Bencana erupsi Gunung Semeru di Lumajang, Jawa Timur pada Sabtu (04/12) lalu meninggalkan duka mendalam. Sejumlah warga harus kehilangan anggota keluarganya dalam peristiwa pilu tersebut. Salah satu yang menjadi viral adalah kisah korban Semeru minta mukena untuk menyalatkan anaknya yang meninggal.
Kisah Viral Korban Semeru Minta Mukena untuk Salatkan Anak
Kisah viral korban semeru minta mukena. Sumber: TikTok
Sebuah video yang menggambarkan suasana di pengungsian warga korban erupsi Semeru viral di media sosial. Video tersebut diunggah akun TikTok @ichasiimochypink3.
Video tersebut mengundang simpati warganet lantaran adegan pilu seorang ibu yang meminta mukena kepada petugas di posko bencana. Ibu tersebut mengaku sangat membutuhkan mukena untuk menyalatkan anaknya yang jadi korban meninggal dunia.
“Bu, sampean (Anda) butuh mukena, ya?” tanya petugas posko.
“Iya, anak saya meninggal. Saya butuh salat ini,” jawab ibu yang tidak diketahui namanya itu.
Mendengar hal tersebut, relawan yang berada di posko tampak terkejut sekaligus sedih. Mereka pun berusaha memenuhi kebutuhan ibu itu dalam kondisi serba darurat.
Video tersebut ternyata juga mengundang rasa iba dan simpati warganet. Hingga berita ini diturunkan, video berisi korban Semeru minta mukena itu telah ditonton lebih dari dua juta pengguna TikTok.
Ratusan ribu like dan ribuan komentar juga ditinggalkan warganet dalam video unggahan @ichasiimochypink3.
“Itulah kasih sayang seorang ibu ke anaknya,” ujar salah seorang netizen.
“Ya Allah, yang sabar ya, Bu. Insyaallah anakmu husnul khatimah. Alfatihah, amin ya robbal alamin,” tulis yang lainnya.
“Kasih sayang seorang ibu, ya Allah, sampai dalam keadaan bencana ingat anaknya,” timpal netizen lain dengan komentar dibubuhi emoticon berurai air mata.
Artikel terkait: Nahas, Jenazah Ibu Gendong Bayi Ditemukan di Daerah Terdampak Semeru
Puluhan Korban Meninggal akibat Erupsi Gunung Semeru
Proses evakuasi jenazah korban erupsi Semeru. Gambar: Getty Image
Peristiwa erupsi Semeru memang tak hanya membuat warga sekitar kehilangan materi, tetapi juga anggota keluarga yang mereka sayangi. Menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), hingga Sabtu (11/12), jumlah korban meninggal akibat awan panas guguran Gunung Semeru menjadi 46 orang.
Tim SAR gabungan masih mencari 9 orang yang dinyatakan hilang. Selain itu, 18 orang dilaporkan mengalami luka berat dan 11 orang luka ringan.
Namun demikian, pencarian korban sempat terhambat lantaran cuaca buruk. Humas Basarnas Surabaya, Tholib Mahameru, mengungkapkan proses pencarian korban di Desa Sumberwuluh untuk sementara terhenti pada Senin pagi akibat hujan deras di area puncak dan angin kencang di area pencarian.
“Potensi aliran air dari atas dikhawatirkan membahayakan, mengingat akses ke lokasi hanya satu dan cuaca buruk dikhawatirkan merobohkan jembatan,” kata Tholib kepada BBC Indonesia.
Di sisi lain, Tim SAR juga belum bisa menjangkau seluruh area pencarian. Pasalnya, terdapat area tambang pasir di Desa Sumberwuluh yang belum terjamah karena material sisa letusan masih dalam kondisi panas dan mengeluarkan asap.
Artikel terkait: Ditemukan Meninggal Berpelukan, Ini Kisah Rumini dan Ibunya Korban Erupsi Semeru
Sistem Peringatan Dini dan Masalah Tata Ruang jadi Sorotan
Para korban erupsi Gunung Semeru. Gambar: EPA
Adanya korban jiwa dalam bencana erupsi Semeru pada akhirnya memunculkan tanda tanya bagi sejumlah pihak: apakah tak ada peringatan dini? Di lapangan, sejumlah warga mengaku tidak menerima peringatan dini terkait prediksi munculnya erupsi.
Sementara itu, menurut Vulkanolog Surono, bencana alam yang menimbulkan korban jiwa di wilayah rawan di Indonesia dipicu oleh pengelolaan tata ruang yang salah. Ia menyebut, saat ini banyak pembangunan tata ruang tidak berbasis dengan peta rawan bencana.
“Ilustrasinya, Anda berdiri di tengah jalan tol, tempat mobil kecepatan tinggi, lalu Anda minta peringatan dari pengelola tol, ada mobil tidak di belakang saya. Kan bukan salah mobilnya, tapi Anda berdiri di mana,” ujarnya.
Merujuk yang terjadi di Semeru, Surono mengatakan, pemukiman yang terdampak berada di jalur awan panas guguran.
****
Parents, itu dia kisah korban semeru minta mukena yang viral di media sosial serta kritik sejumlah pihak atas jatuhnya korban jiwa dalam erupsi Gunung Semeru. Semoga korban jiwa diberikan ketenangan dan keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan, ya.
Baca juga:
Gunung Semeru Erupsi, Apa Bahaya Abu Vulkanik bagi Kehidupan Manusia?
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.