Lokasi pengungsian korban erupsi Gunung Semeru yang ada di Desa Penanggal, Kecamatan Candipuro, Lumajang sedang menjadi buah bibir netizen karena dijadikan sebagai tempat syuting sinetron. Sinetron tersebut berjudul Terpaksa Menikahi Tuan Muda (TMTM).
Hal ini tentu saja menuai kritikan dari banyak orang karena dinilai tak memiliki empati. Bagaimanapun juga, tempat pengungsian adalah tempat yang menampung orang-orang yang sedang terkena bencana gunung meletus.
Kritik dari netizen berawal ketika akun Instagram bernama @cakyo_saversemeru membagikan berbagai foto dan video adegan syuting yang ada di lokasi pengungsian tersebut. Akun ini memberikan caption “Bencana Bukan Drama” pada unggahannya.
“Bencana bukan drama. Ketika kami relawan lokal, yang tidak punya nama untuk membantu saudara sendiri penuh dengan Drama,” tulis akun tersebut.
Baca juga: Ditemukan Meninggal Berpelukan, Ini Kisah Rukmini dan Ibunya Korban Erupsi Semeru
“Sekarang Lokasi Pengungsian Justru dijadikan Lokasi Syuting Sebuah Drama,” lanjut akun tersebut. Akun tersebut juga mengunggah poster yang mengatakan bahwa Lumajang masih berduka akibat letusan Gunung Semeru kemarin.
“Lumajang masih dalam suasana berkabung. Mayat saudara-saudara kita yang terkubur material Semeru masih dalam harapan bisa ditemukan,” tulis akun tersebut sebagaimana dilansir oleh Kompas.com.
“Tim Anda datang kepengungsian hanya untuk shoting film, ditambah lagi aktor dan aktrisnya beradegan pelukan di depan anak-anak. Sungguh sangat menyakiti hati kami,” imbuh akun tersebut yang diamini oleh para pengguna Instagram lainnya.
Syuting Dibuat di Posko Penanggal
Rayyan Agung, salah satu relawan mandiri bercerita bahwa syuting itu dibuat di Posko Desa Penanggal, Kecamatan Candipuro, Lumajang pada hari Selasa (21/12/2021) yang lalu. Rayyan sangat menyayangkan adanya kegiatan syuting di lokasi pengungsian mengingat ada banyak korban bencana yang masih belum ditemukan.
“Banyak warga yang kehilangan tempat tinggal serta saudara, ibu, ayah dan keluarga lainnya,” jelas Rayyan.
Rayyan mengungkapkan bahwa kegiatan dan tayangan sinetron tersebut belum tentu memberikan banyak manfaat untuk korban yang terkena semburan awan panas dari Gunung Semeru. Para pengungsi dibuat keheranan mengapa tempat pengungsian menjadi lokasi syuting sinetron.
Baca juga: 5 Ibu Hamil Melahirkan di Posko Pengungsian Gunung Semeru, Begini Kondisinya
Rayyan mengatakan bahwa dirinya sengaja memfoto dan merekam kegiatan syuting tersebut agar pemangku kebijakan mengetahuinya dan melakukan tindakan. Ini adalah tindakan yang sangat tidak etis dan tidak layak untuk dilakukan. Rayyan juga melihat surat yang beredar terkait izin proses syuting tersebut. Namun, dia tidak tahu apakah proses syuting mendapatkan izin atau tidak.
Dilansir dari kompas.com, izin masih dalam proses pengajuan. Dia sangat berharap agar bencana ini tidak dijadikan sebagai tempat untuk mengambil keuntungan.
PH dan Pemain Sinetron Sampaikan Permintaan Maaf
Viralnya kabar ini dan banyaknya kritik dari netizen membuat rumah produksi sinetron TMTM, Veronica Pictures, sampaikan permintaan maaf melalui akun Instagram miliknya. Pihak PH mengaku tidak memanfaatkan bencana dan kesedihan hanya demi konten.
“Jika kami ada menyinggung para korban dengan kedatangan kami, kami sungguh sungguh minta maaf dari lubuk hati kami yang terdalam,” tulis Verona Pictures sebagaimana dikutip dari Instagram @veronapictures, Kamis (23/12/2021).
Baca juga: Kisah Pilu Korban Semeru Minta Mukena, Ingin Salatkan Anaknya yang Meninggal
Pihak PH berdalih bahwa kedatangan mereka ke pengungsian adalah salah satu usaha untuk meringankan beban korban bencana.
“Bukan hanya dengan bantuan materil, tapi juga dengan membawa sedikit hiburan untuk para pengungsi…,” tulis Verona Pictures. “Kami segenap pemain dan crew begitu bahagia bisa melihat tawa dan senyuman di wajah para pengungsi ketika melihat kedatangan kami…,” lanjutnya.
Dwi Sunarso Lobo selaku Line Producer dari PH tersebut mengatakan bahwa tempat pengungsian bukan satu-satunya lokasi syuting. Berbagai spot pariwisata di Lumajang juga menjadi tempat syuting dari sinetron ini. Sinetron yang digarap, menurutnya, sangat relevan dengan lokasi syuting karena mengisahkan tentang pemilik yayasan kemanusiaan sedang menjadi relawan di lokasi pengungsian.
Tidak hanya pihak production house, artis yang membintangi sinetron tersebut, Rebecca Tamara, juga menyampaikan permintaan maafnya di akun Instagram miliknya.
Pada status yang diunggahnya, Rebecca menyampaikan permintaan maaf karena membuat banyak pihak merasa kecewa. Rebecca tidak mempermasalahkan kritik dari bebagai pihak. Itu akan dia jadikan sebagai pengingat agar menjadi pribadi yang jauh lebih baik.
Banjir Kritikan Netizen
Ketika kabar ini diunggah kembali oleh akun Lambe Turah, sontak kritikan netizen membanjiri postingan tersebut.
“totalitas banget ya, totalitas gublugnya,” tulis akun poppyta.
“Bencana pun masih sempatnya dijadikan cuan, luar biasa emang,” tulis akun yudit_christiawan.
“Itulah kenapa aku lebih tersentuh dengan drama korea,” tulis akun ryane_blue.
“kenapa ga syutingnya di deket kaki gunung semeru aja? biar nanti erupsi lagi terus ke uruk abu vulkanik. jadi lah film azab,”tulis akun ahmadnurpauzi_
“Asal cuan, etika menjaga perasaan penyintas pun hilang,” tulis akun rajivmangruwa.
Itulah berita tentang kontroversi syuting sinetron di pengungsian korban erupsi Gunung Semeru. Semoga hal ini bisa menjadi pelajaran untuk semua pihak.
Artikel terkait:
https://id.theasianparent.com/jenazah-ibu-gendong-bayi-di-semeru
https://id.theasianparent.com/melindungi-anak-dari-erupsi
https://id.theasianparent.com/jenazah-ibu-gendong-bayi-di-semeru