasenta, seperti plasenta previa (plasenta menutupi serviks) atau solusio plasenta (plasenta terpisah dari rahim).
Bunda mungkin merasa takut jika mengalami perdarahan, tetapi penting untuk diingat bahwa tidak semua perdarahan berarti keguguran.
Hubungi dokter atau unit gawat darurat segera jika Bunda mengalami perdarahan saat hamil, tetapi cobalah untuk tetap tenang. Bunda mungkin akan disarankan untuk istirahat sampai perdarahan berhenti.
2. Ketuban Pecah Dini Prematur
Kantung ketuban melindungi bayi dari bakteri. Begitu rusak, ada kekhawatiran bayi terkena infeksi.
Ketuban pecah dini prematur terjadi ketika kantung ketuban yang mengelilingi bayi pecah sebelum waktunya persalinan, sehingga memungkinkan cairan ketuban mengalir keluar. Ini dapat menyebabkan masalah serius bagi bayi.
Penyebab pasti ketuban pecah dini prematur tidak selalu jelas. Namun, dalam banyak kasus, sumber masalahnya adalah infeksi pada membran.
Ketuban pecah pada trimester kedua patut diwaspadai karena dapat menyebabkan kelahiran prematur. Bayi yang lahir antara minggu ke-24 dan ke-28 kehamilan berada pada risiko terbesar untuk mengembangkan masalah medis jangka panjang yang serius, terutama penyakit paru-paru.
3. Inkompetensi Serviks/Insufisiensi Serviks
Serviks adalah jaringan yang menghubungkan vagina dan rahim. Terkadang, serviks tidak mampu menahan tekanan rahim yang tumbuh selama kehamilan.
Peningkatan tekanan ini dapat melemahkan serviks dan menyebabkannya terbuka sebelum bulan kesembilan.
Kondisi ini dikenal sebagai inkompetensi serviks atau insufisiensi serviks.
Meskipun termasuk kasus yang langka, ini patut diwaspadai karena dapat menyebabkan komplikasi serius.
Pembukaan dan penipisan serviks akan menyebabkan pecahnya selaput ketuban dan terjadi persalinan prematur.
Ini biasanya terjadi sekitar minggu ke-20 kehamilan. Lantaran janin terlalu prematur untuk bertahan hidup di luar rahim pada saat itu, nyawanya sering kali tidak dapat diselamatkan.
Ibu hamil berada pada risiko yang lebih tinggi untuk inkompetensi serviks jika mereka memiliki trauma serviks sebelumnya, seperti robekan saat melahirkan, biopsi kerucut serviks, dan riwayat operasi pada leher rahim.
Tidak seperti persalinan prematur, inkompetensi serviks biasanya tidak menyebabkan rasa sakit atau kontraksi.
Tanda lainnya adalah perdarahan ataupun keputihan.
4. Preeklamsia
Meskipun preeklamsia biasanya terjadi selama trimester ketiga untuk kehamilan pertama, beberapa ibu hamil mungkin saja mengalami preeklamsia selama trimester kedua.
Preeklamsia memengaruhi setiap sistem dalam tubuh, termasuk plasenta.
Ini terjadi ketika Bunda mengalami tekanan darah tinggi, proteinuria (sejumlah besar protein dalam urin), dan edema berlebihan (pembengkakan).
Hubungi dokter segera jika Bunda mengalami pembengkakkan yang parah atau salah satu dari gejala berikut:
- Sakit kepala yang tidak hilang setelah minum obat
- Kehilangan penglihatan/pandangan kabur
- Adanya bintik-bintik yang mengganggu penglihatan
- Sakit parah di sisi kanan tubuh atau di daerah perut
- Mudah memar
Artikel Terkait: Masih mual di trimester kedua, normalkah? ini penjelasannya!
Cara Mencegah
1. Jangan Lupa Melakukan Pemeriksaan Rutin
Dalam setiap kunjungan pemeriksaan kehamilan, dokter akan memeriksa berat badan, ukuran rahim, tinggi fundus (bagian atas rahim) dan detak jantung bayi untuk memastikan semuanya berjalan seperti yang diharapkan.
Jika Bunda memiliki faktor risiko tertentu, dokter mungkin menyarankan skrining genetik termasuk tes darah yang mencari peningkatan faktor risiko untuk kondisi kromosom atau bawaan, seperti down syndrome.
Apabila Bunda hamil di musim flu, pertimbangkan untuk mendapatkan vaksin influenza, dan rencanakan untuk vaksin Tdap pada trimester ketiga untuk melindungi bayi dari batuk rejan setelah lahir.
2. Skrining Glukosa
Sekitar 1 dari 10 ibu hamil didiagnosis dengan diabetes gestasional, itulah sebabnya American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG) merekomendasikan agar semua perempuan diskrining untuk kondisi sekitar minggu ke-24 hingga minggu ke-28 kehamilan.
3. Lacak Kenaikan Berat Badan
Dokter mungkin akan menyarankan agar Bunda mencatat pertambahan berat badan setiap minggunya.
Jika Bunda memiliki berat badan yang normal sebelum hamil, Bunda akan membutuhkan sekitar 300 hingga 350 kalori tambahan sehari selama trimester kedua.
4. Hindari Pemandian Air Panas dan Sauna
Mungkin Bunda berpikir untuk meredakan kaki yang sakit dan bengkak dengan berendam di bak mandi air panas.
Sayangnya, bak mandi air panas dan sauna tidak boleh dilakukan selama kehamilan, karena berisiko meningkatkan suhu tubuh Anda hingga lebih dari 38,3 derajat celcius dan ini berbahaya.
Jika ingin berendam di bak mandi, gunakan termometer untuk menjaga suhu air tetap rendah — sekitar 36,1 hingga 36,6 derajat celcius.
5. Hindari Makanan Mentah, Setengah Matang, dan Produk Susu yang Tidak Dipasteurisasi
Nafsu makan mungkin sudah kembali di trimester dua, tetapi Bunda tetap harus menghindari makanan laut, telur, dan daging mentah atau setengah matang.
Keju lunak, seperti Brie, keju kambing, dan feta yang dibuat dengan susu yang tidak dipasteurisasi tidak boleh dikonsumsi ibu hamil karena belum diolah untuk membunuh bakteri.
Periksa label makanan terlebih dahulu untuk memastikan semua yang Bunda makan dibuat dengan produk yang dipasteurisasi.
Artikel Terkait: 7 Perubahan Saat Kehamilan Trimester Kedua, Bunda Mengalaminya?
Cara Mengatasi
Tetaplah waspada dengan tanda-tanda bahaya pada kehamilan trimester dua untuk dapat melakukan deteksi dini dan intervensi.
Komplikasi pada umumnya diatasi dengan perawatan tertentu di rumah sakit atas pengawasan dokter.
Misalnya tindakan cerclage darurat atau jahitan di sekitar leher rahim biasanya dilakukan untuk mengatasi inkompetensi serviks dengan kemungkinan ketuban belum pecah.
Setelah tindakan ini biasanya ibu hamil dianjurkan untuk bedrest.
Untuk ketuban pecah dini, rawat inap, antibiotik, steroid, dan obat yang dapat menghentikan persalinan, seperti terbutalin dapat digunakan.
Jika ada tanda-tanda infeksi setelah ketuban pecah dini, persalinan dapat diinduksi untuk menghindari komplikasi serius. Antibiotik akan diberikan untuk mencegah infeksi.
Artikel Terkait: 7 Pemeriksaan Kehamilan di Trimester Kedua yang Tidak Boleh Dilewatkan
Itulah beberapa tanda bahaya pada kehamilan trimester 2 yang patut diwaspadai oleh ibu hamil. Semoga dapat bermanfaat untuk Bumil yang sedang memasuki trimester kedua!
2nd trimester pregnancy: What to expect
www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/pregnancy-week-by-week/in-depth/pregnancy/art-20047732
Warning signs and complications
www.fhn.org/second-trimester-warning-signs-and-complications.asp
13 Home Remedies for Swollen Feet During Pregnancy
www.healthline.com/health/pregnancy/swollen-feet-during-pregnancy
Your Guide to the Second Trimester of Pregnancy
www.whattoexpect.com/second-trimester-of-pregnancy.aspx
Leg Cramps and Leg Pain
www.webmd.com/baby/leg-cramps
Bleeding gums during pregnancy
www.babycenter.com/pregnancy/health-and-safety/bleeding-gums-during-pregnancy_217
Baca Juga:
[Video] Perkembangan janin trimester kedua, ini yang perlu Bumil tahu!